Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

RIP Twitter: Aplikasi Hiburan yang Nggak (Lagi) Menghibur

Devandra Abi Prasetyo oleh Devandra Abi Prasetyo
8 April 2023
A A
Twitter, Tempat Orang Berlomba Menjadi Jahat jerome polin elon musk akun base twitter

Twitter, Tempat Orang Berlomba Menjadi Jahat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Twitter, sejak diambil alih oleh Elon Musk malah jadi kacrut

Twitter agaknya menjadi aplikasi paling mungkin paling banyak diunduh, atau setidaknya menjadi “wadah” pertubiran paling mantap. Bagi saya, hal ini benar adanya. Terbukti dari banyaknya hasil tangkapan layar dari Instagram atau TikTok yang “dilempar” menjadi sebuah twit. Di sisi lain, ini juga menjadi tanda bahwa media sosial berbasis video sudah mulai berkurang peminat.

“The everything app” setidaknya itulah mimpi dari Elon Musk ketika pertama kali mengambil alih aplikasi berlogo burung biru ini enam bulan yang lalu. Saya tak tahu apa makna segalanya yang diimpikan Elon dan apakah bisa dirinya mewujudkan itu, masih menjadi sebuah pertanyaan. Tapi, dengan uang yang tak berseri di kantongnya, mestinya hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil.

Rome wasn’t built in a day

Miliarder ini tampaknya sangat terobsesi dengan mimpinya, dan ia melupakan satu hal penting yakni menggapainya langkah demi langkah. Alih-alih melakukan perubahan perlahan, Elon justru membuat gebrakan yang “suka-suka dia”. Perubahan yang dilakukannya sebagian besar memengaruhi tampilan platform dan tentu mendapatkan respons kurang baik dari para pengguna.

Media sosial berbasis microblogging ini rencananya ingin Elon Musk jadikan sebagai sesuatu bernama X. Ya, setidaknya inilah twit dia di bulan Oktober 2022 lalu. Ia memang tak menjelaskan apa itu X yang dimaksud, tapi siapapun bisa menebak bahwa megalomania satu ini ingin menjadikan Twitter berbeda dengan yang lainnya. Dan, jauh melampaui platform mana pun.

Tekanan dan keinginan untuk berbeda ini justru membuat Elon cukup “gila” untuk melakukan terobosan. Baru-baru ini, ia mengubah logo Twitter yang awalnya adalah burung biru menjadi maskot Dogecoin. Entah apa maksud dirinya menjadikan anjing Shiba sebagai logo Twitter, apakah ingin mem-pom-pom koin? Atau memang iseng belaka. Ahh, begitulah orang kaya, tingkahnya selalu aneh-aneh.

Dari sekian banyak langkah-langkah ekstrem yang dilakukan Elon Musk, untungnya ia (masih) tetap mempertahankan “nyawa” dari Twitter: sebuah tempat untuk berbagi berita dan opini dengan cepat dan mendiskusikannya secara langsung.

Fitur for you yang memuakkan

Sebelumnya, saya dan mungkin banyak orang-orang lain cukup tak nyaman dengan For You Page (FYP) dari TikTok dan Explore andalan Instagram. Alasannya jelas, karena tak ingin melihat hal-hal random yang kadang malah bikin emosi jiwa.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

Twitter pun sebelumnya hadir dengan solusi itu, yakni pengguna bisa hanya melihat lini masa di mana berisi twit-twit atau orang-orang yang hanya mereka ikuti. Sehingga, setiap user tentu memiliki kontrol penuh terhadap apa-apa saja yang akan masuk “di dunianya”.

Tapi kan TikTok dan Instagram juga bisa mengontrol apakah ingin melihat FYP dan Explore atau tidak. Ya, saya sangat setuju dengan kalimat ini, tapi sesering apakah kalian tidak membuka dua fitur tersebut? Saya yakin betul, kadang beberapa pengguna justru tak sadar sudah berselancar di dua fitur itu. Dan memutuskan berhenti saat menemukan konten yang “lahh, kenapa saya melihat ini ya”.

Di Twitter, fitur for you ini justru lebih parah. Mengapa saya bilang demikian, meskipun sudah mengubahnya ke fitur following atau mengikuti, jika tak sengaja atau bahkan ingin kembali ke twit paling atas dengan mengetuk logo home, maka akan otomatis kembali ke linimasa for you. Setidaknya, ini yang saya rasakan saat bermain menggunakan gawai.

Bagi mereka yang tidak mager tentu hal ini tidak akan bermasalah, karena hanya butuh satu ketukan lagi untuk kembali ke linimasa yang sehat: following. Namun, bagi mereka yang mager atau bahkan tak tahu, ya siap-siap untuk terjebak dalam linimasi yang tak sehat tersebut.

Nemu tubir Twitter yang nggak penting

Entah ini hanya milik saya atau memang algoritme Twitter ini kacrut, sejak adanya fitur for you, kita banyak dijejali oleh keributan-keributan yang terjadi di dunia maya. Entah si A nyindir si B atau sosok dari antah berantah yang tiba-tiba muncul dengan opini jelek. Ya, kita seperti tidak dikasih jeda untuk mendapatkan twit-twit “sehat”. Main media sosial bukannya dapat informasi baru, malah emosi jiwa.

Awalnya, saya pikir hanya lini masa milik saya yang “berantakan”, hingga akhirnya Fiersa Besari juga menuliskan kekecewaannya lewat sebuah twit. Intinya sama, yakni kurang suka dengan fitur for you, karena selain keributan, isinya juga twit-twit “tidak terkenal” dari mereka yang berlangganan Twitter Blue.

Centang biru Twitter dan opini tolol

Twitter Blue atau centang biru berbayar memang sempat menjadi polemik, bagi banyak orang ini merupakan ide yang cukup konyol. Baik di Instagram atau TikTok, centang biru merupakan sesuatu yang eksklusif. Sesimpel karena memang tak semua orang bisa memilikinya, dan memang sebaiknya begitu..

Jika dibedah lebih dalam, centang biru tak hanya menjadi sebuah simbol atau tanda. Lebih dari itu, verified di media sosial adalah perkara distribusi kuasa dan power. Dengan kata lain, ada sensasi tersendiri ketika memiliki sebuah akun yang verified. Hal ini karena eksklusivitas dan merasa “lebih” dari yang lainnya.

Namun, adanya centang biru di akun media sosial adalah tanda bahwa setiap omongan atau opini darinya memiliki pengaruh yang besar. Jika sadar, mereka yang sudah verified biasanya memiliki jumlah pengikut yang tak sedikit jumlahnya.

Mungkin Elon Musk lupa, bahwa tak semua orang memang ditakdirkan untuk mendapatkan privilege seperti ini bukan. Ya sesimpel karena dia bodoh dan berbahaya, karena segala twit yang dibuat oleh mereka yang berlangganan Twitter Blue, akan sangat mudah dilihat orang lain.

Saya beri contoh, di setiap twit viral yang dilihat, di-retweet, dan disukai oleh ribuan, ratusan ribu hingga jutaan kali tentu akan menarik atensi dari warganet. Apakah kalian sadar, selain twit dengan jumlah retweet dan like terbanyak, di bagian paling atas fitur komentar, pasti akan banyak muncul opini dari akun-akun yang berlangganan Twitter Blue.

Saya sih tidak masalah dengan siapa-siapa yang berada di paling atas, tapi kok ya kesel rasanya jika pertama kali melihat komentar yang muncul malah opini tolol. Kembali, memang tak semua orang berhak atau setidaknya ditakdirkan untuk punya “power” seperti ini.

Semua kembali ke pengguna

Pada akhirnya, kita semua akan sepakat bahwa kekuatan utama dari media sosial adalah penggunanya itu sendiri. Sekeren apa pun user interface, penambahan fitur paling terbaru, atau monetisasi yang diotak-atik sedemikian rupa, kekuatan paling hakiki selalu dipegang oleh pengguna. Jika banyak yang memilih untuk meninggalkan Twitter, bukan tak mungkin aplikasi berlogo burung biru ini akan kembali lagi ke masa-masa 2014, di mana pertumbuhannya melambat, tapi entah kenapa, dunia jadi terasa menyenangkan.

Penulis: Devandra Abi Prasetyo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Seperti Cristiano Ronaldo, Elon Musk Itu Megalomania Sinting! RIP Twitter!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 April 2023 oleh

Tags: elon muskTwitter
Devandra Abi Prasetyo

Devandra Abi Prasetyo

Bahagia itu ada dua: senyumnya dan MU juara.

ArtikelTerkait

Alasan Kuat Sender Nggak Perlu Rewel Soal Fitur Stories di Twitter

Alasan Kuat Sender Nggak Perlu Rewel Soal Fitur Stories di Twitter

6 Maret 2020
Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film Terminal Mojok

Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film

1 Mei 2022
luar angkasa spaceX elon musk mojok

Elon Musk yang Bermain untuk Tidak Pernah Kalah

14 Juli 2020
Fitur Close Friend Nggak Jamin Trusted Friend dan Cepu Konten yang Menyebalkan terminal mojok.co

Fitur Close Friend Nggak Jamin Trusted Friend dan Cepu Konten yang Menyebalkan

31 Juli 2021
Afiliator Marketplace di Twitter Nge-share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang Terminal Mojok

Afiliator Marketplace di Twitter: Share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang

28 September 2022
perkembangan media sosial

Balada Mengikuti Perkembangan Media Sosial Dalam Satu Dekade

20 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.