Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Bayar UKT ITB Pakai Pinjol Itu Miris dan Jelas Tidak Bisa Dimaklumi, Niatnya Mencerdaskan Bangsa atau Menyengsarakan Rakyat nih?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
27 Januari 2024
A A
Bayar UKT ITB Pakai Pinjol Itu Miris dan Jelas Tidak Bisa Dimaklumi, Niatnya Mencerdaskan Bangsa atau Menyengsarakan Rakyat nih?

Bayar UKT ITB Pakai Pinjol Itu Miris dan Jelas Tidak Bisa Dimaklumi, Niatnya Mencerdaskan Bangsa atau Menyengsarakan Rakyat nih? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya beri dua kata lucu: pinjol ITB

Saya membayangkan bagaimana pelajaran sejarah Indonesia 100 tahun mendatang. Di bangku sekolah yang super canggih, cucu cicit kita sedang terpaku pada sebuah tajuk. “PADA TAHUN 2024, MAHASISWA MEMBAYAR UKT DENGAN SISTEM PINJOL.”

Mungkin mereka akan terhenyak dan ngeri membayangkan karut marut pendidikan leluhurnya. Sayangnya, kita sedang hidup di masa itu. Masa di mana biaya pendidikan sangat tinggi, sampai menggunakan sistem paylater sebagai solusi.

“Lha bagus dong, kampus memperhatikan masalah mahasiswa. Jadi menawarkan solusi yang sekarang sudah umum dilakukan?”

Mungkin Anda berpikir seperti itu. Iya, sistem paylater memang terlihat seperti solusi.

Solusi yang goblok, maksudnya.

Kampus paylater dengan bunga besar

Sebelum kita masuk ke dalam kekacauan, mari kita cermati isu bayar UKT pakai sistem pinjol ini. Cuitan di akun X ITBfess, akun menfess para mahasiswa ITB, menampilkan selebaran. Isinya adalah solusi pembayaran UKT dengan sistem pinjaman dari penyedia jasa DanaCita. Penyedia jasa ini adalah pihak ketiga yang dipercaya ITB.

Tujuan penawaran jasa ini untuk mempermudah mahasiswa dalam membayar UKT. Sehingga biaya kuliah tidak harus dibayarkan dalam satu waktu. Tapi respons macam apa yang diterima program ini?

Baca Juga:

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Trotoar Jatinangor Bukan Tempat Jalan Kaki, tapi Tempat Uji Kekebalan Tubuh dan Memperpendek Usia

Dari cuitan ini saja, banyak warganet yang bersuara kontra. Apalagi setelah ada cuitan baru yang menunjukkan skema pembayaran. Di cuitan tersebut, digunakan contoh cicilan pembayaran UKT Rp12.500.000 dengan tenor 12 bulan. Setiap bulannya, mahasiswa yang mengambil cicilan harus membayar Rp1.291.667. Ini sudah termasuk biaya bulanan dan persetujuan.

Ketika ditotal, si pengguna cicilan harus membayar Rp15.500.004. Atau harus membayar bunga sebesar 3 juta lebih. Berarti, bunga sistem cicilan ini sebesar 20% lebih. Tapi Anda tidak harus sampai menghitung persentase bunganya sih. Melihat angkanya saja memang sudah ra mashok blas. Akhirnya muncul ungkapan sinis terhadap ITB. Dari kampus paylater sampai kuliah modal pinjol.

Resmi dari ITB dan perkara legalitas

Tentu ITB segera merespons berita viral ini. Kepala Biro Komunikasi dan Humas ITB  Naomi Haswanto menyatakan ITB menawarkan banyak kemudahan dalam pembayaran UKT. Mahasiswa ITB dapat melakukan pembayaran melalui layanan virtual account, kartu kredit, maupun lembaga nonbank khusus pendidikan yang sudah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Naomi menyatakan bahwa ITB tetap memberi subsidi untuk beberapa kelompok mahasiswa. Selain itu, ITB memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengajukan keberatan atas besaran UKT. Sedangkan untuk yang tidak mampu membayar UKT, bisa mengajukan cuti akademik.

Selain menanggapi masalah isu viral ini, Naomi juga mengkritik Wakil Mahasiswa Taufiq Pangestu pada Majelis Wali Amanah. Karena Taufiq merilis pembahasan UKT bersama rektor ITB ke media sosial. Naomi menekankan bahwa membayar UKT adalah kewajiban mahasiswa sesuai peraturan.

Selain ITB, OJK juga menyoroti masalah pinjol untuk membayar UKT. OJK segera memanggil pihak DanaCita.  Berdasarkan penelitian OJK manfaat ekonomi (suku bunga) yang dikenakan oleh Danacita telah sesuai dengan SEOJK Nomor 19/SEOJK.06/2023.

Menurut OJK, Danacita juga menyampaikan bahwa kerja sama Danacita dengan ITB dalam bentuk fasilitas pembiayaan mahasiswa bukan yang pertama kali, namun hal tersebut juga telah dilakukan dengan perguruan tinggi lainnya.

Kita bisa melihat bahwa perkara cicilan UKT lewat pinjol ini resmi dan legal. Bahkan tidak hanya terjadi di ITB. Pertanyaannya, apakah sistem ini membantu mahasiswa? Atau jadi masalah baru yang menambah keruwetan pendidikan?

Student loan dan pinjol ITB, sama-sama jadi masalah

Saya langsung teringat perkara isu student loans di Amerika Serikat. Sebenarnya sistem tersebut berbeda dengan sistem pinjol yang ditawarkan ITB. Student loan adalah program pemerintah federal Amerika Serikat dengan sumber dana dari pemerintah. Student loan juga menawarkan berbagai metode pembayaran, salah satunya potong gaji setelah lulus.

Tapi saya tidak akan bicara perkara sistem student loan. Namun perkara masalah yang ditimbulkan sistem ini. Student loan tidak pernah menjawab isu biaya pendidikan di Amerika Serikat. Justru malah menjadi bom waktu bagi mahasiswa. Mereka harus terikat hutang yang tidak sedikit setelah lulus. Belum lagi adanya bunga yang bisa sampai 17%. Akhirnya, para sarjana Amerika Serikat harus terus mengencangkan ikat pinggang selama bertahun-tahun sampai lunas.

Sistem pinjol ITB malah lebih bermasalah. Sebab, mahasiswa tetap harus membayar cicilan selama kuliah. Apalagi bunganya lebih besar dari bunga student loan. Yang ada malah membuat mahasiswa harus membayar lebih karena tidak mampu melunasi di muka.

Masalah bagi “missing middle”

Solusi pinjol untuk membayar UKT ini tidak akan jadi masalah penerima subsidi pendidikan. Tidak juga jadi masalah untuk mahasiswa dari golongan ekonomi atas, karena yang akan terjebak adalah kelompok mahasiswa dengan ekonomi menengah. Sialnya, kelompok nanggung ini menjadi mayoritas di Indonesia.

Kelompok menengah ini terlalu kaya untuk mendapat subsidi, tapi terlalu miskin untuk melunasi UKT. Belum lagi tidak semua mahasiswa ekonomi menengah bisa mengakses beasiswa. Akhirnya tawaran pinjol dirasa jadi solusi (meski goblok). Meskipun harus membayar lebih banyak dari yang seharusnya.

Fenomena kelas menengah ini disebut “missing middle.” Tidak hanya dalam pendidikan, namun “missing middle” juga bermasalah di berbagai lini. Dari pemenuhan kebutuhan hidup sampai pengembangan diri tertahan karena situasi serba nanggung. Bahkan untuk sekadar memenuhi kebutuhan sosial saja harus menata anggaran yang tidak seberapa.

Kelompok “missing middle” ini tidak memiliki banyak pilihan. Mereka membutuhkan pendidikan (serta ijazah) sebagai modal kerja. Tapi tetap kesulitan untuk mengakses hal tersebut.

Pinjol bukan solusi, kita butuh revolusi!

Lalu apa solusi untuk masalah biaya pendidikan ini? Solusi macam pinjol ITB jelas bukan solusi. Lagi pula, apa sih masalah yang bisa selesai dengan pinjol? Bahkan untuk pinjol legal dan diawasi OJK sekalipun.

Selama pemerintah masih memandang pendidikan sebagai industri, maka masalah biaya akan abadi. Pemerintah harus mengubah paradigma terhadap kebutuhan pendidikan masyarakat. Sehingga biaya pendidikan tidak lagi dipandang sebagai “biaya produksi sekrup kapitalis,” tapi sebagai biaya untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Pada akhirnya, revolusi pendidikan adalah solusi. Harus ada perombakan besar-besaran dari dasar sampai puncak. Dari kesejahteraan tenaga pendidik, kemudahan akses, sampai perkara biaya yang dibebankan pada peserta didik. Kalau perkara bagaimana revolusi pendidikan dilakukan, monggo pemerintah yang mengkaji. Mosok saya lagi yang harus cari solusi?

Tanpa mengubah paradigma, maka pendidikan akan selalu menjadi industri penghasil roda penggerak kapitalis semata. Tanpa revolusi pendidikan, maka pinjol akan jadi solusi singkat yang nantinya menjadi bom waktu. Apakah kita akan melihat pendidikan baru yang bebas dari cekikan biaya? Atau nantinya anak cucu kita akan tetap engap hanya demi menambah ilmu dan menyongsong masa depan?

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Middle Class vs UKT: Melawan Jelas Kalah, Mundur Makin Berdarah-darah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2024 oleh

Tags: bungadanacitaITBpinjolstudent loansUKT
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

kenaikan ukt UIN

Saran Prank untuk Kemenag Setelah Prank Kompensasi UKT

5 Mei 2020
Joki Pinjol, Makelar Kesengsaraan yang Banyak Dicari Manusia Putus Asa

Joki Pinjol, Makelar Kesengsaraan yang Banyak Dicari Manusia Putus Asa dan Manusia yang Ngebet Terlihat Kaya

26 Januari 2024
debitur BI Checking fintech pinjol gagal bayar utang mojok

Nggak Pengin BI Checking Gagal? Sebisa Mungkin, Hindari Pinjol

25 Juli 2021
11 Istilah Tempat yang Cuma Diketahui Mahasiswa ITB

11 Istilah Tempat yang Cuma Diketahui Mahasiswa ITB

3 Oktober 2023
Derita Mahasiswa Jogja Kelas Menengah: UKT Mahal, Sulit Minta Keringanan, Hak-Hak Terabaikan Mojok.co

Mahasiswa Kelas Menengah: Tidak Miskin Menurut Data, Tetap Sengsara Menurut Realitas

15 September 2025
Menerka Jalan Pikiran Orang yang Merusak Instalasi Seni Demi Potret Anjingnya terminal mojok

Menerka Jalan Pikiran Orang yang Merusak Seni Instalasi demi Potret Anjingnya

24 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.