Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Apa Salahnya Lulusan Sarjana Jadi Debt Collector? Pekerjaan Ini Legal dan Menghasilkan kok

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
2 Januari 2024
A A
Apa Salahnya Lulusan Sarjana Jadi Debt Collector? Pekerjaan Ini Legal dan Punya Etika kok Mojok.co

Apa Salahnya Lulusan Sarjana Jadi Debt Collector? Pekerjaan Ini Legal dan Punya Etika kok (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan banyak saya temui lulusan sarjana yang memutuskan menjadi debt collector atau penagih utang dari rumah ke rumah. Fakta ini saya temui ketika melakukan wawancara kerja secara langsung dengan beberapa kandidat. Sebagai recruiter, saya memang sering menjadi teman curhat dadakan oleh para peserta. Di luar posisi yang dilamar, biasanya mereka menceritakan tentang sulitnya mencari pekerjaan hingga tantangan-tantangan di pengalaman kerja sebelumnya. 

Nah, beberapa peserta menceritakan, kesulitan mendapatkan pekerjaan saat ini mendorong mereka mendaftar sebagai debt collector di beberapa perusahaan. Mereka memiliki kekhawatiran yang mirip. Mereka tidak ingin lama-lama menganggur, tapi takut dipandang sebelah mata oleh orang tua maupun kenalan kalau menjalani pekerjaan sebagai penagih utang. 

Sejauh pengalaman saya menjadi teman curhat dadakan, tidak ada satupun dari mereka yang memang bercita-cita menjadi penagih utang. Sulit dimungkiri, di mata masyarakat pekerjaan ini memang nggak mentereng. Debt collector terkenal kerap menggunakan intimidasi dan kekerasan ketika menagih nasabah. Bahkan, tidak sedikit nasabah yang ketakutan hingga trauma ketika didatangi penagih utang. Oleh karena itu, banyak orang menilai, pekerjaan ini tidak pantas untuk lulusan sarjana. Stigma debt collector membuat pekerjkaan ini tidak diminati, apalagi dicita-citakan. Mereka yang mendaftar kebanyakan karena kepepet seperti kebanyakan fresh graduate sekarang ini. 

Debt collector pekerjaan legal dan punya etika

Padahal, kalau mau mengulik lebih jauh, pekerjaan debt collector adalah legal—selama taat kepada regulasi yang sudah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satu yang diatur, kredit-kredit yang macet wajib ditagih oleh pegawai yang mengemban posisi sebagai debt collector di perusahaan tersebut. Praktik ini memudahkan perusahaan dan OJK dalam melakukan pengawasan.  

Selain itu pekerjaan ini punya etika penagihan yang harus dipatuhi ketika menjalankan tugasnya.  Dengan kata lain, menagih utang punya prosedur yang wajib dipatuhi. Artinya, penagih utang tidak bisa asal memaki, merendahkan, mengintimidasi, dan cara kasar lain yang membuat nasabah tersudut. Prosedur juga mengatur batasan waktu penagihan atau kunjungan ke rumah nasabah. Debt collector  akan mendapat sanksi kalau ketahuan melanggar. 

Saya hanya ingin menekankan, terlepas dari stigma yang melekat, debt collector adalah pekerjaan yang legal. Oleh karena itu, sebagai seorang recruiter saya beranggapan, tidak ada yang salah dengan lulusan sarjana menjalani pekerjaan tersebut. Mereka juga akan mendapat pengalaman dan penghasilan dengan menjalani pekerjaan ini. Toh, kalau selama proses bekerja memang dirasa kurang sesuai atau tidak tahan, tidak ada paksaan untuk bertahan.

Menjaring pengalaman dan pelajaran

Banyak pelajaran bisa dipetik dari menjadi debt collector. Salah satunya, kemampuan komunikasi yang persuasif terhadap nasabah. Debt collector harus bisa secara tegas mengingatkan dan meyakinkan nasabah untuk melunasi utang-utangnya. Kemampuan komunikasi ini terasa semakin menantang apabila dilakukan dengan prosedur dan etika-etika yang sesuai. 

Selain itu, pekerjaan ini  juga perlu disiplin, terbiasa bekerja dengan target, dan mampu menyusun laporan dengan baik. Syukur-syukur, melalui pekerjaan ini seseorang bisa punya banyak kenalan dan membangun jaringan. Pengalaman tersebut bisa menjadi bekal untuk mengarungi kehidupan maupun pekerjaan selanjutnya. 

Baca Juga:

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Tulisan ini bukan berarti saya mendorong lulusan sarjana untuk menjadi debt collector ya. Saya hanya ingin membesarkan hati teman-teman yang saat ini sedang bekerja sebagai debt collector atau berencana mendaftar posisi tersebut. Pekerjaan ini legal dan menghasilkan, jadi tidak ada salahnya untuk mencoba. Dengan catatan, kalian mendaftar di perusahaan-perusahaan yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan ya sehingga pekerjaannya punya prosedur dan etika.  

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Hal-hal yang Kita Tak Ketahui dari Debt Collector: Mereka Tidak (Sekadar) Menagih, tapi (Juga) Mengingatkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Januari 2024 oleh

Tags: debt collectorFresh Graduatepekerjaansarjanasarjana jadi debt collector
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Hal-hal yang Kita Tak Ketahui dari Debt Collector: Mereka Tidak (Sekadar) Menagih, tapi (Juga) Mengingatkan

Hal-hal yang Kita Tak Ketahui dari Debt Collector: Mereka Tidak (Sekadar) Menagih, tapi (Juga) Mengingatkan

1 Mei 2023
menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

Dosen yang Nggak Pernah Praktik Kerja Sesuai Mata Kuliah yang Dia Ajarin, Kudu Digimanain?

3 Juli 2020
Menimbang Keputusan Resign buat Jadi Pengangguran Sementara terminal mojok.co

Rendahnya Selera Pekerjaan Sarjana Masa Kini, Iyakah?

16 Agustus 2019
Pekerja Freelance Disepelekan, Dianggap Nggak Menghasilkan karena Nggak Punya Kantor dan Kerjaan Tetap Mojok.co

Pekerja Freelance Disepelekan, Dianggap Nggak Menghasilkan karena Nggak Punya Kantor dan Kerjaan Tetap

21 April 2024
Work Life Balance Adalah Mitos Belaka Bagi Ibu Pekerja terminal mojok (1)

Work Life Balance Adalah Mitos Belaka Bagi Ibu Pekerja

21 Mei 2021
5 Cara Jitu Menghasilkan Cuan yang Saya Lakukan Saat Jadi Mahasiswa, Bisa Bayar Kuliah dan Tabungan Menikah

5 Cara Jitu Menghasilkan Cuan yang Saya Lakukan Saat Jadi Mahasiswa, Bisa Bayar Kuliah dan Tabungan Menikah

23 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.