Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Relasi Orang Kota dan Desa yang Monoton dalam Film Horor Indonesia

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
24 Mei 2022
A A
Relasi Orang Kota dan Desa yang Monoton dalam Film Horor Indonesia

Relasi Orang Kota dan Desa yang Monoton dalam Film Horor Indonesia (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Desa dalam film horor Indonesia itu selalu sama: tertinggal, mistis, dan dipandang dari sudut pandang orang kota

Siapa yang tidak mongkok melihat pencapaian film KKN Di Desa Penari. Selain karena jutaan penontonnya, ketiadaan kegiatan membuat plang penunjuk arah adalah pencapaian tersendiri. Secara kita tahu, KKN tanpa bikin papan di sana-sini adalah hal yang aneh. Serupa mi ayam tanpa ayam, atau iklan Rinso tanpa baju putih yang kotor penuh noda. Tapi, ada hal lain yang juga mengganjal di hati saya. Bukan, bukan soal thread-nya yang katanya sejak awal dibikin guna memperlancar penjualan filmnya. Ini soal latar tempat di mana KKN itu berlangsung. Desa, sebuah wilayah yang dikenal sebagaimana perbedaannya dengan kota.

Sawah (Shutterstock.com)

Saya bukan hanya agak kurang sreg dengan relasi orang kota dengan desa di KKN Di Desa Penari itu, tapi juga di banyak film horor lain. Lagi, lagi, dan lagi, desa menjadi semacam kawasan horor. Tengok saja Perempuan Tanah Jahanam, Pengabdi Setan, film-film Suzanna, hingga film horor bertema orang kota datang ke desa lain. Tak selalu buruk, beberapa film yang saya sebut di atas justru sangat baik. Cuma bosan saja dengan relasi desa dengan orang kota, apalagi penggambaran desanya. Dan KKN Di Desa Penari mengulang hal itu, lagi.

Entah kenapa, benang merahnya selalu mirip. Orang kota nan modern datang ke desa, lalu mereka melanggar pantangan atau datang di waktu yang salah, dan tragedi pun terjadi. Orang kota dihukum karena tak menghargai desa, kadang masih ditambah melanggar aturan agama sebagai bumbunya. Ujung-ujungnya rahasia terungkap, rupanya mereka adalah biang keladi atau ujung tombak dari cerita ini. Sebuah formulasi yang diulang terus-menerus dari waktu ke waktu, dari film ke film.

Pandangan soal ketimpangan desa-kota merupakan wujud desa yang selalu ditonjolkan dalam film horor. Desa di film horor Indonesia kebanyakan masih terasa jauh dan misterius. Mungkinkah desa terlalu berjarak, atau orang-orangnya saja yang tak mengerti apa itu desa? Seperti bahasa Jawa, rumah tradisionalnya, tembangnya, busananya, yang biasanya diidentikan dengan hal-hal mistis. Dan benarkah budaya semacam itu berkaitan dengan desa semata? Saya kira tak sesederhana itu. Mungkin karena tak mengerti, orang jadi punya pandangan liar.

Desa selalu digambarkan seperti ini: horor (Shutterstock.com)

Film, musik, buku, dan media lain, kerap menjadi cerminan dari pandangan sang pembuatnya akan suatu hal di dunia nyata. Dalam kasus ini, perihal desa. Mungkin memang kebanyakan dari kita memandang desa sebagai bentuk eksotisme serta ketertinggalan. Bahwa desa harus jadi kota, karena kemajuan dan kesejahteraan itu ada di kota. Ketidaktahuan kita menempatkan desa sebagai sosok yang berjarak dan berbahaya. Bahkan menyeramkan.

Seperti yang banyak kita temui dalam banyak kegiatan KKN. Seolah para siswa yang maha itu datang untuk menyelamatkan. Mereka seolah datang sebagai orang yang lebih ngerti, lebih mampu, bahkan lebih pandai. Ketidaktahuan soal desa yang justru tertutupi rasa sok tahu soal desa dan segala isinya.

Bagaimana bisa, orang yang tidak hidup di desa, menjauh dari desa, tapi merasa tahu tentang desa?

Baca Juga:

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

Saya kira sudah saatnya kita yang sesekali mau mendekat pada desa tanpa merasa perlu mengubahnya. Saya yakin banyak yang bisa kita pelajari. Desa sudah punya banyak hal baik, walau tak dimungkiri punya masalahnya sendiri. Saya kira film, khususnya yang horor ini, perlu menunjukkan wajah desa yang lain. Mungkin bisa bikin desa dari sudut pandang desa itu sendiri, bukan dari sudut pandang orang kota semata. Ada sejarah, ada budaya, ada konflik, ada banyak hal yang sebenarnya bisa ditonjolkan. Jangan sampai desa terasa asing dan makin jauh dari orang-orang, khususnya penonton.

Gamelan (Ferry Hidayat via Shutterstock.com)

Bahwa desa beserta isinya punya banyak hal untuk diangkat, dan memiliki banyak sisi yang bisa dikupas. Tak hanya soal orang kota yang songong dihukum oleh penunggu sebuah desa. Tak mesti soal budaya daerahnya yang terlanjur diidentikan dengan hal mistis saja. Mungkin saja masih banyak yang belum tahu, bahwa bukan bahasa, tembang, rumah tradisionalnya, apalagi demitnya yang punya aura horor.

Seperti kisah horor yang sungguh terjadi di desa saya : sawah yang jadi kafe gaya pedesaan, bantaran sungai yang jadi restoran, limbah pabrik dan rumah tangga yang dibuang ke sungai, hingga bukit di ujung desa yang seharusnya menjadi resapan air-kini jadi cluster hunian nan permai. Hal-hal semacam itu yang sesungguhnya horor banget perihal sebuah desa. Bulu kuduk saya meremang tiap melihat kejadian semacam itu, dan saya tahu hal itu tak mudah untuk dicegah. Ngeri…

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Alasan Kamu Perlu Nonton KKN di Desa Penari: Biar Nggak Ketinggalan, Bos!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Mei 2022 oleh

Tags: DesaFilm Hororkkn di desa penarikota
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

pepatah lama, Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

25 Maret 2020
Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

15 Februari 2024
Film Horor Pendakian Gunung Bikin Ilmu Pendakian Gunung Seakan Nggak Ada Gunanya

Film Horor Pendakian Gunung Bikin Ilmu Pendakian Gunung Seakan Nggak Ada Gunanya

21 Februari 2025
5 Hal yang Bikin Saya Nggak Betah Tinggal di Desa

5 Hal yang Bikin Saya Nggak Betah Tinggal di Desa

9 Februari 2023
4 Film Boneka Arwah dari Berbagai Negara Terminal Mojok

4 Film Boneka Arwah dari Berbagai Negara

9 Januari 2022
Film Indonesia 4 Juta Penonton yang Cocok untuk Libur Natal (Unsplash)

8 Film Indonesia yang Berhasil Tembus 4 Juta Penonton dan Cocok untuk Tontonan Libur Natal

22 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.