Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Remaja Jogja 2013-2016 Pernah Mengidolakan Gaya Pakaian Gombor-gombor

Rofii Zuhdi Kurniawan oleh Rofii Zuhdi Kurniawan
12 Juni 2020
A A
pakaian gombor tren hip hop hardcore jogja 2013-2016 mojok.co

pakaian gombor tren hip hop hardcore jogja 2013-2016 mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Selama #dirumahsaja, pikiran saya kadang terkenang pada peristiwa hidup yang sulit dilupakan. Salah satunya adalah dengan menelisik kembali tren pakaian gombor yang pernah merebak di kalangan remaja Jogja pada 2013-2016.

Berawal dari tahun 2013, ketika remaja kelahiran 1999 akhir dan 2000 awal menginjak bangku kelas 2 SMP, tiba-tiba merebak sebuah gaya berpakaian yang cukup aneh berupa pakaian dan celana gombor big size. Asal-usul tren gaya pakaian ini dibawa oleh dua aliran musik yang sedang naik daun di Jogja saat itu, yakni hip hop dan hardcore. Musisi dari dua aliran tersebut berhasil membawa persepsi keren pada gaya berpakaian gombor kepada remaja Jogja yang berusia sekolah.

Secara nasional sebenarnya genre musik lebih didominasi oleh musik-musik pop Melayu yang tayang di acara Dahsyat dan Inbox. Tetapi di Jogja cukup banyak remaja menggandrungi musik indie bergenre hardcore dan hip-hop. Grup musik berperan penting sebagai influencer penggemar di masa ini. Loyalitas terhadap suatu genre musik turut berpengaruh terhadap tren sandangan yang digunakan.

Pada genre musik hip hop, Los Pakualamos, Slam Harder, Lopatcos, Jogja Hiphop Foundatio (JHF), Dua Petaka Membawa Bencana (DPMB), dan Lorong Jalanan menjadi beberapa grup musik yang membawa tren pakaian bigsize. Di genre hardcore, juga ada grup musik seperti Kuda Besi, Reason to Die, Striker, dan Strong to Fight yang mempopulerkan pakaian gombor.

Loyalitas terhadap pakaian gombor diiringi dengan naiknya beberapa merek lokal dan internasional yang memproduksi gaya pakaian ini. Kalau brand internasional, ada Dogtown dengan pakaian “Bunda Maria” yang lumayan ngetren. Sedangkan brand lokal Jogja seperti Familias, Ababil, Westbrook, Rilingen, dan Omguk juga tak kalah rame. Remaja usia sekolah sudah merasa keren banget memakai pakaian gombor sambil nongkrong, nonton gigs di Jogja National Museum (JNM), dan bahkan ketika bersenandung rindu kepada kekasihnya.

Remaja Jogja masa itu juga memiliki ciri khas unik dengan menamai tongkrongan mereka agar berbeda dari tongkrongan lain. Banyak tongkrongan yang membuat nama berbasis fanbase musisi tertentu yang sayang sekali saya lupa nama-namanya. Nama-nama ini sempat cukup banyak menghiasi tembok-tembok jalanan sebagai cara menunjukkan eksistensi perkumpulan mereka. Kegiatan mereka cukup beragam lho, salah satu yang khas adalah latihan moshing dengan melatih kelincahan kaki dan tangan, sebagai persiapan berdendang di gigs musik. Katanya itu cara sambung silaturahmi antartongkrongan atau perkumpulan.

Layaknya sifat fashion yang hanya diterima dalam kurun waktu tertentu, tahun 2016 perlahan gaya berpakaian gombor ditinggalkan.Masuknya model gaya berpakain kasual membuat tren ini tidak sehits tahun 2013-an. Padahal dahulu salah satu teman saya demi memakai pakaian seperti ini bisa menghabiskan setengah juta rupiah. Anehnya, fashion ini apabila dijual lagi dapat memperoleh laba cukup besar dan cepat laku.

Kiasan “tren fashion itu jahat” memang benar adanya karena penurunan gaya berpakaian tersebut berdampak pada penurunan nama merek produsennya juga. Bahkan ada beberapa brand yang saat ini sudah gulung tikar. Dampak kepada grup musik pun juga sama. Saat ini musik hip hop dan hardcore tidak memiliki penggemar sebanyak dulu. Hal ini membuat teman saya bernama Yanuar bersama grupnya Arzpac merilis sebuah single berjudul “Hilang” sebagai ungkapan kekesalan terhadap orang yang dulu sangat mencintai hip hop beserta gaya pakaiannya tapi kini menghilang entah ke mana.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Tongkrongan lawas itu juga sudah jarang terdengar, akan tetapi mereka tak bubar, hanya saja tidak lagi menggunakan nama ketika nongkrong atau main bareng. Orang-orangnya pun masih sering nongkrong bareng meski tidak menamakan diri seperti dulu.

Apabila dilihat dari sudut pandangan ilmu sosial, apa yang terjadi dalam tren fashion 2013-2016 di Jogja ini memang menggambarkan bahwa penerimaan gaya pakaian gombor beserta musiknya hanya temporer layaknya tren fashion umumnya. Walaupun sebenarnya di fashion ada dua kategori untuk menggambarkan usia penerimaan suatu fashion di masyarakat.

Pertama, bernama fashion klasik untuk menggambarkan tren fashion yang diterima oleh masyarakat dalam jangka panjang. Biasanya memiliki lebih menitik beratkan pada fungsi dan tidak memiliki segmen loyal alias general, dan dapat dipakai siapa pun. Misalnya gaya pakaian kaos polo yang tak lekang oleh waktu.

Kategori kedua, bernama fashion fad yang penerimaannya di masyarakat berjangka waktu pendek. Karakternya sangat mengedepankan citra, cepat diterima, memiliki segmen tertentu , dan lebih mengedepankan aspek estetika dibanding fungsi. Sangat mungkin mereka yang merasa keren memakai pakaian gombor masa itu akan merasa geli kalau melihat gaya pakaian mereka dulu. Itulah ciri khas fashion kategori fad.

BACA JUGA Meninjau Jam Tayang Baru Tonight Show Setelah Vakum Satu Bulan dan tulisan Rofi’i Zuhdi Kurniawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2020 oleh

Tags: hip hopJogjaRemajatren pakaian
Rofii Zuhdi Kurniawan

Rofii Zuhdi Kurniawan

Mahasiswa S2 yang menjalani perjalanan belajar antara Yogyakarta dan Jakarta, sambil mengumpulkan pengalaman dan sudut pandang dari setiap persinggahan.

ArtikelTerkait

Malioboro Jogja, Jalan Kerajaan yang Kini Jadi Jalan Milik Siapa Saja Mojok.co overtourism

Ironi Overtourism Jogja: Banyaknya Wisatawan ke Jogja Justru Jadi Hal yang Buruk untuk Pariwisata Jogja

3 Maret 2024
Bangunjiwo Bantul Pusat Klitih Jogja dan Isinya Gondes Berbahaya (Unsplash)

Bangunjiwo Bantul Daerah Memprihatinkan: Pusatnya Klitih Jogja, Isinya Gondes, dan Rawan Kecelakaan tapi Saya Masih Setia untuk Menetap

11 Mei 2024
Salah Kaprah Anggapan Jogja Serbamurah. Tabok Saja kalau Ada yang Protes! terminal mojok.co

Jogja: Saya Cemburu Padamu

3 Agustus 2019
Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur (Unsplash)

Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur: Ketika Gen Z Tidak Paham Kursi Prioritas dan Berani “Melawan” Petugas

23 Januari 2024
Underpass Kentungan Jogja, Pengurai Kemacetan yang Kini Terbukti Tidak Ada Gunanya

Underpass Kentungan Memang Bermasalah, tapi kalau Dibilang Nggak Berguna, Itu Kelewatan

19 Maret 2024
friends biaya hidup mahasiswa jogja Tempat Nongkrong Hits dan Legendaris di Jogja yang Pernah Jaya Pada Masanya

Berapa sih Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja?

1 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.