Penyematan Boku no Hero Academia sebagai salah satu anime terpopuler di dunia tidak dapat dibantah. Bukti nyata bisa dilihat pada konsistensi penayangan sejak mengudara pada 2016 dan telah berjalan hingga 2021 dengan jumlah serial sebanyak 5 musim. Hal ini membuktikan bahwa antusias fans sangat tinggi sehingga selalu menantikan kemunculan Deku dkk tiap tahun.
Hanya saja, penilaian untuk season 5 kali ini sangat berbeda dengan season sebelumnya. Selisih season 5 dengan sebelumnya (season 4) sangat jauh berdasarkan data dari MyAnimeList. Season 5 hanya mendapatkan rating 7.51, sedangkan season 4 mendapatkan skor 8.00. Memang dari musim ke musim, BNHA mengalami penurunan rating meski tidak banyak sehingga masih dapat dinikmati dengan normal. Namun terkhusus season 5, saya sungguh terkejut melihat bagaimana kualitas animasi yang sangat ancur-ancuran sehingga membuat nama Studio Bones selaku rumah produksi juga tercoreng.
Saya mulai dulu dari cerita keseluruhan. Jadi, Boku no Hero Academia Season 5 berisi tiga arc inti berurutan di manga, yakni Latihan Uji Coba Kelas A vs Kelas B, My Villain Academia, dan Magang Kerja Agensi Endeavor. Namun, ketika diadaptasi sebagai anime, Bones mengubah urutan arc dengan meletak My Villain Academia di bagian terakhir. Sah-sah saja jika studio melakukan kreasi sendiri asalkan tujuannya tepat dan tercapai.
Mungkin alasan Bones menempatkan My Villain Academia di bagian akhir adalah untuk mengulangi kesuksesan yang sama seperti di musim keempat. Namun sayang, season 5 bukanlah season 4 yang memang dibuka dengan cerita segar dan menarik. Dan kegagalan Bones ada di sini. Mereka gagal mengadaptasi arc Kelas A Vs B dengan baik sehingga penonton menjadi bosan. Kalau ada yang bilang cerita di manganya juga bosenin, ya itu tugasnya studio untuk menyajikan animasi yang asik dan emosional. Lagipula, dulu season 2 juga ceritanya tentang festival sekolah dan hasilnya berhasil. Kenapa season 5 tidak diperlakukan dengan cara yang sama? Berarti ada yang salah nih selama tahap produksi.
Berlanjut ke arc selanjutnya tentang kegiatan Deku, Bakugou, dan Shoto saat magang di agensi Endeavor. Arc yang seharusnya berada paling akhir dipindah ke tengah-tengah untuk kepentingan studio. Padahal bagi saya, arc ini juga bagus untuk menutupi musim kelima. Sebab, selain kegiatan magang ketiga bocah tadi, kita juga diperlihatkan drama ala sinetron tentang keluarga Todoroki di mana akan menjadi bekal untuk musim berikutnya. Tapi tidak apa-apa, saya juga legowo nerimo karena studio berhasil memberikan rasa emosional bagi penonton terutama tentang kondisi keluarga Todoroki yang karut-marut.
Dan yang terakhir adalah arc MyVillain Academia sebagai arc paling dinanti oleh fans, namun dikecewakan oleh studio. Gimana ya, padahal ini termasuk arc terbaik di manga namun dieksekusi dengan buruk. Jujur kecewa banget My Villain Academia tidak dapat diadaptasi dengan epic, padahal sudah ada peluang besar untuk diadaptasi. Seperti adegan anggota Liga Penjahat melawan Pasukan Pembebasan sampai diakhiri dengan duel Shigaraki Tomura vs Re-Destro.
Permasalahan terbesar dalam arc My Villain Academia adalah Bones merombak cerita sehingga banyak plot hole terjadi di tiap episode. Contoh saja seperti penangkapan Giran oleh pasukan pembebasan yang ketika diadaptasi tiba-tiba ditangkap begitu saja tanpa sebab. Kemudian ada adegan saat Liga Penjahat menyerang sebuah organisasi sebelum keadaan mereka hampa dan bertemu dengan dokter dan Gigantomachia. Dan yang terakhir adalah perkenalan karakter Re-Destro. Di manga diperlihatkan dia membunuh karyawannya sendiri sehingga penggambaran karakternya sebagai sosok psikopat itu penting. Tapi, di anime, tidak muncul. Kalaupun ada yang mengatakan itu bukan adegan penting, ya maaf saja Kohei Horikoshi sering memberikan easter egg sebagai bekal chapter ke depan.
Mengapa sampai terjadi hal seperti ini? Ini disebabkan keterbatasan sisa jumlah episode sehingga pengerjaan dikebut. Untuk My Villain Academia saja yang harus membangun cerita sebanyak 23 chapter hanya diadaptasi jadi enam episode. Padahal saat arc awal (Kelas A Vs Kelas B), mereka bisa mengadaptasi 24 chapter sebanyak 10 episode. Saya juga menyesali mengapa Bones membuat dua episode original yang tidak ada sangkut pautnya dengan alur asli ketimbang digunakan sebagai penambah cerita MVA.
Bagaimana dengan kualitas animasi? Saya hanya bisa mengagumi masa lalu Shigaraki yang emosional dan bagian akhir Shigaraki vs Re-Destro. Selebihnya sih tidak kurang, cuma biasa saja tidak ada yang spesial. Saya kira bakal sekeren All Might Vs All For One. Nyatanya malah sering terjadi adegan “still frames” yang bikin risih serta membosankan.
Dari review kali ini, saya menilai bahwa Boku no Hero Academia Season 5 pantas mendapat rating terburuk. Pengerjaan yang terburu-buru pada akhirnya dapat merusak cerita yang sudah dibangun dengan apik dari manga. Saya hanya berharap untuk Bones agar mengoreksi kesalahan mereka sebagai persiapan tayangan di season 6.
Bones juga harusnya tahu bahwa telah menjadi konsekuensi menayangkan Boku no Hero Academia setahun sekali sehingga butuh effort besar dalam menyelesaikan produksi. Terlebih, nama kalian juga besar berkat anime ini. Kalau fans kembali kecewa, siap-siap saja bakal panen hujatan. Lebih buruknya lagi bisa dibeli studio lain. Tapi, nggak mungkin sih kalau pindah alih. Lagian, Boku no Hero Academia juga sudah sampai bagian puncak jadinya nanggung.