Kalau teman-teman adalah seorang Komuter, Angker (Anak Kereta), Roker (Rombongan Kereta), Fans KRL, atau apapun itu namanya, pasti tidak asing lagi dengan pertanyaan ini: maaf, ada yang nggak hamil?
Atau ketika kamu sedang hamil muda, lalu meminta duduk di Tempat Duduk Prioritas (TDP), tapi tidak ada yang mau memberi duduk lantaran perut masih rata. Ada yang pernah mengalaminya?
Berbagai cara PT. Kereta Commuter Indonesia (PT. KCI) sudah coba. Mulai dari teguran dari Pak PKD di dalam gerbong, sampai pemasangan stiker himbauan untuk memberikan kursi bagi yang lebih membutuhkan di jendela KRL. Hingga kini, cara yang termutakhir adalah Pin Khusus Ibu Hamil.
Hah, apaan tuh? Oke, oke, sabar dulu. Jangan heran. Tenang. Saya akan jelaskan sedikit apa yang saya tahu tentang salah satu cara PT KCI untuk membuka kepekaan kita. Sudah siap? Rileks saja dan mari lanjutkan membaca.
Belum lama ini, media sosial Commuter Line, menginformasikan ihwal Pin Khusus Ibu Hamil:
“Menyambut Hari Pelanggan Nasional, 4 September 2019, PT KCI merilis program Pin Khusus Ibu Hamil.
Bagi para pengguna KRL Commuter Line yang sedang mengandung silakan mendaftarkan via:
- Online: https://bit.ly/30DZ20k
- Stasiun Bekasi, Bogor, Juanda, Duri, Sudirman, dan Tanah Abang.
- Komunitas Jalur Bekasi, Jalur Depok – Bogor, Jalur Nambo, Jalur Serpong, Jalur Duri – Tangerang.
Pin bisa diambil di komunitas atau stasiun yang disepakati pada saat verifikasi.”
Lengkap dengan tagar: #WeCareWeShare #PinIbuHamil #HariPelanggan #AyoNaikKRL #AyoNaikKereta #BestChoiceForUrbanTransport
Loh, manfaatnya apa sih?
Pin Khusus Ibu Hamil ini hadir dengan harapan dapat membantu mengidentifikasi para ibu hamil, terutama untuk usia kehamilan pada trimester pertama. Di mana secara fisik belum terlihat. Sehingga penumpang lainnya dapat memberikan tempat duduk kepada bumil. Terlepas dari kursi prioritas itu, tetapi juga di seluruh kursi KRL.
Nah, gimana? Sekilas udah paham, kan, maksud dan tujuannya? Mari, kita lanjut.
Buat rekan Commuters —istilah untuk pengguna KRL— yang ingin mendapatkan Pin Khusus Ibu Hamil ini, tentu ada cara dan syaratnya. Caranya bisa langsung mencoba registrasi online, yaitu melalu link di atas. Atau secara offline juga bisa, yaitu registrasi langsung di stasiun. Tapi nggak semua stasiun bisa melayani. Hanya beberapa stasiun saja, yakni: Stasiun Bekasi, Bogor, Juanda, Duri, Sudirman dan Tanah Abang. Kemudian jika sudah di stasiun, silakan bertemu dengan petugas Passenger Service Stasiun.
Setelah mengisi form registrasi yang diantaranya ada: Nama, Tanggal Lahir, Alamat, No. KTP, No. KMT, No. Tlp/HP, Email, Lampirkan Foto Diri, dan Surat RS/Bidan —tentang usia kehamilan atau prediksi kelahiran. Silakan menunggu konfirmasi selanjutnya via email.
Nanti pada saat pengambilan Pin Khusus Ibu Hamil, petugas CommuterLine akan minta bukti registrasi, KMT, KTP dan surat keterangan dari RS/bidan. Eitss, jangan lupa ya, akan ada masa kadaluarsa dari Pin Khusus Ibu Hamil. Jadi, pin ini hanya dapat berlaku sampai dengan waktu yang sudah ditentukan.
Oh iya, FYI aja, untuk registrasi program Pin Khusus Ibu Hamil ini wajib memiliki Kartu Multi Trip (KMT). Jadi buat teman-teman yang biasa pakai kartu Bank, usahakan punya KMT lebih dulu, yah.
Halahhh, kalau belum punya, bilang aja harus beli KMT. Dasar kapitalis~
***
Berdasarkan apa yang saya lihat setiap hari, akan selalu ada penumpang yang —duduk di kursi prioritas—pura-pura nggak tahu atau memang nggak mau tahu kalau sedang ada bumil yang membutuhkan kursi prioritasnya.
Yang sudah-sudah, para bumil yang sedang berusaha mencari kursi prioritas sering kali diarahkan untuk pindah gerbong. Padahal yang mengarahkan itu sedang duduk. Dan dia bukan penumpang yang patut diprioritaskan di kursi prioritas. Logikanya gimana coba? Alih-alih dipersilakan, malah disuruh cari ke gerbong lain. Pfft~
Ada satu hal yang nyaris absurd untuk bisa saya mengerti. Kenapa gitu—penumpang yang bukan patut diprioritaskan—lebih suka duduk dan mencari kursi prioritas. Padahal di kursi yang bukan prioritas itu, kalau pun membutuhkan, pasti bisa duduk. Pasti! Apalagi yang diminta kursinya adalah seorang laki-laki muda. Saya yakin betul, dengan senang hati pasti dipersilakan duduk.
Meskipun saya terkadang kzl bin zbl melihat tingkah pola mereka, saya tetap nggak akan berani untuk menegurnya. Pasalnya, saya masih belum bosan hidup. Masih ingin melihat matahari terbit. Kalaupun ada orang lain yang siap ribut dengan mereka, keesokan harinya akan tetap saja ada manusia-manusia egois yang keasyikan nonton film di smartphone sambil duduk santai di kursi prioritas.
Sampai di sini, saya nggak berharap lagi dengan petugas untuk lebih tegas kepada mereka yang nggak wajib duduk di bangku prioritas. Ya masalahnya mereka merasa lebih prioritas dari prioritas itu sendiri, kok.
Ayolah, jangan selalu mengincar kursi prioritas untuk kamu duduki. Masalahnya, orang-orang yang modelnya kaya gini: penumpang yang nggak sepuh-sepuh banget, agak sulit untuk ditegur. Sering kali, malahan lebih galak si penumpang yang ditegur.
Kalaupun penumpang itu wanita, toh memang diutamakan untuk duduk, kan. Soalnya sampai sekarang masih rawan pelecehan seksual. Tidak ada salahnya kan, mencari kursi yang bukan prioritas. Seandainya saja, posisi ibu saya atau istri saya sedang membutuhkan kursi untuk duduk, tapi tidak dalam kondisi hamil, saya akan mencari kursi non prioritas. Saya yakin, akan lebih mudah mendapatkannya. Itu kalau saya, loh~
Rasa-rasanya saya melihat kehadiran Pin Khusus Ibu Hamil ini sedikit dilematis. Di satu sisi, hal ini—pin khusus ibu hamil—merupakan salah satu solusi untuk bisa lebih mudah mendapatkan kursi prioritas bagi para bumil. Di satu sisi lain, hal ini—pin khusus ibu hamil—bisa menjadi satu alat atau celah baru untuk manusia-manusia licik yang kursinya enggan diduduki orang lain. Tentu saja, dengan cara licik pula. Misal membuat pin bajakan. Selain rasa empati, pembajakan di negeri kita ini cukup menghawatirkan juga, bukan?
Saya kira memang pantas adanya Pin Khusus Ibu Hamil. Lah bagaimana tidak, kesadaran empati di KRL bobrok kaya gini, kok. Biarkan pin ini menjadi lambang kebobrokan empati para pengguna KRL, wabilkhusus yang suka duduk di kursi prioritas namun bukan penumpang yang patut diprioritaskan. (*)
BACA JUGA Perjuangan Ibu Hamil Di KRL atau tulisan Allan Maullana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.