Kalian sudah bosan sama artikel tentang kuliner Yogyakarta? Kalau kalian bilang bosan, saya nggak percaya. Kenapa saya begitu yakin, sebab ragam kuliner di Kota Pelajar ini memang begitu banyak. Yogyakarta memang terkenal sebagai penghasil gudeg, tapi kuliner lainnya tak bisa dianggap remeh. Dan kali ini, kuliner yang akan saya bahas adalah Saoto Bathok Mbah Katro.
Wah, apa tuch? ((zoom in)) ((zoom out))
Saoto Bathok Mbah Katro ini amat terkenal. Saking terkenalnya, jarang banget warungnya sepi. Tempat seluas itu, hampir tak pernah kosong. Kecuali kalau tutup. Ya ngapain dah ke sana pas tutup gua tanya.
Yang bikin spesial Saoto Bathok Mbah Katro ini adalah cara penyajiannya, yaitu menggunakan batok kelapa. Tidak hanya penyajian yang unik harganya pun cukup terjangkau yaitu Rp6000 saja per porsinya untuk soto campur, dan Rp8000 jika dipisah. Sangat terjangkau bukan?
Tidak hanya menyediakan soto saja, di sana juga tersedia makanan pendamping seperti sate, tempe, telur, dan sebagainya. Nggak mahal kok, ya kira-kira dua puluh ribu bisa kenyang lah. Kecuali kalau kalian nggak cukup satu batok, ya itu beda cerita.
Soto bathok Mbah Katro ini berisi nasi, kecambah dan beberapa potong daging sapi. Yap, meskipun harganya sangat terjangkau, dalam satu porsi soto batok ini kalian masih bisa mendapatkan beberapa potong daging sapi. Tentu saja sesuai harga yang dibayarkan.
Bentar, kalian pasti bertanya-tanya, nama tempatnya saoto, tapi menunya soto. Emang ada bedanya? Saya kurang tau kenapa ditulisnya saoto, tapi mau pakai saoto dan soto, makanannya tetep sama. Nah, kalau sauto, baru beda. Jadi, saya pakai saoto untuk penyebutan tempatnya, dan pakai soto untuk membahas makanannya, biar kalian paham aja sih.
Biasanya Saoto Bathok Mbah Katro ini ramai pengunjung pada jam sarapan alias saat baru buka pukul 06.00 hingga jam 10.00 WIB. Sebab suasana pagi hari yang sejuk memang sangat pas untuk menikmati soto yang hangat. Tetapi, meski ramai, jangan khawatir nggak kebagian tempat duduk. Penyajian dan pelayanan yang cepat bikin pergantian tamunya ikutan cepet. Jarang ada yang makan terus nongkrong lama. Pelanggan tahu diri gini nih yang top.
Sistem pesan dan pembayaran di sana juga mudah. Tinggal ambil nota, isi menu, kasih ke petugas, sembari ambil nomor. Makanan diantar beserta notanya. Nanti, ketika bayar, tinggal ngasih nota tadi. Gampang, efektif, simpel.
Lokasi dari Saoto Bathok Mbah Katro sendiri nggak jauh-jauh banget dari kota, 12 kilometer lah kira-kira. Terletak di Sambisari, warung ini bisa dicapai tak sampai sejam. Kecuali situ dari Kulon Progo, ha beda cerita, Bos.
Nah, warung ini nggak jauh dari Candi Sambisari. Bagi kalian yang punya waktu luang, bisa tuh abis makan jalan-jalan ke Candi Sambisari.
Selain penyajian yang unik, yang jadi daya tarik dari warung soto ini adalah pemandangannya. Warungnya terletak di tengah-tengah sawah. Kalian akan melihat padi terhampar. Rasanya menyenangkan makan soto sembari melihat pemandangan.
Asal, kalian nggak nginjek-nginjek sawahnya. Malah dadi masalah.
Bagi kalian yang penasaran, cus nggak pakai lama berkunjung ke Saoto Bathok Mbah Katro. Rasanya enak, harga terjangkau, view nggak kaleng-kaleng, duh, kurang apa coba?
Tertarik? Siap-siap bangun pagi, keburu kehabisan!
Penulis: Dina Aurellia
Editor: Rizky Prasetya