Memang tidak mudah mengembangkan Preman Pensiun menjadi seri atau film layar lebar. Apalagi produksi film seri biasanya akan membutuhkan dana produksi yang lebih besar dan tempat penyiaran filmnya harus sesuai dengan pasar yang dituju. Akan tetapi, industri film Indonesia yang mulai melakukan digitalisasi penyiaran tampaknya bisa menjawab permasalahan tersebut. Banyak platform penyiaran dalam negri dan luar negeri yang mulai digunakan di Indonesia. Sebut saja Netflix, Amazon Prime, Bioskop Online, dan Viu.
Kerja sama dengan platform streaming online bisa menjadi solusi. Usaha menggandeng Netflix untuk mendanai produksi dan penyiaran bisa menjadi alternatif agar Preman Pensiun masih bisa diakses di seluruh Indonesia meskipun harus berbayar. Mendapatkan eksposur audiens internasional juga menjadi keuntungan besar apabila Preman Pensiun berhasil melakukan kerja sama dengan Netflix. Tentunya masalah terbesar adalah negosiasi antara MNC Pictures sebagai rumah produksi Preman Pensiun dengan Netflix sebagai pihak yang akan diajak kerja sama atau membeli hak siar tersebut.
Karena kemiripan cerita, tokoh, dan jenis bisnis yang digeluti, harusnya Netflix beranilah bertaruh untuk Kang Mus. Kalau digarap serius, bisa banget seri ini jadi Peaky Blinders versi Asia. Nggak menutup kemungkinan kan? Bisa banget.
Sebagai penonton saya berharap Preman Pensiun tidak berakhir dengan cerita yang membosankan. Begitu besar potensi dan semua itu layak dimanfaatkan. Kapan lagi kita punya tokoh yang bisa toe to toe dengan Thomas Shelby?
Penulis: Muhammad Arief Bimaputra
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Peaky Blinders dan Cara Merokok Thomas Shelby yang Elegan