Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rating Sebuah Film Nggak Perlu Dipercaya Sampai Kita Nonton Filmnya Sendiri

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
12 Oktober 2020
A A
Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya? terminal mojok.co

Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya? terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi saya, persentase rating yang terpampang pada suatu film itu merepotkan. Seolah-olah menjelaskan bahwa keseluruhan elemen pada film dengan rating yang rendah itu jelek, tidak layak ditonton, dan kurang menarik. Berlaku sebaliknya juga untuk film dengan persentase rating yang terbilang tinggi.

Apakah hal tersebut terbilang fair? Menurut saya, sih, nggak. Paling tidak untuk filmnya.

Nggak masalah jika persentase rating hanya dijadikan gambaran penilaian suatu film. Tapi, untuk dijadikan penilaian secara utuh dan plek-plekan, sampai-sampai tidak mau menonton suatu film, rasanya berlebihan. Lah gimana, rating suatu film kan bisa diberikan oleh siapa pun. Artinya, besar kemungkinan penilaiannya akan sangat personal atas dasar suka-tidak suka, cocok-tidak cocok, dan sesuai selera atau tidak.

Itu kenapa, tiap kali ingin menonton suatu film, saya tidak pernah melihat persentase rating dan menjadikannya sebagai patokan akhir penilaian. Nonton ya nonton aja gitu. Dan ini saya terapkan untuk semua genre film, termasuk anime. Tonton aja filmnya secara utuh, sampai selesai, tanpa memedulikan ratingnya.

Pada titik yang paling menyebalkan, penilaian yang dikonversi menjadi rating itu membelenggu. Bikin ragu. Bikin penikmat film jadi mikir ulang kalau mau nonton suatu film. “Skip film ini, ah. Ratingnya kurang bagus. Kapan-kapan aja nontonnya.” Begitu kira-kira gambarannya. Padahal, ditonton aja belum. Dilihat trailernya aja nggak.

Contoh paling sederhana, sering kali saya alami saat ingin menonton film di beberapa layanan media streaming digital seperti Netflix, Viu, juga Mola Tv.

Pada beberapa aplikasi tersebut, mungkin juga banyak aplikasi streaming digital lainnya, film dengan persentase rating yang rendah pun tetap bagus dan sangat layak untuk ditonton. Alur cerita, akting setiap karakternya, latar belakang tempat, semuanya terbilang mumpuni. Hanya karena pemberian rating yang bisa jadi tidak fair, semuanya jadi ambyar.

Underrated. Film dengan rating rendah, diklaim kurang bagus hanya karena penilaian sebagian orang. Padahal, dibalik rating yang rendah itu, suatu film bisa jadi memanjakan dan menghibur para penontonnya.

Baca Juga:

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

Empire XXI Saya Nobatkan sebagai Bioskop Kesayangan di Jogja

Bukan hanya film dengan rating rendah. Film dengan rating tinggi pun tidak luput dari cercaan jika secara keseluruhan tidak memenuhi ekspektasi para penonton.

Kita terlalu banyak bertaruh dan menaruh harapan pada rating, sampai kita lupa bahwa esensi dari menonton film adalah fokus menonton tanpa berprasangka apa pun. Nikmati saja alur ceritanya dari awal sampai akhir, sambil makan camilan yang sudah disediakan.

Jika ditelusuri, pemberian kategori pada setiap film sudah lebih dari cukup dan rasanya akan jauh memberi manfaat.

Ditujukan untuk anak atau dewasa, lalu adanya rincian tentang genre, pastinya akan lebih berguna bagi para penikmat film sebagai informasi tambahan sebelum menentukan tayangan yang akan ditonton.

Alasan lain mengapa saya selalu mengabaikan persentase rating pada suatu film karena saya cukup yakin setiap film punya segmentasinya tersendiri. Jadi, semua film akan menemukan penikmatnya masing-masing. Dari sini, bisa saja rating menjadi bias karena ada potensi hanya akan dinilai baik oleh para penggemarnya, dan akan diberi nilai yang rendah oleh para non-penikmat yang bisa jadi juga para pembencinya.

Berkaca pada fenomena tersebut, hal ini bisa juga dijadikan suatu pertimbangan bahwa persentase rating pada suatu film pada akhirnya nggak penting-penting amat. Kalau bisa, sih, nggak perlu dipedulikan sama sekali. Nonton ya nonton aja gitu. Urusan apakah film yang ditonton menarik atau tidak, paling tidak secara personal, akan diketahui ketika sudah menontonnya sampai akhir.

Jangan dibiasakan nggak jadi nonton suatu film hanya karena rating. Jangan. Sebab, kita belum tahu, apakah ada atau tidaknya hal menarik yang bisa kita temukan saat menonton suatu film. Hal menarik tersebut tentu saja baru bisa kita ketahui ketika sudah menonton filmnya sampai selesai. Bukankah, begitu?

BACA JUGA Merayakan Hadirnya Film Aneh dengan Nonton ‘I’m Thinking of Ending Things’ dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2020 oleh

Tags: FilmNontonrating
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Film-film Wes Anderson Adalah Pemuas Estetika Visual yang Seksi terminal mojok.co

Film-film Wes Anderson Adalah Pemuas Estetika Visual yang Seksi

13 Desember 2020
Sensasi Menikmati Film di Bioskop Jepang, Beda Banget dengan Indonesia

Sensasi Menikmati Film di Bioskop Jepang, Beda Banget dengan Indonesia

17 April 2022
bioskop trans tv nostalgia nonton film pedalaman pelosok pedesaan film hollywood mojok.co

Bioskop Trans TV Telah Berjasa pada Anak Pelosok yang Nggak Pernah Nonton Bioskop Beneran

29 Mei 2020
5 Rekomendasi Film Semi Filipina Terbaik Penuh Plot Twist

5 Rekomendasi Film Semi Filipina Terbaik Penuh Plot Twist

12 Februari 2024
Kalau Konten YouTube Baim Wong Isinya Sering Jelek, Mending Main Film Lagi Aja terminal mojok.co

Kalau Konten YouTube Baim Wong Isinya Sering Jelek, Mending Main Film Lagi Aja

13 Oktober 2021
5 Rekomendasi Film Noir Korea yang Wajib Ditonton

5 Rekomendasi Film Noir Korea yang Wajib Ditonton

6 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.