Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Rasanya Jadi Driver Ojol di Tengah Pandemi Corona

Hanif Nanda Zakaria oleh Hanif Nanda Zakaria
4 April 2020
A A
driver ojol di tengah pandemi

Rasanya Jadi Driver Ojol di Tengah Pandemi Corona

Share on FacebookShare on Twitter

Apa yang saya tulis di sini semuanya berdasarkan kisah nyata. Ini adalah apa yang saya rasakan sebagai driver ojol di tengah krisis yang diakibatkan pandemi corona. Kalau ada kesamaan nama orang, tempat, atau suasana, itu bukan kebetulan dan ada unsur kesengajaan.

Intronya udah kayak intro sinetron belum? Wkwkwk.

Baik. Semuanya berawal dari sini…

Sejak Indonesia mulai punya kasus positif corona, beberapa pemerintah daerah yang warganya ada yang positif menetapkan daerah mereka sebagai zona merah. Selain di kasih label zona merah, banyak hal mulai dibatasi untuk menghindari penyebaran virus yang lebih luas. Warung makan hingga warung kopi tutup lebih awal, hotel dan penginapan mulai membatasi penerimaan tamu, pokoknya yang berhubungan dengan bertemu orang lain dibatasi.

Sebagai seorang driver ojol hal ini sangat berat bagi saya. Orderan saya jadi berkurang drastis. Apalagi setelah mahasiswa banyak yang diliburkan oleh kampus, mereka pada pulang kampung. Otomatis mahasiswa sebagai customer setia saya udah nggak ada.

Padahal pas banyak mahasiswa, saya biasanya mudah mengatur waktu untuk ambil orderan. Rute ngojek saya jelas. Saat pagi misalnya, saya akan ambil orderan yang dekat dengan kawasan kost dan kontrakan. Di waktu-waktu ini, banyak mahasiswa yang order untuk diantar ke kampus. Kadang ada anak sekolah juga sih.

Pas siang, kalau nggak capek, saya ngambil orderan di deket kampus. Jam-jam segitu banyak orderan dari mahasiswa yang hendak pulang. Atau kadang saya nggak ambil orderan siang, tapi baru meluncur pas sore hari, di jam-jam segitu juga banyak orderan dari yang pulang kantor atau yang pengin beli makan. Ya maklum lah, jam-jam segitu, orang-orang yang baru pulang ngantor pada capek buat masak. Jadinya lebih gampang order makanan buat makan malam.

Sekarang, rutinitas seperti itu hanya tinggal kenangan. Dan saya nggak tahu kapan kenangan itu bisa benar-benar saya rasakan kembali. Sudah beberapa jam saya menunggu handphone saya berbunyi yang jadi tanda orderan masuk, tapi masih belum ada tanda-tanda hiks.

Baca Juga:

4 Sikap Green Flag Driver Ojol yang Bikin Penumpang Nyaman

11 Potret Menyedihkan Menjadi Driver Ojol Perempuan

Apa kemalangan saya sebagai driver ojol cukup sampai di situ?

Tentu saja tidak kisanak, sekarang, kalau saya dapat orderan pun, saya super kesulitan mengirimkannya karena beberapa area seperti perumahan menerapkan karantina secara swadaya. Banyak akses jalan ditutup, dan ini tentu saja bikin pekerjaan saya lebih melelahkan karena saya harus muter-muter lumayan jauh hanya untuk bisa masuk sebuah perumahan. Kadang-kadang saya harus kena semprot juga—selain kena semprot disinfektan, kena semprot yang jaga portal karena dianggap bulak-balik terus.

Oiya soal disemprot disinfektan itu, ini jadi menyebalkan buat saya soalnya saya mengantar makanan bukan hanya 3 atau 4 kali saja. Kalau 10 kali, artinya saya harus disemprot 10 kali. Itu sih namanya udah bukan disemprot lagi, tapi mandi disinfektan heuheuheu.

Gara-gara pandemi ini, orderan saya terjun bebas. Ini tentu bikin dompet saya teriak keras karena minta segera diisi. Tapi saya dengar kabar dari jalanan katanya pemerintah mau bantu soal urusan kredit. Katanya sih bakal ada keringanan gitu. Namanya kalo nggak salah relaksasi apa ya. Saya nggak paham, bukan ekonom sih soalnya.

Kalau emang benar pemerintah mau bantu pekerja informal seperti driver ojol kayak saya, saya akan senang sekali. Bukan hanya senang sih, tapi girang setengah mati!!11!

Masalahnya, program ini masih belum jalan, bahkan saya curiga kalau programnya masih setengah hati. Maksudnya?

Ya bukan cinta aja yang setengah mati, program pemerintah juga sama. Lha wong sampe saat ini, program itu masih berupa pendataan.

Jadi tiap driver mendapat notifikasi untuk mengisi formulir di hape, diisi apakah punya tagihan kredit, sewa kendaraan, pinjaman bank atau tidak. Kalau tidak, nggak usah diisi. Kalau punya, maka diisi sesuai tanggungan yang dimiliki.

Tapi sampai sekarang, program ini nggak ada kabar lagi. Padahal kami para driver sudah dapat dua notifikasi soal pendataan ini. Saya sih aslinya nggak punya tanggungan kredit atau pinjaman bank, tapi teman saya punya. Dia punya tanggungan kredit mobil, dan sekarang dia kebingungan soalnya pihak leasing sudah mengingatkan dia soal tagihan, tapi program dari pemerintah ini belum ada tanda-tanda dilaksanakan. Kasian banget temen saya. Dia nggak ada duit juga karena orderan minim. Saya juga bingung soalnya nggak bisa bantu dia.

Oh ya, pendataannya kayak gini, gaes.

Mungkin itu dulu yang bisa saja ceritakan. Sebenarnya banyak yang ingin saya tulis, tapi saya pikir ini saja sudah cukup untuk ngasih gambaran gimana rasanya jadi driver ojol di tengah pandemi ini.

Saya cuma bisa berharap pandemi ini bisa segera berakhir. Tolong buat para customer kalian jangan sungkan-sungkan untuk pesan makanan supaya kami bisa tetap dapat orderan ya. Semoga kalian selalu banyak uang juga biar kalau order makanan terus nggak bikin kalian boros.

BACA JUGA Paradoks Social Distancing buat Pelaku UMKM yang Terpaksa Mecat Pekerjanya atau tulisan Hanif Nanda Zakaria lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: driver ojolpandemi coronavirus corona
Hanif Nanda Zakaria

Hanif Nanda Zakaria

ArtikelTerkait

Tukang Sayur di Tengah Keterasingan dan Ketakutan Virus Corona

Tukang Sayur di Tengah Keterasingan dan Ketakutan Virus Corona

25 Maret 2020
kenaikan ukt UIN

Saran Prank untuk Kemenag Setelah Prank Kompensasi UKT

5 Mei 2020
salat tarawih

Panduan Salat Tarawih Minimalis buat yang Modal Hafalan Surahnya Dikit Banget

25 April 2020
Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Kebiasaan ‘Noleh Tonggo’ Masyarakat Desa Saat Dapat Bantuan Pemerintah

21 September 2020
Saya Mahasiswa Ushuluddin yang Masa Depannya Dipertaruhkan oleh Mulut Tetangga terminal mojok.co

Kuliah Online Bikin Jiwa Bandel Mahasiswa Tidak Terfasilitasi dengan Baik

7 Desember 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa?

15 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.