Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan

Doni Erfin Rukiawan oleh Doni Erfin Rukiawan
24 November 2020
A A
Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan terminal mojok.co

Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sedari kecil saya memang sudah akrab dengan angkot. Mulai dari TK saya sudah diantar sekolah naik angkot, berlanjut ketika SD hingga saya lulus SMP. Angkot berperan penting menyokong aktivitas saya dalam menuntut ilmu sampai ke ujung kecamatan kala itu. Letak rumah dan sekolah saya yang berada di dua ujung kecamatan yang berlawanan, membuat angkot menjadi satu-satunya transportasi dengan ongkos yang merakyat meski jarak yang ditempuh lumayan jauh. Makanya saya tahu betul soal posisi duduk di angkot yang paripurna.

Sayangnya, romantisme antara saya dan angkot harus berakhir pada 2014. Tepatnya, setelah saya dibelikan motor Honda Blade Repsol berwarna orange oleh orang tua saya—yang membuat saya merasa seperti Daniel Pedrosa ketika mengendarainya. Seingat saya, saya belum pernah naik angkot lagi sejak motor Honda Blade Repsol tiba di depan rumah.

Tapi, berdasarkan pengalaman saya naik angkot selama bertahun-tahun itu, saya tahu betul pemetaan tempat duduk di angkot. Ternyata ada beberapa posisi duduk di angkot, yang membuat anak-anak puber merasa lebih keren. Nah, barangkali kalian ada yang mau duduk di posisi tersebut, berikut posisi-posisi duduk di angkot yang membuat anak di kecamatan saya merasa keren.

#1 Duduk di depan dekat sopir

Duduk di samping pak sopir yang sedang menyetir mungkin bagi sebagian orang biasa saja. Tapi, di kecamatan saya, anak-anak yang berangkat sekolah naik angkot dan duduk di depan sudah terhitung keren. Sebab, nggak semua anak sekolah bisa dapetin posisi tersebut. Hanya ada dua orang beruntung yang bisa menduduki singgasana tersebut dalam sekali jalan rute angkot— atau bisa juga tiga orang, kalau salah satu rela duduk melangkahkan satu kakinya melewati tuas persneling yang akan menghantam organ reproduksinya saat oper gigi 4.

Orang yang duduk di posisi ini tidak akan pernah tergantikan sampai mereka lulus. Biasanya karena mereka sudah sangat akrab dengan pak sopir bahkan mungkin sudah saling nge-add Facebook. Selain itu, mereka mendapatkan privilege dari jalur angkot—rumah mereka terlebih dahulu dilalui oleh angkot sehingga bisa memilih duduk di posisi mana pun karena angkot masih kosong.

 #2 Duduk di dalam

Ada diskriminasi posisi duduk di angkot bagi pelajar di kecamatan saya, baik dari penumpang maupun dari sopir angkot. Anak laki-laki dilarang duduk di dalam ketika jam pulang sekolah, itu adalah peraturan angkot tidak tertulis yang berlaku di kecamatan saya. Sebab, tempat duduk di dalam bisa menambah pemasukan apabila digunakan oleh siswi, sedangkan siswa dipersilakan untuk bergelantungan mempertaruhkan nyawa.

Tapi, ada juga siswa laki-laki yang bisa duduk di dalam angkot ketika jam pulang sekolah. Hanya ada dua jenis siswa yang bisa menempati posisi ini. Pertama, siswa yang biasanya duduk di depan ketika berangkat sekolah dan sudah akrab sama sopir. Jadi kamu punya backing yang lebih kuat apabila mendapatkan pandangan kurang mengenakan dari penumpang lain. Kedua, siswa yang punya pacar dan duduk di dalam dengan maksud untuk berpacaran. Siswa semacam ini tidak akan mendapatkan diskriminasi dan akan dilindungi oleh pacar dan anggota geng pacar. 

Baca Juga:

Derita Pejalan Kaki di Surabaya: Sudah Dipanggang Matahari, Masih Tak Punya Ruang untuk Menapak Kaki

Trans Jatim Koridor 7, Seburuk-buruknya Transportasi Publik. Masih Perlu Banyak Belajar dan Berbenah

Di kecamatan saya, kalau bisa duduk di dalam angkot pada saat jam pulang sekolah berarti kerennya double. 

#3 Gelantungan di pintu samping

Alasan orang yang berada di posisi ini bisa mendapat predikat keren adalah karena dia gentleman sejak muda. Biasanya, anak yang bergelantungan berasal dari pria-pria yang merelakan tempatnya di dalam angkot untuk diduduki oleh para siswi ketika angkot terasa semakin penuh. Selain gentleman, orang yang berada di posisi ini juga harus bernyali. Pengalaman terburuk saya bergelantungan adalah berdesak-desakan dengan 7 anak di satu pintu angkot yang sempit itu, saling tindih kaki untuk mendapat pijakan adalah hal yang lumrah. Jadi, kalau kamu nggak bernyali, jangan coba-coba menempati posisi ini.

Dengan kebiasaan bergelantungan di pintu angkot seperti itu. Tidak menutup kemungkinan skillnya dapat digunakan untuk menunjang profesi di masa yang akan datang. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh rekan saya—yang merupakan top global pergelantungan angkot biru tua nomor 48, mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan hobinya menjadi kernet bus antarkota.

 #4 Gelantungan di belakang angkot

Jelas posisi ini lebih tidak aman dari gelantungan di pintu samping angkot. Entah siapa yang punya ide pertama kali untuk bergelantungan di belakang angkot ini, sudah tau angkot penuh masih tidak mau menyerah dan menunggu angkot selanjutnya lewat. Posisi ini hanya bisa ditempati oleh maksimal tiga orang, kalau lebih—sopir nggak bisa liat kendaraan di belakang angkot, yang keliatan cuma celana biru pendek berjejer kayak lagi dijemur.

Usut punya usut, yang biasa bergelantungan di belakang angkot, punya keterampilan memusatkan chakra di telapak kaki, mirip Naruto pas latihan memanjat pohon, makanya mereka bisa menjaga keseimbangan meskipun pijakannya sempit.

#5 Duduk di atas angkot

Sepertinya, mindset pemuda di kecamatan saya, semakin tidak safety ketika berkendara, semakin keren. Makanya banyak yang mencoba duduk di posisi ini, kalau yang cuma bergelantungan di samping dan di belakang angkot aja dibilang keren, apalagi yang duduk di atas, resikonya lebih tinggi, bos. 

Yang duduk di atas angkot, biasanya menganggap diri mereka avatar pengendali empat elemen—pengendali angin karena diterpa angin syahdu sepanjang perjalan perjalanan, pengendali api karena sambil ngerokok, pengendali air karena menembakkan potongan es batu kecil menggunakan sedotan dari es seribuan yang dibeli sebelum naik angkot. Tak lupa mereka menganggap menunggangi angkot sama saja kayak naik Appa si banteng terbang.

#6 Duduk di pangkuan sopir

 Hiyaaaaaaaaa, nggak lah bercanda posisi ini berbahaya!

BACA JUGA Pura-pura Kena Hipnotis di Depan Kelas Biar Guru Saya Nggak Malu dan tulisan Doni Erfin Rukiawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 November 2020 oleh

Tags: nostalgiatransportasi umum
Doni Erfin Rukiawan

Doni Erfin Rukiawan

Mahasiswa Universitas Islam tapi orangnya kurang islami.

ArtikelTerkait

Halte Transjakarta Berubah Nama Bikin Penumpang Bingung: Sosialisasinya Jangan Dadakan!

Halte Transjakarta Berubah Nama Bikin Penumpang Bingung: Sosialisasinya Jangan Dadakan!

15 Januari 2024
Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy terminal mojok.co

Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy

5 Desember 2020
Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

20 Januari 2024
Bermain Role Play dengan Mainan BP Adalah Hal yang Asyik bagi Generasi 90-an terminal mojok.co

Bermain Role Play dengan Mainan BP Adalah Hal yang Asyik bagi Generasi 90-an

26 Juli 2021
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Nostalgia 6 Kebiasaan Masa Kecil Pas Disuruh ke Warung sama Ibu

8 April 2020
7 Benda Masa Lalu yang Baunya Khas Banget, Bikin Nostalgia Terminal Mojok

7 Benda Masa Lalu yang Baunya Khas Banget, Bikin Nostalgia!

24 Januari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.