Efek lain yang sama-sama ngerinya
Kalau kalian sudah merasa bahwa efek pewarna sintetis di atas udah buruk banget, kalian salah. Soalnya, MASIH ADA LAGI EFEK LAINNYA.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan positif konsumsi pewarna makanan dengan genotoksisitas. Genotoksisitas adalah kemampuan bahan kimia merusak kromosom atau mutasi gen pada sel tertentu. Salah satu pewarna makanan yang bikin genotoksisitas adalah tartrazine.
Tartrazine adalah pewarna sintetis yang paling sering diaplikasikan di makanan dan minuman. Pewarna ini paling banyak menimbulkan reaksi alergi dengan gejala paling umum adalah gatal-gatal. Tapi nih tapi, tartrazine atau Yellow No. 5 adalah salah satu BTP Pewarna Makanan Sintetis yang diperbolehkan oleh BPOM dalam Peraturan nomor 11 tahun 2019.
Lho, lho, lho.
Dilarang di luar, dirangkul di dalam
Inilah yang bikin saya bingung. Walaupun di negara maju dilarang, tapi di Indonesia masih dibolehkan. Di Eropa sudah dibatasi, tapi di Indonesia masih dijual bebas. Dan inilah fakta mengerikannya, apa-apa yang sudah dilarang di luar, masih dengan bebas beredar di Indonesia.
Celakanya, makanan/minuman berwarna lucu ini yang mengonsumsi ya anak-anak. Inilah yang bikin saya makin hah-heh-hoh sama negara ini. Katanya mempersiapkan Indonesia Emas 2045, tapi kok biarin aja zat-zat berbahaya ini dikonsumsi anak-anak?
Orang ngefans MU aja jadi keliatan masuk akal ketimbang hal di atas.
Sektor industri makanan dan minuman tak bisa dimungkiri lagi, sebagai salah satu penyumbang pendapatan terbesar. Yang tentunya, bakal memiliki bargaining power yang tinggi terhadap negara.
Tapi, apakah keuntungan tersebut sepadan dengan menukar masa depan negara? Apakah negara akan hadir dan memihak masa depan generasi penerus bangsa?
Saya kerap dengar kelakar “nyawa di Indonesia itu murah”. Tapi, tetap saja, andai itu benar, harusnya tak semurah ini.
Penulis: Maryza Surya Andari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 33 Istilah Khusus pada Kemasan Makanan biar Paham Apa yang Kalian Makan