Perjalanan Sayur Leunca: Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda

Perjalanan Sayur Leunca Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda Terminal Mojok

Perjalanan Sayur Leunca Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda (Shutterstock.com)

Ada satu sayuran berbentuk bulat, kecil, dan berwarna hijau. Rasanya sedikit pahit tapi banyak orang menyukainya. Sayuran ini bernama ranti alias leunca. Di tanah Sunda, sayur satu ini wajib jadi bahan lalapan. Leunca seolah melekat dengan tanah Sunda ketimbang daerah lainnya di Indonesia. Sebenarnya, apa itu leunca?

Leunca memiliki beberapa penyebutan di tiap daerah. Kalau nama internasionalnya, ia biasa disebut black nightshade. Sementara di Ambon, ia biasa disebut bobosa. Jangan salah, ternyata sayuran satu ini masih satu keluarga besar bareng tomat, kentang, dan cabai, atau secara ilmiah disebut solanaceae.

Btw, ada yang ngeh nggak kenapa sebutannya “black nightshade” padahal leunca berwarna hijau? Jawabannya karena beda usia saja, leunca yang sudah tua warnanya akan menghitam.

Black nightshade alias leunca (Shutterstock.com)

Sebelum membahas leunca yang jadi lalapan khas Sunda, ketahui dulu bahwa asal-muasal sayur ini berawal dari Eropa dan Asia Barat. Leunca lalu menyebar luas berkat kemampuannya yang bisa tumbuh di berbagai kondisi hingga ke Indonesia.

Awalnya, sayur mungil ini digunakan sebagai obat tradisional. Misalnya di India, penyakit seperti sariawan dan luka bakar biasa diobati dengan daun leunca. Aroma daun leunca bisa menghilangkan bau mulut, lho. Mulut jadi lebih segar jika berkumur dengan air rebusan daun leunca.

Namanya sayur, selain rasanya enak, pasti punya manfaat juga, dong. Nah, sayur leunca ini punya kandungan zat besi, vitamin A, vitamin C, kalsium, seng, dan fosfor. Nutrisi yang dimiliki juga sudah setara dengan daun bayam, lho! Selain itu, leunca juga punya manfaat lain yang dapat membantu kaum insomnia bisa tidur nyenyak.

Pemanfaatan sayur leunca sebagai obat mungkin dipraktikkan sampai kakek-nenek kita saja. Setelah generasi kakek-nenek, leunca disulap menjadi bahan makanan seperti lalapan atau sambal. Coba bayangkan, ini saking laparnya obat bisa jadi makanan kali, ya?

Lalapan (Shutterstock.com)

Sebagai lalapan pendamping makanan utama, sayur satu ini memang edible lantaran bentuknya yang bulat mungil dan teksturnya yang lunak. Proses mengolahnya pun mudah. Cukup rebus leunca beberapa menit untuk membuatnya bersih dan lunak.

Di Jawa Barat, rasanya belum lengkap kalau orang Sunda ngaliwet dan nyambel tapi nggak ada tekstur leunca yang bikin nagih. Beberapa olahan makanan khas Sunda yang berbahan leunca antara lain ulukuteuk (tumisan leunca dan oncom), sambal leunca, hingga tumis teri leunca. Pokoknya sayur satu ini pasti selalu ada di rumah makan Sunda. Makin ngiler lagi kalau olahan leunca dibarengi ikan asin dan dilahap dengan nasi liwet panas. Beuh, aroma masakannya saja pasti bikin orang langsung pengin ambil piring.

Ulukuteuk khas Sunda (Shutterstock.com)

Saking senangnya dengan kehadiran leunca di meja makan, sayur ini sampai jadi judul lagu Sunda. Sungguh sebuah bentuk balas budi warga terhadap sayuran! Lagu berjudul “Karedok Leunca” yang dinyanyikan Rika Rafika adalah salah satu lagu soal leunca yang cukup populer. Lagu yang dirilis delapan tahun lalu punya lirik soal enaknya makan karedok plus leunca dengan sambal pedas.

Itulah identitas leunca yang hingga kini baru sedikit diketahui orang-orang. Popularitas leunca mungkin kalah dari sayuran seperti wortel atau tomat, sebab sasaran penikmat leunca cukup segmented. Meski begitu, di tanah Sunda, sayur leunca seolah menjadi top of mind bagi warganya.

Penulis: Muhammad Sodiq
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version