Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

4 Hal Nggak Enaknya Punya Saudara Crazy Rich: Dikira Hidup Serba Mudah hingga Diremehkan kalau Nggak Jadi Siapa-siapa

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
5 April 2025
A A
4 Hal Nggak Enaknya Punya Saudara Crazy Rich: Dikira Hidup Serba Mudah hingga Diremehkan kalau Nggak Jadi Siapa-siapa

4 Hal Nggak Enaknya Punya Saudara Crazy Rich: Dikira Hidup Serba Mudah hingga Diremehkan kalau Nggak Jadi Siapa-siapa (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sekitar 15 tahun lalu, saya adalah salah satu anggota dari keluarga besar yang biasa saja. Mayoritas anggotanya adalah karyawan swasta dan guru honorer, termasuk orang tua saya. Tak ada yang benar-benar kaya alias crazy rich, semuanya hanya cukup untuk hidup biasa-biasa saja.

Hingga suatu ketika, nasib salah satu sepupu dari pihak ibu saya naik tangga. Usahanya di bidang fashion tumbuh pesat. Dia disebut sebagai salah satu crazy rich Surabaya. Lalu kini, kariernya makin melenting karena duduk di kursi Komisi VII DPR RI.

Saya rasa tak perlu menyebut siapa dia, kalian pasti bisa menebaknya. Sebagai bagian dari keluarganya, tentu saya bahagia dan bangga. Hidup saya pun sedikit banyak terbantu. Tetangga dan teman-teman mulai melihat saya dengan kacamata yang agak berbeda.

Tapi apakah dengan begitu hidup saya senantiasa bahagia? Tidak juga. Justru di balik itu semua, ada berbagai masalah hidup yang tak pernah saya sangka. Mulai dari yang kadar deritanya paling rendah, hingga yang paling menyebalkan.

Dikira hidup saya serba mudah karena saudaranya crazy rich

Sejak sepupu saya dikenal publik sebagai crazy rich, tetangga dan teman-teman melihat saya seolah hidupnya aman sentosa. Nggak perlu pusing mikirin biaya kuliah. Kalau kepepet, tinggal minta atau utang. Cari kerja pun dikira gampang. Pokoknya, hidup saya dianggap serba mudah.

Apakah benar demikian? 

Begini. Perkara hidup saya terbantu oleh sepupu, itu benar. Tapi bukan berarti hidup saya bersih dari masalah dan tantangan hidup. Yang crazy rich itu saudara, bukan saya. Makanya saya tetap perlu berdikari soal finansial, tetap harus nabung kalau mau beli barang, dan tetap berjibaku untuk mencari pekerjaan. 

Lagi pula, terlalu sering meminta bantuan ke saudara itu ya nggak etis. Orang tua saya masih lengkap, jasmani dan rohani saya masih sehat, masa ya seluruh aspek dalam hidup saya ditanggung saudara? Nggak masuk akal. 

Baca Juga:

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Dipaksa bicara saat saudara crazy rich tersandung masalah

Kalian semua tahu, sepupu saya ini figur publik. Pengikutnya udah jutaan. Dan sebagaimana figur publik, setiap gerak-geriknya pasti diperhatikan oleh banyak orang. Kalau bertindak baik, akan dipuji banyak orang. Kalau kena masalah, pasti ramai dengan koreksi dan hujatan.

Nah, sialnya, tiap kali dia tersandung masalah, tetangga dan teman-teman saya ini kadang nggapleki. Mereka tanpa tedeng aling-aling menyuruh saya seperti jadi juru bicara saudara crazy rich itu. 

Ada yang tiba-tiba kirim pesan, “Itu saudaramu kenapa kok bisa gitu?”. Ada juga yang kelewat pede ngomong, “Kamu sebagai saudaranya harusnya mengingatkan begini dan begitu.” Bahkan, pernah ada juga yang sok tahu nyeletuk, “Wah, ternyata keluargamu ada yang begitu, ya.” 

Ini bukannya saya nggak mau bantu jawab atau gimana, ya. Cuma saya ini memang nggak selalu tahu urusan pribadinya. Dan itu wajar. Dia punya kepentingan hidup sendiri, demikian juga dengan saya. Toh ya nggak etis, terlalu ikut campur urusan pribadi orang, kendati itu keluarga sendiri.

Sering dijadikan perantara untuk meminta bantuan

Terkadang saya juga bingung. Teman, tetangga, bahkan kenalan lama, kok ya bisa tiba-tiba muncul buat nitip pesan ke saudara saya yang crazy rich itu. 

Seperti Lebaran kemarin. Saat saya upload foto bareng dia dan keluarga besar, beberapa orang langsung reply. Ada yang minta tolong supaya dagangannya di-repost, ada yang minta THR, bahkan ada juga yang sampai minta beasiswa kuliah. Macam-macam.

Jujur saja, saya beneran kikuk kalau dihadapkan situasi begitu. Mau saya teruskan ke saudara, itu ya kesannya saya nggak sopan. Dikiranya saya ngemis. Tapi kalau nggak saya sampaikan, nanti teman mengiranya saya ini sombong dan sok jaga jarak. Serba salah.

Akhirnya, mau tidak mau, saya harus berpura-pura membalas pesan orang-orang kalau saya sudah balik ke rumah. Saya bilang agar meminta ke saudara saya langsung lewat Instagram atau media sosial lainnya. Mau gimana lagi, demi kebaikan bersama. 

Diremehkan kalau profesinya nggak seelit saudara crazy rich

Lalu, ada satu hal lagi yang paling bikin dada saya panas: pekerjaan saya dan orang tua sering diremehkan, hanya karena kami punya saudara crazy rich.

Pernah suatu ketika, teman saya nyeletuk, “Lha kok kamu masih jadi pekerja lepas? Nggak ikut jadi pengusaha juga kayak sepupumu ta?” Bahkan ayah saya yang seorang teknisi cat, juga pernah dapat candaan pedas, “Walah, saudaranya crazy rich kok masih jadi tukang cat!”

Meskipun beberapa mungkin niatnya cuma bercanda, tetap saja, ucapan-ucapan semacam itu nyangkut di hati. Kayak-kayak saya dan seluruh keluarga besar ini dituntut harus jadi siapa-siapa, selevel sepupu saya.

Padahal hidup saya ya hidup saya. Karier yang saya pilih ya berdasar kemampuan dan jalan yang saya tempuh sendiri. Sepupu saya yang crazy rich pun nggak pernah memaksa saya harus begini atau begitu. Justru dia amat sangat suportif kalau ada yang mau ambil jalan hidupnya sendiri.

Itulah tadi beberapa keresahan saya sebagai orang yang punya saudara sukses. Saya bukan sedang pamer, atau tak bersyukur. Saya cuma ingin menunjukkan, bahwa hidup seseorang yang terlihat enak, itu belum tentu juga senyaman yang dibayangkan. Sawang sinawang, kalau kata orang jawa.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 April 2025 oleh

Tags: crazy richKeluargapersaudaraansaudara
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Jangan Katakan Ini pada Penderita Covid-19 dan Keluarganya

15 Oktober 2020
membalas pesan

Malasnya Berurusan Dengan Orang yang Online Tapi Enggan Membalas Pesan

2 Agustus 2019
Catatan Program KB di Perayaan Hari Kartini Sebagai Bentuk Ketidaksetaraan Gender terminal mojok

Catatan Program KB di Perayaan Hari Kartini sebagai Bentuk Ketidaksetaraan Gender

21 April 2021
4 Crazy Rich di Kampung Durian Runtuh “Upin Ipin” yang Patut Dicontoh, Tetap Membumi dan Nggak Medit Mojok.co

4 Crazy Rich di Kampung Durian Runtuh “Upin Ipin” yang Patut Dicontoh, Tetap Membumi dan Nggak Medit

27 April 2024
reply 1988 drakor drama korea MOJOK.CO

Reply 1988: Selain Keluarga, Harta yang Berharga Lainnya Adalah Tetangga

23 Mei 2020
bunga terakhir

Perjumpaan Terakhir: Pada Akhirnya Kita akan Menyusul Mereka

9 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.