Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Positif Kena Covid-19 sebagai Ujian Hidup Dadakan

Riskal Arief oleh Riskal Arief
3 November 2020
A A
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

vaksin corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Saat menerima hasil swab test istri dari rumah sakit, saya kaget bercampur sedih dan takut. Istri saya positif terpapar Covid-19. Dia pun hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang seolah-olah akan segera berakhir. Hidup kami sekeluarga pun berubah seketika, paling tidak untuk 14 hari ke depan setelah kabar positif tersebut kami terima. Bisa dibilang itu adalah near-death experience. Setelah melaporkan status positif istri saya kepada Satgas covid-19 tempat kami tinggal, kami pun diminta untuk karantina mandiri selama 14 hari. Semua kebutuhan rumah tangga kami akan disiapkan oleh satgas bersama dengan para tetangga di lingkungan kami. Tidak ada jalan lain selain menurut alias pasrah.

Masa karantina 14 hari benar-benar mengubah cara hidup kami. Terutama pada cara pandang kami tentang pentingnya menjaga kesehatan dan bagaimana melakukannya. Selama ini kami banyak lalai dalam hal menjalankan protokol kesehatan yang ramai digaungkan oleh pemerintah. Contohnya cuci tangan. Sebelum karantina mandiri, aktifitas mencuci tangan hanya dilakukan saat kami mau makan ataupun saat aktifitas di kamar mandi (BAK/BAB). Saat karantina berlangsung, jangankan cuci tangan, cuci hidung dengan cairan infus pun kami lakukan.

Selain persoalan cuci tangan, kami pun menjaga asupan makanan. Kami beruntung memiliki tetangga yang peduli dan satgas Covid-19 yang tanggap. Semua kebutuhan asupan makanan disediakan dengan memperhatikan aspek 4 sehat 5 sempurna. Dari mulai sayuran, buah, tempe, tahu, hingga daging dan telur disiapkan setiap hari. Kami tinggal mengolahnya di dapur. Susu bermerek terkenal pun kami dapat. Ada juga kiriman beras, suplemen, dan makanan ringan, serta bantuan keuangan dari kerabat dekat dan teman-teman pengajian.

Kami pun rajin berjemur setiap pagi untuk mendapatkan manfaat dari sinar matahari. Istri saya berjemur di halaman belakang, sedangkan saya dan anak-anak berjemur di halaman depan. Di momen-momen seperti ini, saya dan anak-anak sempatkan diri untuk saling bercerita ataupun bercanda agar kami terhindar dari stres yang memang menjadi salah satu faktor penurun imunitas tubuh. Sebagai penggemar drakor, istri saya berjemur sambil nonton beragam serial kesukaannya. Hasilnya? Alhamdulillah, setelah karantina mandiri selama 14 hari, kami sekeluarga telah dinyatakan sehat oleh Puskesmas.

****

Selama masa karantina mandiri, saya menyadari bahwa selama ini masalah kesehatan jarang sekali mendapatkan perhatian. Kita cenderung abai dan sibuk dengan urusan pekerjaan, sekolah, ataupun urusan lainnya. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa tingkat kesadaran kesehatan masyarakat Indonesia hanya sekitar 20%. Artinya dari seluruh jumlah penduduk Indonesia, hanya 20% yang paham mengenai kesehatan. Selebihnya tidak, termasuk saya. Tak heran bila kemudian kita dapati pesatnya angka kenaikan penderita Covid-19 di negeri ini. Padahal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sudah dicanangkan pemerintah sejak 2015. Bahkan sudah 56 tahun kita merayakan Hari Kesehatan Nasional.

Kita memang cenderung untuk mengabaikan sesuatu hingga pada saatnya sesuatu itu menjadi hal yang begitu penting bagi kita. Bisa jadi karena kita suka menunda-nunda pekerjaan (procrastination). Misalnya dulu saat sekolah, pentingnya belajar kalah dengan serunya bermain bersama teman-teman. Setiap pulang sekolah, boro-boro belajar, yang ada selalu main dan main. Pas giliran ujian tiba, sistem belajar kebut semalam pun menjadi solusi. Itu pun jika sempat belajar. Seringnya malah belajar di menit-menit terakhir menjelang ujian.

Mungkin juga kita abai karena sesuatu itu tidak terkait dengan kita. Misalnya soal rokok. Meskipun ada peringatan pemerintah mengenai bahaya merokok di setiap bungkusnya, tetap saja rokok laku di pasaran. Mengapa demikian? Bisa jadi karena yang saat ini merokok tidak merasakan efek negatif dari rokok yang mereka isap. Mereka belum terjangkit oleh penyakit jantung atau kanker paru-paru. Jika pria, dia belum mengalami impotensi. Jika wanita, bisa jadi dia tidak sedang hamil, sehingga tidak takut akan gangguan pada kehamilan dan janin.

Baca Juga:

Siasat Menaklukan TOEFL: Tidak Hanya Jago Bahasa Inggris, Strategi Tes Juga Diperlukan

Pengalaman Saya Menjalani KKN Gaib, Sendirian Ngerjain Proker, Tau-tau Selesai

Atau bisa jadi kita menganggap Covid-19 ini sebenarnya tidak ada. Ini hanyalah bagian dari konspirasi global. Kita hanya dibodohi oleh media-media yang telah menjadi corong propaganda kelompok tertentu yang berencana untuk meraup keuntungan dari adanya pandemi ini. Buktinya pilpres di AS tetap dijadwalkan. Pilkada di Indonesia tetap jalan terus. Apa pun alasannya, sudah seharusnya masalah kesehatan tidak sampai kita abaikan. Ingatlah, bahwa kesehatan adalah hal yang sangat berharga.

****

Jika diibaratkan masa sekolah, positifnya istri saya mengidap Covid-19 adalah ujian dadakan bagi saya dan keluarga. Ujian yang diadakan oleh kampus kehidupan. Oleh karena dadakan, maka tidak ada persiapan yang dilakukan sebelumnya. Mau tidak mau, sistem belajar kebut semalam kembali saya terapkan. Tidak ada dosen dan tidak ada absen. Namun, lembar ujian sudah menanti untuk diisi. Tak ada jalan lain kecuali mengerjakannya.

Saya yang abai dan ogah-ogahan cuci tangan, akhirnya terpaksa rajin mencuci tangan. Saya yang malas dan sering lupa minum vitamin akhirnya harus pasang alarm supaya ingat untuk minum vitamin. Saya yang males berjemur karena nyaman dengan ruangan ber-AC, akhirnya harus menghangatkan diri secara rutin setiap pagi. Mau tidak mau, protokol kesehatan harus saya dan keluarga jalankan.

Pandemi ini sudah seharusnya bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dan memulai gaya hidup yang sehat. Faktanya, hingga saat ini cara melawan Covid-19 yang efektif adalah dengan menjaga kesehatan dan sistem imun tubuh sehingga tidak mudah terjangkit oleh virus tersebut. Pandemi ini memaksa kita untuk beradaptasi dengan cara hidup yang baru. Cara hidup yang sebenarnya sangat bermanfaat dan memang perlu dilakukan. Kita dipaksa untuk tetap berada di dalam kondisi tubuh yang fit, jika kita tidak mau terjangkit Covid-19.

BACA JUGA Vaksin Covid-19 Butuh Waktu Lama untuk Dibuat: Penjelasan Sederhana

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2020 oleh

Tags: covid-19pandemiswab testujian
Riskal Arief

Riskal Arief

Karyawan swasta dan penulis lepas.

ArtikelTerkait

Duka Siswa Eligible di Masa Pendaftaran SNBP: Dilarang Daftar Kampus Prestisius oleh Guru yang Narsis dan Sok Tahu

Duka Siswa Eligible di Masa Pendaftaran Kuliah: Dilarang Daftar Kampus Prestisius oleh Guru yang Narsis dan Sok Tahu

19 Maret 2024
Skill yang Harus Dimiliki Orang Indonesia Sebelum Usia 25 terminal mojok.co

Sebagai Warga Desa, Saya Justru Repot Ngadepin Mahasiswa yang KKN Online

30 Juli 2021
Menghitung Denda Pelanggaran PSBB yang Dilakukan Warga Rawa Bebek terminal mojok.co

Menghitung Denda Pelanggaran PSBB yang Dilakukan Warga Rawa Bebek

1 Oktober 2020
Lampu Jalan yang Dimatikan Adalah Langkah Baik Pemerintah yang Patut Diapresiasi terminal mojok.co penerangan jalan

Lampu Jalan yang Dimatikan Adalah Langkah Baik Pemerintah yang Patut Diapresiasi

8 Juli 2021
DPR 'Pemburu Sunrise': Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa terminal mojok.co

DPR ‘Pemburu Sunrise’: Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa

29 Juni 2021
Apa Betul Arsenal Bisa Hidup Tanpa Arsene Wenger? MOJOK.CO

Arsenal, Karyawan yang Dirumahkan, dan Serangan Tidak Berfaedah kepada Mesut Ozil

7 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.