Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Sandal Setengah Juta

Ni Nyoman Ayu Suciartini oleh Ni Nyoman Ayu Suciartini
16 Juli 2019
A A
sandal setengah juta

sandal setengah juta

Share on FacebookShare on Twitter

Seorang teman menunjukkan sandal barunya kepada saya. Ia terus menunduk sambil memastikan bahwa sandal di kakinya masih baik-baik saja. Ia juga tidak lupa memberi tahu harga sandal yang menghiasi kakinya itu. Saya amat terkejut. Betapa ketidaktahuan saya membuat saya tampak bodoh atau…dia yang sangat tidak waras.

“Ini 500 ribu, lho.”

Saya terkejut sebab jika dia tidak memberitahu harganya, maka saya tidak akan tahu jika sandal ini, sandal setengah juta—mahal. Lalu saya bertanya, apakah sandal setengah juta itu sudah memiliki kepastian akan membawa kakimu melangkah menuju hal-hal baik? Lalu dijawabnya, “Ini kekinian.”

Saya membalas, “Otak juga harus kekinian dong.”

Lalu saya memeluknya untuk menguatkan dia yang tampak menyesal menunjukkan kebanggaannya di hadapan saya. Pelukan ini juga untuk membuatnya merasa lebih baik saat otaknya mulai berpikir sedikit waras tentang semua pertanyaan saya. Sekaligus pelukan ini adalah tanda prihatin saya kepadanya. Sebab kakinya tidak tampak lebih bagus meski alas kaki itu berharga setengah juta. Surga yang katanya berada di bawah telapak kaki perempuan (Ibu) juga belum juga menampakkan diri, meski diimingi setengah juta.

Otak saya berpikir tentang uang setengah juta yang mungkin cukup untuk membangun bisnis sandal lukis, sandal kata-kata, atau sandal apapun yang tetap murah, nyaman, bebas, merdeka, produk lokal, namun juga kekinian. Sama sekali tidak salah memiliki sandal-sandal kekinian dengan harga meroket ini. Sekali lagi tidak ada yang salah. Asal uang yang digunakan itu halal, hasil kerja sendiri, tidak memeras teman, orangtua, apalagi pacar—jangan. Itu akan berat.

Saya mungkin bukan wanita kekinian. Tidak apa. Cukup membeli sandal yang nyaman dipakai dan tidak membuat saya harus menjaganya terlalu berhati-hati. Malahan, sebaliknya, sandal itu yang menjaga saya dari panasnya gesekan, benda-benda tajam yang bisa kapan pun mengenai saya. Bayangkan, seorang perempuan harus menghindari bercak air hujan dengan jalan memutar yang memakan waktu 20 menit lebih lama. Kemudian setiap 5 menit harus mengelap sandal kesayangannya dengan tisu basah. Betapa merepotkannya alas kaki ini.

Belum tentu seseorang yang melihat langsung tertuju pada sandal “mahal” itu. Jika bertemu orang macam saya, kode apapun yang anda berikan jika sandal itu sandal mahal, maka saya tak mampu memahaminya.

Baca Juga:

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

5 Cara Cerdas Belanja di Indomaret Biar Dapat Banyak Promo

Apakah kekinian membuat seseorang kehilangan kewarasannya? Teruntuk wanita yang sudah terlanjur membelinya dan menyesal telah merelakan cuma-cuma uang setengah juta itu, tidak usah terlalu risau. Sandal kekinian itu setidaknya telah melampiaskan rasa ingin tahu Anda.

Tanah yang anda pijak tetaplah tanah. Lumpur yang Anda pijak juga tidak akan berubah menjadi taman bunga di bawah kaki-kaki kekinian itu. Namun, Anda belum terlambat untuk menjualnya. Harga second sandal ini juga masih menegangkan.

Akan ada banyak pembeli wanita yang berdatangan dan Anda tahu bahwa Anda tidak sendirian dalam ketidakwarasan itu. Teruntuk wanita yang sudah membelinya dan tidak menyesal, berarti sandal itu telah membuat Anda merasa nyaman.

Frame wanita kekinian telah Anda dapatkan, tentu harganya tidak murah. Menjadi kekinian memang selalu didambakan. Sayang, kekinian terhadap wawasan juga kecerdasan kadang tak begitu menarik untuk diikuti. Ada yang makin giat mengoleksi berbagai bentuk, berbagai ukuran, berbagai warna dari sandal-sandal kekinian itu. Lalu dipajangnya hati-hati, dihias untuk diunggah di story Instagram, beramai-ramai komentar, lalu Anda mendapat pengakuan perihal kekinian itu.

Tentang sandal dan wanita memang menarik. Penghias kaki bisa jadi simbol sebuah harga diri. Ketika kawanan pophits bertemu dengan sandal jepit biasa, maka seseorang langsung tak berterima saat itu juga. Mereka dipaksa mengikuti kekinian itu tanpa tahu apa bedanya berjalan dengan sandal mahal, dan sandal biasa-biasa saja. Sah-sah saja, itu semua hanya soal pilihan. Namun, alangkah bijaksana kiranya bila pilihan yang diambil waras dan masuk akal.

Sebelumnya, soal sandal ini juga sempat menggetarkan dunia maya. Ini terjadi di Kuta, Bali. Ribuan manusia membentuk barisan panjang di tengah terik yang berganti hujan lalu terik lagi hanya demi sebuah sandal jepit bermerek. Ribuan orang, entah datangnya dari mana, yang kebanyakan wanita, baik paruh baya, setengah remaja, remaja tanggung, dan macam-macamnya berkumpul rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan sandal impian mereka yang tengah diskon besar.

Bahkan yang dari kampung pun meluangkan waktu untuk ikutan antre agar label kekinian itu bisa dinobatkan pada dirinya. Siapa yang menobatkan? Ya, rasa bangga itu. Ya, rasa keakuan itu.

Belum lagi soal sandal bisa menjadi perusak rumah tangga. Seorang suami yang ‘waras’ tidak ingin memenuhi kekinian istrinya. Lalu, mereka terlibat pertengkaran hanya karena sandal. Ini benar terjadi dan sering diparodikan. Akan tercatat bahwa kasus perceraian makin tinggi di Indonesia. Penyebab yang paling kekinian adalah perihal sandal.

Telah dengan jelas bahwa ada pergeseran makna memakai sandal jepit. Dahulu, penggunaan sandal jepit adalah tentang sebuah kejujuran kepada telapak kaki. Memakai sandal jepit adalah sebuah kenyamanan, praktis, santai, dan tidak sedang dalam situasi yang banyak aturan. Namun, sekarang sandal adalah tentang seberapa kaya ia, tentang seberapa kekinian seseorang, dengan mengesampingkan kebebasan, kemerdekaan, kenyamanan, dan kewarasan itu sendiri.

Tentang wanita dan sandalnya adalah perkara yang tidak bisa dijelaskan oleh logika. Mereka akan punya segudang pembenaran untuk membeli sandal setengah juta itu.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: DiskonGengsikekinianKritik Sosialsandal kekiniansandal mahaltren fashion
Ni Nyoman Ayu Suciartini

Ni Nyoman Ayu Suciartini

ArtikelTerkait

Menimbang Keputusan Resign buat Jadi Pengangguran Sementara terminal mojok.co

Rendahnya Selera Pekerjaan Sarjana Masa Kini, Iyakah?

16 Agustus 2019
sudah merdeka

Yakin Sudah Merdeka? Nyinyiran Tetangga dan Kenangan Mantan Saja Masih Sering Menjajah

20 Agustus 2019
pasal

Menghakimi Status di Instastory: Pasal Mana Pasal?

19 September 2019
rasis

Rasis: Akibat dari Sekolah yang Belum Tuntas

20 Agustus 2019
rasisme

Tidak Ada Tempat Bagi Rasisme di Dunia Ini, Sekalipun Dalam Sepak Bola

5 September 2019
merantau

Kampung PNS dan Pudarnya Pesona Merantau

21 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.