Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

PPG Akan Selalu Dianggap sebagai Formalitas Belaka jika Kesejahteraan Guru Masih Menyedihkan

Riyannanda Marwanto oleh Riyannanda Marwanto
4 September 2020
A A
sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

Share on FacebookShare on Twitter

Guru merupakan kunci utama dalam pendidikan. Apabila ingin kulitas pendidikan suatu negara baik, maka kualitas guru harus diperbaiki terlebih dahulu. Karena guru bertindak sebagai eksekutor dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagus apapun kurikulum pendidikan, kalau penerapannya buruk akan  tetap menjadi tidak bagus. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas para guru adalah menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG sudah dilakukan selama 15 tahun, tepatnya sejak pada tahun 2005. Pada tahun 2005, melalui UU No 14 tahun 2005, untuk pertama kalinya di Indonesia telah dilakukan sertifikasi guru dan dosen.

Latar belakang munculnya undang-undang tersebut adalah keinginan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan pendapatan guru. Agar bisa mendapatkan sertifikasi tersebut, para guru harus menjalani program PPG selama 6 bulan. Sampai saat ini sudah ada sekitar 46 lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang dibentuk dan diakui untuk melakukan PPG.

Bagi para guru yang mendapatkan sertifikasi tersebut, maka berhak mendapatkan tunjangan sekitar 1,5 juta rupiah per bulannya. Sampai saat ini sudah ada sekitar jutaan guru yang sudah mendapatkan sertifikasi. Namun, apakah dengan adanya sertifikasi guru ini, para guru sudah mejadi kompeten? Apakah para guru sudah mampu menerapkan kurikulum pendidikan dengan tepat? Menurut saya pribadi belum.

Hal tersebut bisa kita lihat dari cara para guru mengajar. Meskipun sudah mendapatkan sertifikasi guru dan berkali-kali ganti kurikulum, namun sebagian besar guru cara mengajarnya tidak pernah berubah. Hanya sebatas ceramah saja.

Bahkan di dunia pendidikan Indonesia sudah muncul lelucon mengenai hal seperti itu, “Apapun kurikulumnya, cara guru mengajar tetap berceramah saja”.  Mirip seperti jargon iklan minuman kan?

PPG juga pernah dikritik oleh Muhammad Ramli Rahim. Beliau adalah ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) periode 2016-2021. Beliau juga berpendapat bahwa PPG tidak berdampak pada peningkatan kualitas dan mutu pendidikan Indonesia. PPG tidak diimbangi dengan pembinaan dan pelatihan berkelanjutan. Sehingga para guru hanya mematok target untuk lulus dan mendapatkan sertifikasi.

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) tersebut juga berpendapat bahwa PPG harus banyak mencontoh dari pendidikan profesi dokter. Pendidikan profesi dokter dibimbing langsung oleh para dokter senior yang sudah lama praktik di rumah sakit. Sehingga beliau-beliau paham betul bagaimana keadaan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh dokter. Berbeda dengan PPG, para pengajarnya kebanyakan adalah para dosen dan belum tentu banyak pengalaman mengajar di sekolah-sekolah.

Tidak hanya Mas Ramli saja, banyak para pakar dan pengamat pendidikan lainnya yang mengganggap kalau PPG masih sebatas formalitas belaka. Karena kenyataannya sampai sekarang PPG tidak memberikan dampak yang besar dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia.

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

3 Hal yang Harus Dipertimbangkan sebelum Daftar PPG Calon Guru dan Menyesal

Dalam hal peningkatan kualitas dan mutu pendidikan, selain PPG, tingkat kesejahteraan dan kondisi perekonomian para guru juga harus diperhatikan. Bagaimana mungkin pendidikan Indonesia maju, kalau para eksekutor pendidikannya (para guru) hidupnya masih pada kesusahan bahkan sengsara?

Jangankan mendapatkan sertifikasi guru, masih ada sebagian guru yang tidak dapat ikut PPG karena terkendala biaya. Bahkan banyak juga para guru yang rela menjual dan menggadaikan barang-barang berharga miliknya untuk ikut PPG demi mendatkan sertifikasi guru, itu pun belum tentu lulus. Ditambah lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk kehidupan sehari-hari.

Apalagi sebagai guru honorer yang penghasilannya hanya sebesar ratusan ribu per bulan, sungguh menyedihkan dan memprihatinkan. Memang benar profesi guru merupakan pengabdian dan pengorbanan, tetapi kalau seperti ini keadaannya, para guru honorer malah terlihat seperti dikorbankan, bukan berkorban. Dikorbankan untuk mengajar di sekolah selama bertahun-tahun tetapi gajinya sangat kecil, bahkan masih kurang untuk menyambung hidup.

Maka dari itu kita tidak bisa menyalahkan guru sepenuhnya, jika ada murid yang tidak nyaman dan tidak paham ketika diajar oleh guru tersebut. Bagimana mau membuat nyaman orang lain, kalau hidupnya sebagai guru juga tidak nyaman selama bertahun-tahun? Bagimana membuat orang lain paham, kalau beliau sebagai guru masih bingung memikirkan keadaan hidupnya?

BACA JUGA Pareidolia dan Dugaan Gambar Salib di Logo HUT RI atau tulisan lainnya dari Riyannanda Marwanto.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2020 oleh

Tags: kesejahteraan guruPendidikanPPG
Riyannanda Marwanto

Riyannanda Marwanto

Mahasiswa

ArtikelTerkait

pascasarjana

Apa Iya, Pendidikan Pascasarjana Itu Pelarian Saja?

28 Agustus 2019
Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam (Unsplash)

Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam

19 Juni 2025
karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

4 Perbedaan UT dengan Universitas Lain

23 Agustus 2021
Jurusan PBSI Memang Jurusan yang Nanggung: Mau Jadi Guru Masih Harus PPG, Sastranya Juga Nggak Terlalu Dalam PPG Calon Guru

3 Hal yang Harus Dipertimbangkan sebelum Daftar PPG Calon Guru dan Menyesal

15 Oktober 2025
Saya Takut Nganggur, Nanti Disuruh Jadi Guru

Saya Takut Nganggur, Nanti Disuruh Jadi Guru

11 Oktober 2023
Mahasiswa Bandung yang Kuliah di ITB, UNPAD, UNPAR, UPI, dan UNISBA Punya Ciri Masing-masing terminal mojok.co

Orang Sukabumi Sebut UIN Jakarta Itu Cabang dan UIN Bandung Pusatnya

25 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.