Banyak pemuda yang lebih memilih merantau
Banyak kawan saya yang putus asa dengan keadaan Kota Perwira lantaran UMR yang rendah. Jika mereka memaksa diri tetap menetap, nasibnya akan semakin merana. Akhirnya, banyak pemuda di desa saya yang lebih memilih mencari nafkah di luar Purbalingga alias merantau. Ada yang merantau ke Jabodetabek, Sumatera, Malaysia, Jepang hingga Korea. Tidak ada harapan yang bisa mereka sandarkan pada Pemkab Purbalingga. Harapan hanyalah buih di laut yang bisa disapu badai hingga lenyap sekejap.
Ketimpangan penyerapan tenaga kerja laki-laki dan perempuan di Purbalingga
Kebanyakan pabrik di Purbalingga mempekerjakan perempuan. Sedikit sekali pabrik yang mempekerjakan laki-laki sebagai pegawai utamanya. Sebut saja pabrik wig dan pabrik kosmetik yang hampir 90 persen pekerjanya adalah perempuan. Padahal, tugas pokok mencari nafkah adalah para suami. Seharusnya, pabrik yang dibangun bukan hanya untuk menyerap tenaga kerja perempuan saja, tapi juga untuk kaum pria. Sependek pengamatan saya, lowongan kerja yang tersedia bagi tenaga kerja laki-laki hanyalah satpam. Ketimpangan semacam ini semoga bisa dibaca oleh pemerintah agar tidak semakin tajam.
Setelah semua hal saya uraikan, apakah salah jika pembangunan industri pabrik di Purbalingga semakin bertebaran? Tentu tidak. Dengan sayarat, pabrik yang dibangun mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan kesetaraan bagi warga Kota Perwira. Harapannya perubahan yang kita dambakan bukan sekedar fatamorgana semata.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Titik Macet Paling Parah di Purbalingga, Bisa Ditinggal Kuliah 14 Semester Saking Lamanya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.