Rafathar adalah anak yang lahir dari pasangan superstar televisi. Pasangan yang ketika menikah, segala rangkaian acara pernikahannya disiarkan live lewat frekuensi publik. Sudah seperti royal wedding versi orang kaya lokal.
Karena itu, kedatangan Rafathar sebagai penerus takhta mereka berdua tentunya tidak lepas dari perhatian publik. Rafathar menjadi anak yang lahir, tumbuh, dan berkembang dengan disaksikan penduduk satu negara. Mediumnya mulai dari acara TV hingga kini channel YouTube pribadi, kita semua mendadak menyerupai tetangga yang tiap hari berjumpa dan menyimak perjalanan hidup si Aa dari jabang bayi.
Kita juga menjadi saksi dari berbagai arc yang telah ia lalui. Pesan utama yang ingin disampaikan: Aa adalah anak hartawan yang bergelimang kemudahan dan kemewahan. Kita tentu tidak akan lupa saat Rafathar dibelikan sepatu di tengah perjalanannya hanya karena pengasuhnya lupa membawa sepatu, atau ya… episode lainnya, saat ia dibelikan mobil beneran oleh ayahnya.
Belakangan, cerita mengenai si Aa juga telah berkembang bukan hanya tentang kemudahan dan fasilitas yang ia dapat, namun juga bagaimana ia menghadapi cobaan. Cobaan artifisial itu bernama prank.
Seperti kita tahu, dalam konten yang diproduksi RANS Entertainment di YouTube universe, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina kerap menjelma sebagai Komeng dan mendaulat Rafathar sebagai Adul-nya.
Mulai dari dibohongi bahwa ia sebenarnya anak Baim Wong, dijaili dengan tumpukan sayur saat terlelap, hingga ditolak undangan pesta ulang tahunnya oleh Gempi yang sebelumnya telah di-brief untuk menolak ajakan tersebut. Komeng pun pasti minder dengan konsistensi prank yang dilakukan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina kepada anak mereka sendiri.
Penonton dihibur dengan bagaimana reaksi Aa kala menghadapi cobaan artifisial tersebut. Sebenarnya reaksinya nggak jauh-jauh dari nangis sih. Namun, orang yang tahu itu prank masih dapat menikmati hiburan tersebut. Sementara bagi Rafathar yang masih kecil, prank itu menjadi kenyataan hidupnya.
Dengan kata lain, prank tersebut memang dibuat untuk menyenangkan para penonton. Persetan dengan pendapat Rafathar soal itu.
Meski pernah membintangi film dengan namanya sendiri sebagai judulnya, nyatanya kehidupannya di luar film masih tidak jauh dari script seperti yang Ia lakoni saat shooting film. Kehidupan Rafathar tak lain merupakan reality show dengan kita sebagai penonton setianya.
Tepat seperti tokoh Truman pada film The Truman Show. Dalam film The Truman Show, diceritakan bahwa Truman Burbank yang mengira dirinya cuma orang biasa sebenarnya adalah tokoh utama reality show yang ditayangkan sejak ia dilahirkan. Semua itu terjadi tanpa Truman sendiri mengetahuinya.
Segala apa yang terjadi pada hidupnya telah scripted. Kematian ayahnya, kisah cintanya, hingga pertemanannya merupakan kisah-kisah yang dirancang demikian untuk menghibur penonton yang dapat menonton segala tindak tanduknya 24 jam.
Seperti Truman, Rafathar pun sudah dibidik sebagai target kamera bahkan sejak dalam kandungan.
Tayangan Rafathar mulanya menyajikan bayangan tentang terlahir sebagai anak dari keluarga yang tajir melintir. Bayangan yang pernah terlintas dalam benak impian kita semua, setidaknya sekali seumur hidup.
Rafathar lewat video-videonya mampu memproyeksikan bayangan tersebut secara apik. Ia menggantikan tokoh Richie pada film Richie Rich yang sebelumnya dijadikan acuan untuk imajinasi menjadi anak orang kaya, bahkan terasa lebih dekat karena ia orang Indonesia.
Namun, seiring perkembangan, kini lakon Rafathar belakangan juga dibumbui berbagai cobaan artifisial scripted yang ditujukan untuk menghibur semua orang, kecuali dirinya tentunya.
Rafathar barangkali telah lelah di-prank berkali-kali. Meski hidup dengan kemewahan, ia muak dengan segala cobaan artifisial yang tentunya ditujukan bukan untuk perkembangan dirinya, melainkan untuk perkembangan jumlah penonton dan subscriber RANS Entertainment.
Maka tak heran jika ia mulai melontarkan tantrum serta ultimatumnya seperti yang terlihat pada video-video yang belakangan beredar di media sosial.
“Aa udah bilang, nggak kasihan, tiap hari udah di-prank?” tanyanya kepada sang Ibu dengan memelas dalam salah satu video.
Namun, Rafathar bukan Truman Burbank yang dalam film telah mencapai umur dewasa untuk menyadari segala prank terhadap dirinya. Ia tidak mampu menghentikan ini semua, sekalipun ia sangat ingin melakukannya.
Ia masih sangat kecil untuk memahami dunia. Betapa menyakitkannya untuk mengetahui jika dunia yang ia tahu sekarang tidak jauh-jauh dari prank yang dialamatkan pada dirinya.
Harapan satu-satunya terletak pada RANS Entertainment alias kedua orang tuanya. Tentu kita berharap bahwa RANS Entertainment sebagai produser The Rafathar Show mampu menulis script yang jauh lebih manusiawi bagi pemeran utama mereka, Rafathar. Atau lebih bagus lagi, dihentikan sekalian.
Kasihan Aa 🙁
BACA JUGA Membahas Kekayaan Rafathar, Bayi Terkaya di Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.