• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Alasan untuk Tidak Menyukai Film Dubbing

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
28 Agustus 2020
A A
film dubbing film hollywood film korea subtitle tidak suka film dubbing dubber profesional terminal mojok.co

film dubbing film hollywood film korea subtitle tidak suka film dubbing dubber profesional terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang suka nonton film Hollywood atau film kenamaan dari luar, termasuk juga film Korea, dan lain sebagainya, saya merasa kurang sreg jika menonton film favorit yang ditayangkan di saluran tv lokal. Bukannya apa, selain banyak iklan dan penempatan iklannya nanggung, maksudnya, pas lagi seru-serunya selalu terpotong iklan, seringnya mereka menayangkaN film dubbing.

Dubbing dalam bahasa apa pun. Pokoknya yang bukan bahasa asli dari film tersebut. Entah film Korea di-dubbing menggunakan bahasa Indonesia, film Amerika yang biasanya menggunakan bahasa Inggris di-dubbing jadi pakai bahasa China, dst. dst..

Serius. Filmnya jadi kurang menarik, nggak seru, dan janggal.

Contoh nyatanya bisa kalian lihat dan cek secara mandiri ketika nonton drama Korea yang ditayangkan di saluran televisi lokal. Dari dulu hingga sekarang, rasanya kurang seru kalau liat film yang dialognya dubbing begitu. Makanya saya mencoba menelusuri alasan untuk tidak menyukai jenis film dengan dialog dubbing.

Antara gerakan mulut dan kalimat yang diucapkan tidak pas

Percayalah, salah satu hal yang membuat kita menjadi kurang nyaman saat menonton film dengan dialog dubbing adalah pada saat gerakan mulut dan kalimat yang diucapkan tidak pas. Cukup mengganggu. Rasanya janggal aja gitu. Aneh.

Memang, ini bisa dianggap sebagai kendala minor dan bisa diabaikan. Tapi, jika terus menerus terulang, lagi dan lagi, malah jadi menggalihkan fokus.

Misal, seorang pemeran mulutnya sudah mingkem dan tidak bicara, tapi dubber-nya masih mengucap satu atau beberapa kata. Bisa juga saat pemeran sudah komat-kamit tanda bahwa dia sedang berbicara, eh, tidak ada suara dari dubber-nya sama sekali. Kan aneh banget.

Film dubbing bikin pemerannya terlihat kurang ekspresif karena nada bicara yang datar

Hal ini bisa terjadi karena nada bicara dubber yang hampir selalu datar pada semua ekspresi yang diperlihatkan oleh pemeran film. Sehingga, penyampaian emosi pada alur cerita menjadi kurang terasa. Bahkan, hampir tidak ada. Efeknya jadi kurang greget pada saat ada adegan yang emosional dan sentimentil.

Untuk permasalahan ini, tolong lah. Mohon banget gitu, ada penyesuaian nada bicara pada saat adegan tertentu. Masa saat senang, sedih, panik, takut, semua nada bicaranya disamaratakan, sih. :’(

Itulah kenapa, ketika nonton film yang di-dubbing, saya selalu merasa emosinya kurang bisa tersampaikan. Malah terkesan setengah-setengah dan bikin bingung.

Ini adegan bahagia tapi kok nggak terlihat bahagia-bahagia amat. Adegan nangis tapi kok nada-nada bicaranya nggak bikin sedih. Yang ada malah sedih karena keseruan filmnya berkurang.

Begini. Saran saya, sudah pas jika dialog antar pemeran menggunakan bahasa asal atau sesuai aslinya dipertahankan, dengan tetap menampilkan teks terjemahan bahasa Indonesia seperti penayangan film pada umumnya. Tujuannya sangat sederhana, agar tetap dapat dinikmati oleh banyak orang dan dari berbagai kalangan, tentu saja.

Biarkan drama Korea yang tayang di Indonesia menggunakan bahasa Korea, dengan terjemahan bahasa Indonesia yang tetap ditampilkan. Dan biarlah film Hollywood tetap membuat kita terkagum-kagum karena visualnya yang memukau. Dengan teks terjemahan yang pas dan menyenangkan untuk dibaca. Sekaligus bisa dijadikan bahan belajar dalam memahami bahasa Inggris. Sederhananya demikian.

Sebaiknya, jangan memaksakan untuk dubbing semua film. Bahkan anime atau film animasi saja, rasanya lebih seru jika menggunakan dialog aslinya. Lebih ekspresif. Antara kalimat dan ekspresi yang diperlihatkan berbanding lurus.

Film dubbing pakai bahasa yang kelewat formal

Kendati demikian, di sisi lain saya paham bahwa, lypsinc (sinkronisasi bibir) saat dubbing itu sulit. Makanya nggak bisa sembarangan memilih dubber. Harus yang terlatih dan berpengalaman. Wong yang profesional saja kadang masih kurang mantep.

Apalagi kalau film dubbing menggunakan bahasa yang rasanya lebih formal dari bahasa aslinya. Rasanya nggak nyambung. Padahal, terkait dialog dan bahasa yang diterjemahkan, bisa diadaptasi, kan? Bisa jadi, jika dubber diberi kesempatan untuk melakukan improvisasi tanpa mengubah subtansi, tidak terpaku membaca dialog terjemahan yang tertulis, film dubbing akan jauh lebih menarik.

BACA JUGA Lika-liku Pengamen saat Ini: Dibayar Bukan Untuk Bernyanyi, tapi Agar Segera Pergi dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Agustus 2020 oleh

Tags: Film HollywoodReview Film

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Review Elvis: Menyorot Sisi Kelam Sang King of Rock and Roll

Review Elvis: Menyorot Sisi Kelam Sang King of Rock and Roll

28 Juni 2022
Review Death on The Nile: kok Kayak Sinetron? (Akun Instagram @deathonthenile)

Review Death on The Nile: kok Kayak Sinetron?

8 April 2022
spider-man: no way home 2

Beberapa Hal yang Membuat Spider-Man: No Way Home Terasa Cacat (Bagian 2)

21 Desember 2021
spider-man: no way home

Beberapa Hal yang Membuat Spider-Man: No Way Home Terasa Cacat (Bagian 1)

20 Desember 2021
Prediksi Plot Film Hollywood yang Bercerita Soal Afghanistan Hari Ini terminal mojok.co

Prediksi Plot Film Hollywood yang Bercerita Soal Afghanistan Hari Ini

28 Agustus 2021
Alasan James Bond Punya Banyak Penggemar padahal dia Agen Rahasia yang Sembrono terminal mojok

Alasan James Bond Punya Banyak Penggemar padahal dia Agen Rahasia yang Sembrono

25 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tipe teman dalam menanggapi curhat mojok.co

5 Tipe Orang ketika Menanggapi Curhat Temannya

Buku 'Semesta Murakami' Adalah Kitab Penting untuk Penulis terminal mojok.co

Bukan Ajang Pamer, #Favoritebookchallenge Itu Usaha Menebar Gemar Membaca

Enggak Apa-apa kalau Ketinggalan Pencapaian, Wong Nggak Lagi Balapan terminal mojok.co

Nggak Apa-apa kalau Ketinggalan Pencapaian, Wong Nggak Lagi Balapan



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

30 Januari 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas (Unsplash)

Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas

31 Januari 2023
5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi (Unsplash)

5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .