Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia

Mohammad Hidayatullah oleh Mohammad Hidayatullah
20 Mei 2020
A A
nussa dan rara, Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi Wajah Baru Pemberi Warna Baru di Sinetron Preman Pensiun 4 Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E
Share on FacebookShare on Twitter

Seluruh lapisan masyarakat mungkin akan sepakat, jika saya mengatakan bahwa dunia pertelevisian Indonesia rendah akan edukasi. Semakin lama terkesan tak berkualitas. Dibanding dulu, mungkin gambaran kurva kualitasnya anjlok, nyungsep ke bawah. Saya paham, rating memaksa kalian untuk menyuguhkan siaran acara yang kurang mendidik generasi bangsa.

Barangkali masih setengah sadar untuk menyadarinya, dengan menyiarkan acara yang kurang bermutu kalian secara sengaja telah lari dari tanggung jawab sebagai agen perubahan. Bahkan, baik buruknya generasi mendatang, tergantung siaran seperti apa yang saat ini kalian sajikan.

Lantas, apakah salah jika masyarakat mulai meninggalkan televisinya dan beralih ke YouTube? Memang sih, nggak ada jaminan bahwa di YouTube bakal mendapatkan tontonan yang berkualitas. Tapi kan setidaknya mereka punya pilihan untuk tidak menonton ataupun bisa menghujat kritik konten yang nggak bermutu, seperti channel dengan 22 juta subscriber itu. Asshiaap.

Nyatanya, sinetron yang digandrungi kaum milenial justru geng motor yang kerap menampilkan adegan berantem, diimbangi dengan kisah-kisah percintaan yang nggak jelas. Juga sinetron yang mematikan nalar manusia, dengan kisah-kisah orang yang terkena adzab nyleneh. Bagus sih, mengingatkan kematian, tapi nggak selebay itu juga kali, Bang.

Salah satu ciri khas sinetron Indonesia yang nggak berkualitas itu, biasanya akan tamat pada episode yang kesekian ribu. Para penontonnya yang dulu masih belum akil baligh, pas tamat sudah menjadi seorang bapak dengan dua anak. Jujur saja, kalian pasti pernah berpikiran “Ini sinetron kapan habis nya, yak?” Tapi apa peduli mereka, selama rating masih aman, gaskeun aja.

Kendati demikian, nggak semua sinetron Indonesia itu sampah, kok. Beberapa ada yang cocok untuk dijadikan konsumsi keluarga, contoh saja Preman Pensiun. Sinetron garapan Aris Nugroho ini sudah memasuki musim ke 4, bahkan sukses juga di filmnya, Preman Pensiun The Movie.

Esensi dari filmnya penuh dengan nilai-nilai kehidupan. Meskipun dipoles dengan komedi, tapi nggak mengurangi sedikit pun pesan moral yang disematkan. Banyak pengajaran yang sengaja diselipkan di dalamnya. Jangan heran, jika penonton nggak pernah bosan bahkan menanti-nanti season selanjutnya.

Jika dari kalian sudah ada yang pernah menonton atau mungkin sebagai penggemar terbaiknya, maka cukup membaca judul tulisan ini saja kalian akan auto setuju dengan isi tulisannya.

Baca Juga:

Terminal Ledeng Bandung: Terminal Multifungsi di Pinggiran Kota Bandung yang Bukan Sekadar Tempat Ngetem Angkot

Mawar Preman Pensiun, Tukang Parkir Terbaik dan Teramah di Indonesia, Wajib Jadi Contoh!

Walaupun judulnya Preman Pensiun, lantas tidak kemudian menampilkan adegan saling pukul, menodong orang, minum-minuman keras, tidak! Adi Nugraha cukup paham tentang fungsinya sebagai sutradara yang dikarunia perlengkapan otak. Sekalipun harus ada sesi baku hantam, paling scene-nya dipotong.

Berbanding terbalik dengan kebanyakan sinetron Indonesia, yang malah menonjolkan unsur kekerasan dan intrik jahat.

Preman di dunia nyata mungkin nggak akan segan untuk membentak bahkan membunuh orang tuanya, tapi tidak di sinetron ini. Mereka dicitrakan selalu menghormati dan taat akan perintah orang tua. Terlebih pada sosok ibu, suatu kewajiban berkata iya jika diperintah apa saja, nggak pernah ada ceritanya menolak. Tapi jika urusan gelut dengan lawan mah nggak usah ditanya.

Nggak hanya pada sosok ibu, pada istri pun nggak akan berani melakukan kekerasan. Mereka akan cenderung melemah jika di depan istri, suara istri adalah suara Tuhan, mungkin itu kalimat yang tepat menjelaskannya.

Barangkali nggak asing, dengan kalimat, “Sepatu Adinda yang ada daun singkong nya 3“, cukup menggelitik memang, tapi scene itu diakhiri dengan pesan moral berupa: Menjual barang bajakan itu dosa.

Tukang parkir mungkin wajib taubat kalau melihat sinetron ini bahwa menjadi tukang parkir seyogyanya melayani pengendara motor dari datang hingga pergi, suatu keramahan harus tersaji di situ. Janganlah cuma muncul pas pengendara motornya cuma mau pulang, itu tidak etis!

Banyak petuah-petuah yang disampaikan kepada pemerintah masyarakat Indonesia, seperti: Bisnis itu harus saling menguntungkan, jika untung semuanya dapet untung, jika buntung semuanya harus mau mendapatkan risikonya. Pastinya kalimat ini dimunculkan karena kehidupan Pemerintah masyarakat nggak jauh-jauh dari frasa ‘merugikan orang’.

Kang Saep, bos copet di Bandung juga mengajarkan bagaimana cara menikmati sebuah pekerjaan. Kerap kali dia menjadi sosok motivator ulung bagi para anak buahnya. Mindset yang ditanamkan, “Kegagalan itu bukan menjadikan kita takut, tapi sebagai koreksi diri untuk berhenti nyopet lebih waspada lagi.”

Pun kepedulian Kang Saep melebihi pemerintah terhadap para pengangguran. Angka kemiskinan yang tak kunjung menurun, membuat Kang Saep tergerak untuk membantu menguranginya. Open recruitmen copet junior terus terbuka lebar bagi yang minat.

“Kamu Pengangguran? Miskin? Lemah iman?” Pertanyaan yang ditujukan kepada calon anggota baru. Simpel bukan? Nggak ribet seperti interview kerja di dunia nyata.

Pasti kalian berpikiran, itu kan nggak mendidik sama sekali. Betul, tidak mendidik, jika dilihat dari sudut pandang seorang copet. Namun, jika dilihat dari pekerjaan yang sedang kamu tekuni, kemudian beranggapan bahwa pekerjaanmu buruk sekali, mungkin pesan itu bermakna positif.

Efeknya nggak hanya kepada masyarakat, Kang Cecep sebagai preman pemegang terminal mojok secara tidak langsung menampar budaya pemerintah kita. Ketika dia butuh supervisor di terminal yang ditarik malah Willy bukan Boy yang masih sanak saudaranya sendiri. Alasannya cukup logis, “Dia lebih pengalaman, lincah dan bisa diandalkan”. Seharusnya seperti itu, kan? Bukan karena keluarga sendiri, maka harus dia yang menerima. Satire yang terselubung.

Masih banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sinetron ini. Dan hal ini tergantung cara kita memahami makna tersirat maupun tersurat yang ditampilkan pada setiap adegannya. Seharusnya Preman Pensiun dijadikan pedoman dalam pembuatan sinetron oleh sutradara lain. Mereka harus lebih banyak belajar lagi dari seorang Adi Nugraha.

Akan sangat bagus jika Preman Pensiun ditiru oleh penonton terutama generasi bangsa, ironisnya jika sinetron yang tidak berkualitas justru yang ditiru bagaimana? Jangan tanya saya, kalau kamu tanya saya, lha terus saya tanya siapa? (nada Pakde).

Ada pertanyaan yang perlu dijawab oleh insan pertelevisian Indonesia: Apakah kalian akan tetap bertahan dengan acara televisi yang tidak mengedukasi dan mendidik generasi? Bukankah rating mematikan kreativitas kalian dalam berkarya?

BACA JUGA Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd atau tulisan Mohammad Hidayatullah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Mei 2020 oleh

Tags: preman pensiunSinetron
Mohammad Hidayatullah

Mohammad Hidayatullah

Mahasiswa kupu-kupu yang menganut kebebasan bergerak.

ArtikelTerkait

Episode Ikatan Cinta Tadi Malam Adalah Episode yang 'Menyala' terminal mojok

Episode ‘Ikatan Cinta’ Tadi Malam Adalah Episode yang Bikin Penonton Nggak Nyantai

6 Juli 2021
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

Preman Pensiun Episode 1, Musim 1: Perkenalan Bos Preman dan Dunianya

7 Juni 2020
Harta, Takhta, dan Sinetron 'Ikatan Cinta' yang Menyatukan Kita terminal mojok.co

Harta, Takhta, dan Sinetron ‘Ikatan Cinta’ yang Menyatukan Kita

9 Februari 2021
Beberapa Hal pada Sinetron yang Nggak Pernah Absen Bikin Ruwet Terminal Mojok

Beberapa Hal pada Sinetron Indonesia yang Bikin Ruwet

22 Desember 2020
Gara-gara Sinetron Ikatan Cinta Ibu Saya Jadi Melek Hukum di Indonesia terminal mojok.co

Ikatan Cinta Bikin Ibu Saya Jadi Melek Hukum di Indonesia

16 Desember 2020
Perjalanan Mencari Sosok Mas Aldebaran di Dunia Nyata terminal mojok.co

Perjalanan Mencari Sosok Mas Aldebaran di Dunia Nyata

23 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.