Di Preman Pensiun episode 25, pertama-tama kita akan bertemu Ubed yang tengah di ambang pilu dan rajin melamun. Pilihan-pilihan hidupnya semakin terbelah bercabang-cabang, satu sisi Dewi yang ia cintai tak lagi mau menemui Ubed karena tidak tegas untuk meninggalkan pekerjaan lamanya, di sisi yang lain Saep terus memotivasi bahwa seni memindahkan uang dari saku orang ke saku sendiri adalah pilihan terbaik. Pilihan yang selalu tidak menguntungkan bagi seorang pria: cinta atau kesetiakawanan.
Di lain kisah, perintah sudah dijalankan Kang Mus, dalam hal ini soal pengawalan Kinanti anak Kang Bahar, meski di waktu bersamaan Adit dan Kinanti saling mencintai. Sejauh episode yang sudah-sudah, saling mencintai merupakan persoalan yang ringan namun tak kehilangan bagian rumitnya. Singkat kata, seperti Ubed yang terus membayangkan Dewi, Adit tak jauh beda selalu terbayangi Kinanti.
Selain soal cinta di atas, Preman Pensiun episode 25 ini juga berfokus pada Kang Mus yang terus hati-hati dengan langkah Jamal. Kang Bahar sudah pensiun, tidak mau menjadi petinggi bisnis lagi, artinya Jamal semakin melancarkan obsesinya, walaupun setiap orang yang didekati olehnya terus terpantau oleh Kang Mus dan setiap penjaga pos (Gobang atau Komar) yang memegang kendali.
Permasalahan tak pandang bulu. Kang Bahar yang melihat geliat anak bungsunya, Kinanti, yang sedang asyik-asyiknya menjalin hubungan dengan Adit juga jadi permasalahan yang perlu diatasi. Setidaknya meminimalisir akan terjadinya patah hati pada hubungan mereka. Pun dengan Kang Mus yang masih menyisir anak-anak buahnya, permasalahan keberpihakan dan kesetiaan ini menguras tenaga Kang Mus sebagai pimpinan paling tinggi setelah Kang Bahar pensiun.
Kang Mus semakin masif berkordinasi dengan Gobang, pesannya untuk hati-hati dengan Jamal dan semua orang di terminal. Menurut Kang Mus, “Tidak peduli siapa yang memimpin, yang penting bisa menjamin bisa cari makan di terminal.”
Jamal bukan masalah ringan, mungkin ia serupa bom waktu bagi bisnis keamanan yang sudah berpuluh-puluh tahun yang dijalankan Kang bahar, yang kemudian diteruskan Kang Mus. Dan satu hal lagi, Jamal sudah melihat Kang Mus “kebakaran jenggot” dengan setiap langkahnya. Kemenangan besar sudah ditunggu-tunggu.
Di lain scene, Saep kerap apes bila operasi tanpa Ubed. Bahkan saat tertangkap Komar yang kebetulan ada di bahu jalan, Komar tega menghajar “segetiga bermuda” Saep. Namun kesialan Saep tak berhenti di situ. Jadi, saat istirahat menahan linu, mules, dan sakit, dua pemalak datang meminta dompet dan hape. Tanpa perlawanan, Saep pun memberikan barangnya cuma-cuma.
Selanjutnya, menuju akhir cerita Preman Pensiun episode 25, Kang Mus juga meresahkan keadaan Kang Bahar setelah istrinya meninggal. Kang Mus masih perlu terus terhubung dengan Kang Bahar sebagai orang yang bisa menasihatinya. Untungnya keadaan Kang Bahar masih terbantu dengan ketiga anaknya yang semakin konsisten menjenguk setiap pekandan itu setidaknya dapat mengobati kesepian hari tua Kang Bahar. Kondisi tersebut Kang Mus dibantu oleh Amin untuk terus memantau dari dekat.
Sama halnya dengan Amin yang melaporkan keadaan Kang Bahar pada Kang Mus, Dikdik, anak buah yang paling dipercaya Jamal, turut menjadi mata-telinga Kang Mus terkait langkah-langkah Jamal. Artinya, setiap langkah Jamal dijalankan, Kang Mus dapat informasi dari Dikdik. Tapi Didik menuai masalah, bukan ketahuan oleh Jamal, melainkan rasa cemburu Iwan yang melihat Yuyun didekati oleh Dikdik.
Ketika obrolan dimulai, rasa cemburu justru berbuah pahit, Iwan yang sedang menginterogasi Dikdik ketahuan Murat-Pipit, kemudian Iwan dipiting oleh Murat untuk dibawa ke hadapan Jamal. Sepanjang perjalanan Dikdik ingin menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman di sini, tapi Murat kelewat sebal karena Iwan pernah punya masalah dengan Dikdik sebelumnya. Ketika menghadap Jamal, nasib Iwan sudah tak tertolong. Jamal memberi perintah “beri pelajaran kesehatan” untuk Iwan.
Selepas perintah Jamal terpahami oleh Murat, adegan berpindah ke Komar yang sedang di depan sebuah rumah, mencari keberadaan Iwan. Namun, kecurigaan Jupri soal Iwan yang mungkin sedang di rumah Yuyun benar-benar keliru. Jadi, saat Yuyun muncul dari dalam rumah, ia menyapa Komar dan menjawab setiap pertanyaan menyangkut keberadaan Iwan dengan “enggak” dan “enggak tahu” doang.
Komar makin bingung.
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.