Ragam Sate Kambing Tegal: Batibul, Balibul, Semuanya Enaaak!

Ragam Sate Kambing Tegal_ Batibul, Balibul, Semuanya Enaaak! terminal mojok

Bisa makan makanan enak adalah nikmat yang harus kita syukuri. Apalah artinya punya duit banyak kalau tubuh berpantangan dengan nikmat duniawi yang dibalut dalam wujud kuliner. Seorang kenalan saya, misalnya. Di usianya yang belum juga 35 tahun, harus rela say goodbye dengan sate kambing. Apa sebab? Takut kolesterolnya naik, Cyin. Padahal sate kambing di Tegal itu, ya Rabb… Enak mampus!

Lha, memang apa istimewanya sate kambing di Tegal ketimbang di tempat lain?

Woya jelas istimewa. Kalau nggak istimewa, nggak mungkin ada banyak pejabat dan artis yang sengaja mampir ke Tegal cuma untuk mencicipi sate kambingnya. Memang, sate kambing di Tegal terkenal empuk karena daging kambing yang digunakan adalah daging kambing muda. Keempukan si sate dijamin bikin siapa pun jatuh cinta, termasuk kakek kalian yang sudah pakai gigi palsu. Makan sate kambing batibul bakal membuat si kakek makan sate dengan nyaman tanpa takut gigi palsunya lepas. Dengan kata lain, gigi friendly. Hehehe.

Oh ya, sebelum membahas jauh soal sate kambing Tegal, kalian perlu tahu ada istilah yang digunakan orang Tegal untuk menyebut daging kambing muda, yaitu batibul dan balibul. Batibul merupakan akronim dari bawah tiga bulan, sedangkan balibul berarti bawah lima bulan. Baik batibul maupun balibul, semua sama-sama enak dan layak dicoba. Tapi, yang paling terkenal di Tegal, sih, varian batibul.

Nah, soal sate kambing batibul ini, saat kali pertama mencoba, mungkin kalian bakal kaget dengan tampilan daging sate yang masih terlihat pucat. Maklum sejak jebrol ke dunia, kalian terbiasa melihat sate yang berwarna cokelat tua kehitaman. Ya, kaan? Makanya ketika melihat penampakan sate kambing Tegal yang pucat, banyak di antara kalian yang mbatin, “Ini daging masih mentah apa, ya?”

Wait. Soal warna sate kambing yang pucat itu, jangan khawatir, Kawan. Warna pucat itu bukan karena belum matang, tapi karena sate kambingnya dibakar polosan alias nggak diberi banyak tambahan bahan. Dan ketika dibakar pun memang nggak sampai gosong untuk menjaga keempukan si sate. Wih, pas banget buat kalian yang ogah makan bakar-bakaran karena takut ada karbon-karbon gitu.

Yang membuat sate kambing Tegal ini semakin istimewa adalah aroma daging kambingnya nggak prengus. Jadi, kalau selama ini kalian jauh-jauh dari sate kambing gara-gara illfeel dengan aroma daging kambing yang mirip kayak baumu kalau belum mandi, kamu wajib coba sate kambing batibul. Sate kambing batibul khas Tegal ini anti prengus-prengus club, Gaes. Soalnya dia pakai daging kambing yang masih muda. Selain itu, potongan dagingnya juga gede-gede. Satu tusuk biasanya berisi daging kambing dengan selingan lemak, hati, dan ginjal. Mantap jiwalah pokoknya!

Gimana? Tertarik untuk mencoba? Kuy, lah. Nggak usah khawatir soal harga. Rata-rata harga sate kambing di Tegal Rp90 ribu per kodi. Mau pesan 10 biji juga boleh. Tinggal dipadukan saja dengan menu pendamping seperti sop, gule, atau asem-asem.

Butuh rekomendasi tempat?

Hmmm… Warung sate kambing muda batibul atau balibul di Tegal ada banyak. Ada Sate Kambing Wendy’s, Sate Kambing Batibul Bang Awi, Sari Mendo, R.M. Bu Tomo, Sate Kambing Bu Narto, sampai bakul sate yang ada di sepanjang Jalan Kapten Sudibyo atau yang biasa disebut dengan Jalan Tirus, semuanya enak. Semua layak coba. Jadi, kapan nih jalan-jalan ke Tegal? Sate kambing batibul memanggilmu, Kawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version