Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Punya Usaha Kontrakan Ternyata Nggak Seindah yang Dibayangkan, Sering Terpaksa Cosplay Jadi Debt Collector

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
10 Januari 2024
A A
Punya Usaha Kontrakan Ternyata Nggak Seindah yang Dibayangkan, Sering Terpaksa Cosplay Jadi Debt Collector

Punya Usaha Kontrakan Ternyata Nggak Seindah yang Dibayangkan, Sering Terpaksa Cosplay Jadi Debt Collector (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu saya punya bayangan kalau punya usaha kos-kosan atau usaha kontrakan pasti menyenangkan. Sebab, tiap bulan dapet setoran meski nggak ngapa-ngapain. Itu bayangan saya dulu. Dan sekarang, saya merasakan hal tersebut.

Sebetulnya ini usaha kontrakan punya bapak saya. Hanya saja karena blio sakit, alhasil sekarang yang mengurusnya adalah saya. Dan percayalah, punya usaha kontrakan itu nggak semenyenangkan itu. Sebab, ternyata setiap bulannya kita perlu menagih uangnya.

Bagi yang belum tahu, nagih uang kontrakan bukan hal yang mudah. Kalau sedikit dikasih ketegasan, dianggapnya kita ngegas, marah-marah, omon-omon. Tapi kalau tidak ditegasi malah nggak mbayar. Hasyuuu emang.

Dulu saya kira, mereka ini akan datang sendiri. Nyari saya dan kemudian bayar. Tapi ternyata tidak seindah itu. Memang sih, ada yang kayak gitu, tapi jumlahnya nggak banyak. Saya bahkan pernah ada pengalaman dengan bapak-bapak. Sebut saja si Wadaw.

Blio ini jatuh tempo pembayarannya tiap awal bulan. Tapi kalau tidak ditagih, sampai 3 bulan pun tidak ada kabar. Serius. Pas awal-awal bapak saya sakit, kontrakan jadi nggak keurus, dan saya baru tahu kalau si wadaw ini belum bayar sampai 3 bulan. Padahal harusnya tiap bulan saya yang dikabari, bukan saya yang nagih. Vibe-nya jadi kayak nagih utang lho.

Selain itu, ada juga yang ketika ditagih, alih-alih ngasih uang, malah ngasih permintaan maaf. Alasannya juga macam-macam. Ada yang lupa, ada yang uangnya habis buat bayar sekolah anaknya. Ada juga yang belum nemu alasan. Alias, emang nggak menyiapkan uang sejak awal untuk bayar.

Saya juga sering mbatin, kok bisa ada orang yang punya pemikiran kayak gitu? Ibaratnya nih, Anda makan di suatu restoran. Sudah kenyang. Kemudian pas ditagih, malah minta maaf, dan mohon dimaklumi karena uangnya belum ada. Kan aneh? Sebab, kalau mau makan, ya berarti harus punya uang kan? Kalau nggak ada uang, ya nggak usah makan dulu.

Penyewa kabur dari kontrakan

Bapak saya dulu juga ada pengalaman pait. Yakni si penyewa tiba-tiba kabur setelah beberapa bulan nggak bayar. Ia meninggalkan beberapa barang bekas di kontrakan. Mungkin dalam benaknya, biarkan saja kami mengambil barang yang ada di sana sebagai ganti uang sewa.

Baca Juga:

Pengalaman Buruk Saya Dikejar Debt Collector di Jogja, Bikin Trauma dan Overthinking Saat Berkendara

Jogja Darurat Mata Elang alias Debt Collector: Sering Bikin Onar dan Meneror Pengendara padahal Salah Sasaran, Bikin Waswas Saat Berkendara!

Masalahnya barang yang ada ini hanya pakaian bekas, sepeda anak-anak, dan lemari yang kondisinya mengenaskan. Apa yang mau diambil? Alih-alih ngambil, yang ada malah perlu tenaga lebih untuk bersih-bersih dan buang semua barang tadi.

Padahal kalau dipikir-pikir nih. Bapak saya ini udah mau berbaik hati lho, memberi keringanan beberapa bulan, nggak langsung ngusir. Eh malah kabur. Edyan emang. Dari sini, saya jadi paham kenapa bapak kosan saya dulu di Jogja cukup galak dan suka marah-marah kalau ada yang telat bayar kosan.

Kami ini pelaku bisnis, bukan penyedia jasa penginapan gratis

Satu hal yang kadang nggak dipahami oleh si penyewa adalah, kami ini pelaku bisnis, bukan penyedia jasa pengungsian gratis. Oleh karena itu, hilangkan semua pemikiran apa nggak kasian sama mereka. Sebab, yang lebih kasian adalah kami.

Saya kasih tahu, keperluan usaha kontrakan tiap bulan tuh macem-macem. Ada yang masih harus bayar listrik. Ada juga yang bayar air. Itu belum keitung pajak bumi dan bangunan lho.

Semua itu memang perlu dibayar. Bayarnya juga pakai uang, bukan keikhlasan. Belum lagi kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, misal ada atap jebol, ganti beberapa perabotan, serta kerusakan lainnya yang harus dilakukan perbaikan.

“Ah, uang segitu aja kok marah-marah? Sudah, ikhlasin aja!”

Eh, mohon maaf, harusnya kebalik. Uang segitu saja kok nggak mau bayar. Sebab, sekali lagi, bisnis kontrakan ini perlu kami lakukan untuk menunjang perekonomian. Nyuruh ikhlas emang gampang, lha wong cuma nyuruh doang.

Tidak semua pemilik usaha itu bergelimang harta

Satu lagi, tidak semua pemilik usaha kontrakan itu duitnya banyak. Ada yang masih susah urusan dompet. Saya salah satunya. Sebab, saya sekarang ini cuma hidup berdua dengan bapak. Dan hanya saya yang bekerja. Mau adu kesedihan? Sini, ayok aja aku mah.

Anggapan pemilik kontrakan hidupnya sejahtera juga berpengaruh pada rasa tanggung jawab untuk bayar. Padahal, meski pemilik kontrakan punya luas tanah 500 ribu hektar pun, urusan bayar sewa tetap harus dilakukan. Bukan malah kabur tanpa penjelasan.

Sekali lagi, bergelimang harta atau tidak, para pemilik kontrakan itu sedang berbisnis, bukan membuka tempat pengungsian gratis. Jadi tolong kerja samanya.

Terakhir, bagi yang belum tahu, membuat kosan atau kontrakan itu nggak murah modalnya. Kalau diitung, kami baru bisa balik modal sekitar 5 tahun. Itu juga kalau selalu ada yang terus menyewa. Dan yang menyewa juga mbayar. Nggak malah kucing-kucingan ketika ditagih.

Yah, punya kontrakan emang nggak sebahagia itu. Alih-alih tiap bulannya happy dapet transferan, eh malah kepikiran betapa susahnya nagih kontrakan. Kalau kata NDX A.K.A, “Ono krupuk dipangan panda, remhok ndaaa.”

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tips Cari Rumah Kontrakan untuk Pasutri Muda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Januari 2024 oleh

Tags: debt collectorpenyewarumah kontrakanusaha kontrakan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

citra debt collector jaket kulit tampang sangar kredit motor mobil menagih mojok.co

Persepsi Debt Collector terhadap Pekerjaan Mereka: Tampang Sangar Memang Bermanfaat

20 Juni 2020
debt collector mojok

Duka Menjadi Debt Collector yang Tidak Sangar

11 Desember 2020
Tipe dan Perbedaan Karakter Debt Collector: Dari Saya yang Jalani Profesi Ini terminal mojok.co

Tipe dan Perbedaan Karakter Debt Collector: Dari Saya yang Jalani Profesi Ini

24 Februari 2021
Konten “Pinjam Dulu Seratus” Nggak Bikin Tukang Ngutang Minggat, Malah Bikin Kasus Pinjol Meningkat

Dear Orang-orang Mahasuci, Tak Semua Korban Pinjol Adalah Penjudi Slot, Banyak dari Mereka yang Dihantam Keadaan, Terhimpit Nasib

6 Oktober 2023
7 Kriteria Rumah Kontrakan yang Cocok Dijadikan Basecamp Ormawa Terminal Mojok

7 Kriteria Rumah Kontrakan yang Cocok Dijadikan Basecamp Ormawa

14 Juni 2022
bpjs kesehatan negara debt collector tenggelam Nagih-Nagih Sampai Ngancam Denda 30 Juta, Negara dan BPJS Udah Kayak Debt Collector aja

Nagih-Nagih Sampai Ngancam Denda 30 Juta, Negara dan BPJS Udah Kayak Debt Collector aja

31 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.