Nggak ada yang nggak jadi duit di Hollywood. Mereka banyak sekali membuat film yang terinspirasi dari berbagai kejadian nyata. Mulai dari yang bertema drama seperti Official Secret, romantis seperti The Vow, tema kolosal semacam Kingdom of Heaven, film komedi macam Cheaper by The Dozen, pun berbagai operasi militer seperti Black Hawk Down.
Mulai dari kejadian yang super sederhana hingga yang maha megah, mereka abadikan dengan apik menjadi satu atau bahkan lebih dari satu film.
Coba kita tengok sebuah film dengan plot yang sangat sederhana berjudul Taking Chance yang menakjubkannya, dibintangi oleh Kevin Bacon. Kenapa saya bilang sangat sederhana? Pasalnya, selama durasi lebih kurang 90 menit tersebut, hanya menceritakan proses pengawalan mayat seorang militer menuju ke kampung halamannya. Hebatnya, film tanpa permasalahan dan tanpa klimaks ini menurut saya enak dilihat dan cukup menginspirasi.
Film Hollywood yang mengambil cerita dari kejadian bersejarah dengan plot apik, sebetulnya tidak sedikit. Kita sebut saja beberapa di antaranya seperti World Trade Centre, Pearl Harbour, ataupun 13 hours. Saya pun beranggapan sebentar lagi akan muncul film Hollywood dengan latar cerita berupa perebutan pemerintahan Afghanistan oleh Taliban.
Sebetulnya, kisah Taliban sendiri pernah difilmkan melalui kisah 12 Strong, yang dibintangi oleh Chris Hemsworth. Film ini berkaitan erat juga dengan film World Trade Centre, karena misi 12 strong adalah menumpas dalang pengeboman WTC.
Saya pengin memprediksi alur cerita yang bakal dijadikan dolar oleh para produser Hollywood.
Opsi plot pertama, soal penyelamatan warga negara Amerika yang akan menjadi plotnya. Seperti pada film Argo yang menceritakan kisah penyelamatan enam diplomat Amerika dari Iran, saat terjadi kerusuhan anti Amerika di sana. Saya sempat mendengar melalui salah satu stasiun radio kisah kementerian Luar Negeri Indonesia tentang tim penyelamatan warga negara Indonesia dari Afghanistan yang menurut saya sangat dramatis.
Tim penyelamatan Indonesia yang terdiri atas tim militer dan paramedis melakukan penyelamatan dengan cepat dan efisien. Mereka mendarat di bandara Kabul, menaikkan penumpang dan kembali lepas landas hanya dalam waktu 30 menit. Pilot mendaratkan dan melepas landaskan pesawat tanpa bantuan kru bandara di runway, tanpa bantuan tim monitor bandara. Mereka bahkan menyiapkan tangga untuk berjaga-jaga bila memang tidak ada tangga yang disediakan pihak bandara.
Batin saya, kisah ini saja sudah bisa membuat saya berimajinasi apik. Apalagi kalau hal ini diimajinasikan sama para penulis skenario Hollywood. Apalagi kalau kisahnya fokus soal warga Amerika, hmmm, bakal sedramatis apa, ya.
Opsi plot kedua, filmnya dibikin dari sudut pandang seorang perempuan. Beberapa kali saya melihat postingan Instagram kanal berita internasional, jurnalis perempuannya sempat diintimidasi karena pakaian yang dikenakan. Belum lagi puluhan artikel berita telah mengabarkan ketakutan dunia akan nasib kebebasan perempuan di tangan Taliban.
Malala Yousafzai turut angkat suara mengungkapkan kekhawatirannya. Menurut saya, ini menarik untuk diangkat sebagai film agar meningkatkan awarness dunia akan hal tersebut.
Opsi plot ketiga, plot selanjutnya adalah cerita tentang para bayi dan balita yang dilepas oleh orang tuanya ke tangan anggota militer. Beberapa video dan foto yang sempat viral menggambarkan para orang tua melepaskan bayi dan balita mereka demi harapan besar untuk masa depan anak-anak mereka.
Plot ini dapat berakhir happy ending bila nanti si anak bersatu kembali dengan orang tua mereka. Atau mereka masuk ke sistem penanggungan anak ala Amerika. Banyak film yang menceritakan suksesnya sistem anak asuh di Amerika seperti The Blind Side.
Opsi plot keempat, plot lain adalah kisah seseorang atau sebuah keluarga yang berhasil diungsikan dari bandara Kabul oleh tentara Amerika. Kisahnya dapat dimulai dari perjuangannya mendapat giliran di antara ribuan antrean untuk masuk pesawat. Lantas, dilanjutkan dengan perjuangannya untuk struggle di tanah baru.
Opsi plot kelima, menceritakan mereka yang nekat kabur dari Afghanistan dengan menempuh jalur darat menuju negara tetangga yang berbatasan langsung. Bagaimana perjuangan mereka untuk menempuh jarak yang jauh dengan medan gurun yang menyiksa. Apalagi saat ini tengah diberitakan, Turki sebagai negara tetangga meningkatkan keamanan perbatasan untuk menghalau imigran dari Afghanistan. Seperti halnya film Desierto yang mengisahkan imigran gelap Meksiko yang masuk ke Amerika melalui perbatasan darat, tema ini mungkin akan “laku” terjual.
BACA JUGA 4 Kebohongan Film Hollywood yang Sering Kita Terima sebagai Kebenaran dan tulisan Ajeng Illastria Rosalina lainnya.