Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Kelemahan Reksadana yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula Agar Tidak Kaget

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
18 Agustus 2024
A A
5 Kelemahan Reksadana yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula Agar Tidak Kaget Mojok.co

5 Kelemahan Reksadana yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula Agar Tidak Kaget (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di Terminal Mojok saya sempat menulis keunggulan instrumen investasi Reksadana dibanding emas. Salah satu keunggulan yang paling saya rasakan adalah perihal diversifikasi produk yang bisa disesuaikan dengan profil risiko investor. Misalnya, kalau pendapatan kalian masih kecil dan ingin produk reksadana yang punya imbal hasil stabil meski kecil, bisa pilih reksadana pasar uang atau pendapatan tetap. Namun, kalau sudah punya pendapatan lumayan dan mental yang kuat, ya bisa coba reksadana saham.

Semua itu tentu saya tuliskan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya mengenai kedua instrumen tersebut. Namun, khusus untuk reksadana, sebagai orang yang sudah cukup lama berinvestasi di instrumen ini, ada beberapa kelemahan yang sebaiknya diperhatikan. Selain menjadi penyeimbang tulisan sebelumnya, tulisan ini saya agar kalian yang baru coba-coba masuk ke instrumen ini tidak kaget: 

#1 Reksadana tidak cocok untuk jangka pendek

Investasi di reksadana itu tidak cocok untuk jangka pendek. Investasi ini cocok untuk durasi waktu lebih dari 2 tahun. Bahkan, kalau mau lebih jelas kelihatan return atau imbal hasilnya ya lebih dari 5 tahun. Sebagaimana yang saya jelaskan dalam tulisan saya sebelumnya, reksadana ini analoginya seperti kita menanam tanaman di sebuah ladang yang dikelola oleh seorang petani. Maka dari itu, proses untuk mendapat imbal hasilnya cukup lama. Pasalnya, meski persentase return bisa di atas 5 persen, hitungan dari persentase tersebut biasanya untuk setahun.

Akan tetapi, kalian nggak perlu khawatir, pergerakan capital gain (keuntungan ketika menjual) biasanya tetap di atas 5 persen tiap harinya, apalagi kalau reksadana obligasi atau saham. 

#2 Return dan deviden yang kecil

Secara nominal, return reksadana bisa lebih tinggi ketimbang emas, tapi return instrumen investasi ini tergolong kecil dibandingkan dengan investasi surat berharga lain seperti saham atau obligasi. Coba kita hitung-hitungan ya, kalau nominal reksadanamu cuma Rp10 juta, artinya return 5 persen setahun sebesar Rp500.000 saja. Oleh karena itu, investasi di instrumen ini memang dianjurkan dilakukan dengan skema menabung. Kalau mau berkembang, uang Rp10 juta itu harus ditambah tiap bulannya agar persentase return-nya berlipat ganda.

Kemudian, variasi jenis reksadana yang lebih dari 2 atau 3 juga sangat dianjurkan. Hal itu supaya return yang kalian dapatkan memiliki persentase yang besar karena hasil dari akumulasi dari beberapa jenis reksadana.

#3 Harus sabar ketika kinerja portofolio sedang buruk

Kondisi menyebalkan ketika berinvestasi di instrumen ini adalah harus bersabar dalam menghadapi kinerja portofolio yang menurun. Misalnya, reksadana kalian sedang cut loss (turun harganya) sebesar 5 persen dari dana Rp10.000. Artinya dana di reksadana kalian sisa Rp9,5 juta. Nah untuk menunggu kinerjanya naik kembali, bisa berbulan-bulan atau bahkan setahun. 

Situasi ini jangan membuat kalian jadi pasrah dan putus asa. Satu hal yang harus dilakukan adalah bersabar dan tetap menabung seperti biasanya. Selain itu, diversifikasi produk reksadana dalam portofolio kalian juga penting untuk mengimbangi produk reksadana yang sedang cut loss. Jadi misalnya reksadana A kok sedang merah, nah masih ada reksadana B yang bisa menutup persentase cut loss apabila kinerjanya baik.

Baca Juga:

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Emas

#4 Tidak semua reksadana membagikan kupon obligasi atau dividen tiap tahun

Ketika kalian berinvestasi di saham atau obligasi, biasanya akan diberikan deviden atau kupon tiap tahunnya. Sementara di reksadana, tidak semuanya memberikan kedua jenis imbal hasil tersebut. Bahkan, untuk kupon obligasi, saya rasa malah nggak ada. Entah jika ada, maka produk reksadana tersebut belum popular. Hal itu karena di reksadana, baik dividen maupun kupon obligasi, sudah terhitung dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB).

Secara sederhana, NAB ini adalah angka yang memperlihatkan nilai produk reksadana setelah dikurangi liabilitas (biaya) dan dibagi jumlah unit dari reksadana yang kalian miliki. Sehingga, NAB bisa dianggap sebagai harga yang perlu dibayar investor agar bisa membeli unit kepemilikan instrumen investasi tersebut.

#5 Wanprestasi dari manajer investasi

Seperti perumpamaan yang sudah saya ungkapan sebelumnya, investasi di instrumen ini seperti investasi ladang yang kita pasrahkan ke petani. Nah petani dalam konteks reksadana yaitu manajer investasi bisa saja melakukan moral hazard atau wanprestasi. Ketika kedua hal ini dilakukan, ladang yang kita harapkan menghasilkan buah yang manis dan segar, justru menghasilkan buah yang kecut, gak manis, atau bahkan busuk. Lebih parah, bisa jadi ladangnya malah diserang hama, jadi nggak menghasilkan sama sekali, malah mengalami kerugian.

Contoh kasus yang pernah ramai adalah reksadana saham Narada yang terjadi pada  2019. Pada saat itu, karena kesalahan dari pihak PT Narada Asset Manajemen, dana dari para investor jadi mengalami kemacetan atau gagal bayar dalam pembagian return atau imbal hasil. Kasus gagal bayar itu menyusul pergerakan dua reksa dana Narada AM yang terpantau turun drastis yaitu produk reksa dana Narada Saham Indonesia dan Narada Campuran.

Itulah beberapa kelemahan dari investasi reksadana. Setiap produk investasi pasti punya kelemahan yang sejatinya dijadikan sebagai pegangan dan pedoman. Toh produk investasi apapun, termasuk reksadana adalah instrumen resmi yang diawasi langsung oleh OJK, jadi gak perlu terlalu khawatir. Paling penting adalah kalian tidak terjebak dengan penawaran investasi bodong yang underlying asset dan perhitungan returnnya nggak jelas dan nggak terukur.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Tabungan Emas Pegadaian Memang Banyak Kekurangannya, tapi Sangat Membantu Hidup Saya Selama 6 Tahun Terakhir

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2024 oleh

Tags: Investasiportofolioreksadanareturn
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

reksadana bibit mojok

Bibit, Aplikasi Reksadana Terbaik bagi Pemula

18 Agustus 2021
uang kripto cryptocurrency aplikasi trading kripto cryptocurrency mojok

Punya Uang Kripto? Nanti Dulu deh!

5 Desember 2021
Sebelum Berinvestasi, Pelajari 6 Skill yang Harus Dimiliki Investor

Sebelum Berinvestasi, Pelajari 6 Skill yang Harus Dimiliki Investor

20 Januari 2022
6 Alasan Saya Lebih Memilih Investasi Reksadana daripada Emas Mojok.co

6 Alasan Saya Lebih Memilih Investasi Reksadana daripada Emas

14 Agustus 2024
Ormas Tukang Palak Hambat Investasi, Indonesia Rugi 135 Triliun (Pexels)

Ormas Oportunistik Tukang Palak Adalah Rayap Bagi Iklim Investasi Rugikan Indonesia Sampai 145 Triliun

11 Maret 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.