Pernah melihat orang punya pacar yang senang-senangnya berduaan, ketawa-ketawanya berduaan, bahagianya berduan, tapi kalau masalah bayar-membayar cuma si cowoknya atau si ceweknya doang menanggung sendirian? Saya yakin, Kisanak, pasti pernah liat pasangan jenis seperti ini. Atau malah ada di antara pembaca Terminal Mojok ini yang jadi pelaku atau korbannya? Ehee
Dalam hubungan percintaan itu seperti halnya sebuah kerjasama yang saling menguntungkan. Jangan ada salah satu pihak dirugikan atau dibebani. Semua harus ada timbal balik yang seimbang. Misal kita memberikan cinta pada pasangan kita, jadi yah sudah semestinya kita mendapat cinta juga dari pasangan kita.
Orang mau tepuk tangan saja harus pake dua tangan kok baru bisa bunyi. Apa lagi pacaran. Harus pake dua hati biar bisa klop dan pas. Kalau cuma satu hati itu namanya bukan hubungan percintaan, tapi tapi hubungan yang bertepuk sebelah tangan. (Otw play lagu Pupus by Dewa 19).
Pernah saya punya teman. Pacar teman saya ini anak kuliahan juga, anak rantau yang indekos, seorang mahasiswi yang masih mengharap setiap bulannya kiriman dari orangtuanya. Teman saya pun juga nasibnya tak jauh beda. Mahasiswa, anak indekos, dan juga tak punya penghasilan lain selain kiriman dari orangtuanya yang baik hati.
Coba bisa dibayangkan selama empat tahun semasa kuliah, tiap seminggu sekali mereka malam mingguan, si cowok yang tlaktir makan terus. Bayarin tiket nonton sekaligus beliin popcorn. Ngajak jalan-jalan sekaligus paket wisata, makan, dan oleh-oleh. Kadang saking cintanya, dia sampai rela makan cuma pake indomie selama dua minggu hanya agar bisa beliin tas Elisabeth untuk pacarnya itu.
Dan saat mereka lulus kuliah, si cewek justru nikah sama cowok lain. Mereka putus dengan sebuah kalimat klasik, “Maaf ya kita sudah gak cocok lagi!”
Sungguh, saya turut berduka cita untuk kisah yang sungguh romantis ini. Padahal jujur, saya ingin ngetawain teman saya ini, tapi kok ya gak tega. Kisah ini mah kurang lebih seperti orang yang kredit motor selama empat tahun, dia yang nyetorin tiap bulan, eh pas lunas motornya dibegal. Wkwkwkwk
Saya tak mau bilang kalau cewek itu matre dan cuma minta gratisan sama cowok. Karena pada kenyataannya, saya juga sering mendapati kok, ada cowok yang berlaku sama seperti cewek tersebut karena dia memiliki pacar anak orang berada. Jadi mungkin tulisan ini saya tulis untuk semua gender ya. Karena ini hanya oknum, tidak semua cewek dan tidak semua cowok.
Menurut saya ini ya, pacaran itu juga harus punya prinsip. Harus punya kemandirian finansial. Jangan pernah membebankan kekurangan kita pada pasangan. Ingat, kalian ini kan baru pacaran, bukan hubungan serius seperti halnya pernikahan. Orang pernikahan yang sakral saja kadang bisa retak, apalagi cuma hubungan pacaran yang rentan akan kata putus. Lantas, kalau pacaran dan berakhir putus gitu emang bisa menggugat harta gono-gini? Nggak kan? Makanya, cinta boleh, bodoh jangan!
Sebagai manusia yang baik jangan mau mendapat gratisan terus menerus. Jadi kalau pasangan itu misal bayarin tiket nonton, yah kita inisiatif buat yang beli popcorn. Misal pacar beliin makan, kita yang bayar minumnya. Misal pacar suka antar jemput, yah kita yang beliin bensin atau minimal ya bayar parkir. Misal pacar ngasih iPhone 7, yah kita balas dengan beliin dia pulsa lima ribu rupiah. (Maklum manusia kismin)
Yang penting dalam hubungan itu jangan ada kata untung rugi, hutang budi, serta apa pun yang menyangkut materi. Biarkan cinta tumbuh semestinya tanpa membebani salah satu. Kalau gak punya uang yah udah, jangan paksakan. Cukup jajan es doger berdua pun romantis. Katanya cinta? Kan gak mesti di mall, kafe, atau bioskop kan ya.
Cobalah pahami keadaan pasangan juga, jangan terlalu banyak menuntut ini itu. Iya, kalau pacar kita itu jodoh kita kelak? Kalau bukan? Kita kan nanti jadi zalim sama istri atau suami masa depannya dia kan ya. Uang yang harusnya ditabung buat modal nikah, eh malah dihambur-hamburkan untuk ngasih makan jodoh orang.
Belum lagi kalau pacarnya itu sama-sama pekerja. Harusnya dia tahu, betapa susahnya cari uang. Terlebih mungkin pacarnya juga harus mengirimi uang pada keluarganya. Ingat ya, di Undang-undang negara kita itu tak ada pasal yang menyatakan bahwa pacar itu berkewajiban untuk menafkahi kita serta menuruti apa kemauan kita. Dia masih memiliki keluarga yang lebih berhak menerima uang hasil kerja kerasnya.
Tapi, tapi, tapi, semua ini gak berlaku ya kalau pacar kalian itu anak sultan atau anak raja. Malam-malam mau minta kebab yang dibeli langsung dari Turki pun nggak masalah kalau ini mah. Horang kaya mah bebas yhaaa~
Mari bahagia, tanpa menyusahkan orang lain. Jangan sampai kita temasuk bagian dari komunitas pacar menyebalkan sedunia.