Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Perubahan Nggak Asyik yang Terjadi Kalau Seragam Baru Satpam Dibuat Mirip Polisi

Mohammad Ibnu Haq oleh Mohammad Ibnu Haq
26 September 2020
A A
Perubahan Nggak Asyik yang Terjadi Kalau Seragam Baru Satpam Dibuat Mirip Polisi terminal mojok.co

Perubahan Nggak Asyik yang Terjadi Kalau Seragam Baru Satpam Dibuat Mirip Polisi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini Kapolri Jenderal Idham Azis mengeluarkan peraturan terbaru mengenai seragam baru satpam. Aturan ini sebenarnya bertujuan untuk memuliakan profesi satpam. Sebuah niatan yang baik tentunya.

Eh, tapi tunggu dulu, bukankah profesi satpam itu sudah mulia ya? Kenapa harus dimuliakan lagi?

Seperti yang kita tahu, satpam dan polisi memiliki lingkup kerja yang berbeda. Satpam mengawasi area yang lebih terbatas. Seperti satpam komples, satpam kantor, satpam sekolah, satpam di FTV, dan sebagainya. Berbeda dengan polisi yang cakupan wilayahnya lebih luas. Belum lagi satuan tugasnya yang bermacam-macam.

Meskipun demikian, ada beberapa pekerjaan mulia yang hanya seorang satpamlah—yang telah diterima secara umum—yang lebih pas melakukannya. Hal-hal tersebut akan berubah jika seragam baru satpam yang mirip polisi itu sudah mulai dipakai dan diterapkan jadi aturan.

#1 Mengelola parkir

Di beberapa tempat, paling banyak sih di perkantoran dan pertokoan, satpam biasanya memiliki tugas tambahan sebagai juru parkir. Meskipun mungkin bukan tugas utamanya, tetapi mereka tidak segan membantu pengunjung atau tamu untuk mengeluarkan kendaraannya. Tidak jarang yang sampai membantu menyeberangkan kendaraan.

Akan sulit dibayangkan jika seragam baru satpam ini jadi berwarna cokelat-cokelat. Akankah mereka masih mau membantu orang lain dalam urusan parkir? Mungkin masih mau. Saya yakin itu. Namun, apakah orang-orang yang dibantu ini masih merasa nyaman untuk ditolong? Itu akan beda ceritanya.

Kalau mereka yang terbantu ini biasanya memberikan ucapan terima kasih berupa selembar uang dua ribuan, saya kok nggak yakin mereka akan menyerahkan nominal yang sama jika juru parkirnya berseragam mirip polisi.

Jangan-jangan yang diserahkan malah SIM dan STNK. Atau justru sebaliknya, kendaraannya ditinggal karena lupa bawa surat-surat kelengkapan. Kan nggak lucu ya, berangkat naik motor pulangnya naik angin. Memangnya Avatar Aang?

Baca Juga:

Ujian SIM Perlu Direvisi, Harusnya Lebih Fokus pada Etika dan Pengambilan Keputusan di Jalan

Pertigaan Lampu Merah Kletek Sidoarjo, Pertigaan Angker bagi Pengendara yang Tak Taat Peraturan Lalu Lintas

#2 Penyambut tamu

Ketika kita pergi ke bank, hakulyakin pasti yang sering membukakan pintu dan memberikan sambutan adalah satpamnya. Begitu juga di beberapa instansi pemerintahan. Kurang afdal rasanya kalau bukan mereka yang memberi senyuman manis dan sapaan hangat kepada kita. Mereka jugalah orang pertama yang akan memberi penjelasan jika kita bingung harus berbuat apa di tempat itu. Lihatlah sendiri bagaimana cara mereka memberi edukasi. Keren, bukan?

Mungkin selama ini yang kita ketahui satpam hanya sebatas belajar ilmu bela diri, nyatanya mereka juga mampu kok menjadi customer service dan public relation yang baik. Kurang apa lagi coba? Sudah gagah, pintar ngomong, ramah lagi. Akang gendang aja lewat.

Nah, jika seragam baru satpam dibuat mirip polisi, saya kok menduga akan terjadi perubahan karakter dalam pelayanan mereka.

“Pak, permisi. Saya mau mengurus ATM yang tertelan. Saya harus ke mana, ya?”

“Apakah ibu sudah melapor kepada RT dan RW setempat? Sudah membawa surat pengantar?”

Malah jadi interogasi.

#3 Pembuka portal

Di film-film action, kita sering kali melihat tokoh utama pergi ke suatu lokasi rahasia. Bisa itu laboratorium berbahaya, penjara berkeamanan ekstra, atau rumah orang-orang yang berkuasa. Biasanya penjaga pintu masuk lokasi tersebut kalau tidak polisi ya tentara. Pokoknya berseragam dan tampak digdaya.

Sekarang bayangkan jika hal serupa terjadi pada kita ketika akan berkunjung ke rumah teman di kompleks perumahan. Perumahan rakyat lho, bukan perumahan elit. Apa tidak luar biasa kalau yang duduk-duduk di pos penjagaan seseorang yang terlihat seperti petugas kepolisian? Agak susah kan kalau kita cukup membunyikan klakson dan melambaikan tangan? Apalagi yak-yakan sambil mblayer motor dan berboncengan bertiga. Minimal ya harus isi buku tamu dulu. Menulis nomor identitas lalu menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.

#4 Pemeran sinetron

Ada yang masih ingat peran Epy Kusnandar sebagai Dadang di sitkom Suami-suami Takut Istri sebagai orang yang beristri tiga? Atau satpam tengil tapi mudah dikibulin seperti Muklis, pemberi pinjaman setia buat Abdel dan Temon? Mereka berdua adalah karakter ikonik yang melekat bahkan ketika sinetronnya sendiri sudah khatam beberapa tahun yang lalu.

Bayangkan jika penerus-penerus pemeran satpam setelah era mereka juga harus ikut berseragam baru warna cokelat-cokelat di dalam film agar tetap menjaga sisi realitas cerita. Apa tidak justru memperburuk citra kepolisian? Meskipun kelak warna cokelat-cokelat tidak hanya digunakan oleh polisi, tetapi kesan yang tertanam di masyarakat terkait warna tersebut pastilah tetap mengarah pada kepolisian. Ingat, betapa banyak dari bangsa ini masih menggunakan Sanyo dan Honda untuk kata ganti pompa air dan motor.

Tentu bukan perkara yang mudah untuk menggeser itu semua. Kita tidak mau kan polisi memiliki citra yang buruk atau dianggap sebagai lelucon? Tentu tidak. Jangan sampai terjadi. Polisi adalah salah satu kebanggaan negara. Polisi jempolan, rakyat—inshaallah—nyaman dan lingkungan selalu dalam kondisi aman.

Sekali lagi, bukannya tidak setuju dengan perubahan seragam baru satpam. Saya justru sangat mengapresiasi jika tujuannya untuk memuliakan profesi yang selama ini dipandang sebelah mata. Namun, apakah dengan sekadar menyeragamkan satpam seperti polisi akan benar-benar memperbaiki citra kepolisian agar terasa lebih dekat dengan masyarakat? Tidak adakah cara lain yang lebih merakyat dan bisa dirasakan secara langsung manfaatnya? Saya rasa masih banyak jalan lain ke Roma. Coba saja tanya Mas Totti.

Sumber gambar: Instagram @satpam_tv

BACA JUGA Kultur Menulis Nama di Amplop Sumbangan Sebaiknya Ditiadakan dan tulisan Mohammad Ibnu Haq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 September 2020 oleh

Tags: polisisatpam
Mohammad Ibnu Haq

Mohammad Ibnu Haq

Sukanya mojok

ArtikelTerkait

Polisi Cepek di Sidoarjo Lebih Layak Digaji ketimbang Polisi Lalu Lintas, Soalnya Beneran Keliatan Kerjanya!

Polisi Cepek di Sidoarjo Lebih Layak Digaji ketimbang Polisi Lalu Lintas, Soalnya Beneran Keliatan Kerjanya!

30 Agustus 2024
bollywood polisi india mojok

Stereotip Polisi yang Sering Kita Temukan di Film Bollywood

16 Juli 2020
satpol PP, polisi

Pengalaman Jadi Satpol PP: Dianggap Penindas Rakyat Sampai Diancam Dibunuh

25 Juni 2020
Takagi Wataru, Karakter dalam Detective Conan yang Bisa Jadi Teladan bagi Polisi Terminal Mojok

Takagi Wataru di Detective Conan Adalah Teladan bagi para Polisi

25 Januari 2023
Quo Vadis Hak Privasi: Dari Mental Kerumunan Polisi Sampai Bebas Geledah Modal Asumsi terminal mojok.co

Quo Vadis Hak Privasi: Dari Mental Kerumunan Polisi Sampai Bebas Geledah Modal Asumsi

18 Oktober 2021
influencer

Pemujaan (dan Ketakutan) Berlebihan kepada Influencer dan Polisi Itu Tidak Sehat

21 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.