Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Perjalanan Sayur Leunca: Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda

Muhammad Sodiq oleh Muhammad Sodiq
30 Maret 2022
A A
Perjalanan Sayur Leunca Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda Terminal Mojok

Perjalanan Sayur Leunca Dari Obat Jadi Lalapan Khas Sunda (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu sayuran berbentuk bulat, kecil, dan berwarna hijau. Rasanya sedikit pahit tapi banyak orang menyukainya. Sayuran ini bernama ranti alias leunca. Di tanah Sunda, sayur satu ini wajib jadi bahan lalapan. Leunca seolah melekat dengan tanah Sunda ketimbang daerah lainnya di Indonesia. Sebenarnya, apa itu leunca?

Leunca memiliki beberapa penyebutan di tiap daerah. Kalau nama internasionalnya, ia biasa disebut black nightshade. Sementara di Ambon, ia biasa disebut bobosa. Jangan salah, ternyata sayuran satu ini masih satu keluarga besar bareng tomat, kentang, dan cabai, atau secara ilmiah disebut solanaceae.

Btw, ada yang ngeh nggak kenapa sebutannya “black nightshade” padahal leunca berwarna hijau? Jawabannya karena beda usia saja, leunca yang sudah tua warnanya akan menghitam.

Black nightshade alias leunca (Shutterstock.com)

Sebelum membahas leunca yang jadi lalapan khas Sunda, ketahui dulu bahwa asal-muasal sayur ini berawal dari Eropa dan Asia Barat. Leunca lalu menyebar luas berkat kemampuannya yang bisa tumbuh di berbagai kondisi hingga ke Indonesia.

Awalnya, sayur mungil ini digunakan sebagai obat tradisional. Misalnya di India, penyakit seperti sariawan dan luka bakar biasa diobati dengan daun leunca. Aroma daun leunca bisa menghilangkan bau mulut, lho. Mulut jadi lebih segar jika berkumur dengan air rebusan daun leunca.

Namanya sayur, selain rasanya enak, pasti punya manfaat juga, dong. Nah, sayur leunca ini punya kandungan zat besi, vitamin A, vitamin C, kalsium, seng, dan fosfor. Nutrisi yang dimiliki juga sudah setara dengan daun bayam, lho! Selain itu, leunca juga punya manfaat lain yang dapat membantu kaum insomnia bisa tidur nyenyak.

Pemanfaatan sayur leunca sebagai obat mungkin dipraktikkan sampai kakek-nenek kita saja. Setelah generasi kakek-nenek, leunca disulap menjadi bahan makanan seperti lalapan atau sambal. Coba bayangkan, ini saking laparnya obat bisa jadi makanan kali, ya?

Lalapan (Shutterstock.com)

Sebagai lalapan pendamping makanan utama, sayur satu ini memang edible lantaran bentuknya yang bulat mungil dan teksturnya yang lunak. Proses mengolahnya pun mudah. Cukup rebus leunca beberapa menit untuk membuatnya bersih dan lunak.

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Dosa Penjual Ayam Geprek yang Membuat Saya Malas Beli Lagi

Di Jawa Barat, rasanya belum lengkap kalau orang Sunda ngaliwet dan nyambel tapi nggak ada tekstur leunca yang bikin nagih. Beberapa olahan makanan khas Sunda yang berbahan leunca antara lain ulukuteuk (tumisan leunca dan oncom), sambal leunca, hingga tumis teri leunca. Pokoknya sayur satu ini pasti selalu ada di rumah makan Sunda. Makin ngiler lagi kalau olahan leunca dibarengi ikan asin dan dilahap dengan nasi liwet panas. Beuh, aroma masakannya saja pasti bikin orang langsung pengin ambil piring.

Ulukuteuk khas Sunda (Shutterstock.com)

Saking senangnya dengan kehadiran leunca di meja makan, sayur ini sampai jadi judul lagu Sunda. Sungguh sebuah bentuk balas budi warga terhadap sayuran! Lagu berjudul “Karedok Leunca” yang dinyanyikan Rika Rafika adalah salah satu lagu soal leunca yang cukup populer. Lagu yang dirilis delapan tahun lalu punya lirik soal enaknya makan karedok plus leunca dengan sambal pedas.

Itulah identitas leunca yang hingga kini baru sedikit diketahui orang-orang. Popularitas leunca mungkin kalah dari sayuran seperti wortel atau tomat, sebab sasaran penikmat leunca cukup segmented. Meski begitu, di tanah Sunda, sayur leunca seolah menjadi top of mind bagi warganya.

Penulis: Muhammad Sodiq
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2022 oleh

Tags: khas sundalalapanleuncasayuran
Muhammad Sodiq

Muhammad Sodiq

Nulis dulu baru romantis.

ArtikelTerkait

Macet SCBD Kabupaten Bandung Tidak Manusiawi Melebihi Kota (Unsplash)

SCBD Bandung Nggak Ada yang Manusiawi, Mau Kota atau Kabupaten Semua Nggak Manusiawi. Jangan Mau Tinggal di Sini!

1 Mei 2024
Lotek vs Gado-Gado Serupa tapi Tak Sama Terminal Mojok

Gado-gado Lebih Unggul Dibanding Lotek: Serupa tapi Tak Sama

18 Januari 2023
warung penyetan

Surat Protes Buat Warung Penyetan yang Naruh Kemangi di Mangkuk Kobokan

19 Maret 2020
Diet Sehat Cegah Obesitas dan Hipertensi ala WHO Terminal Mojok

Diet Sehat Cegah Obesitas dan Hipertensi ala WHO

22 September 2022
3 Aplikasi Belanja Sayur Online Terbaik bagi Kamu yang Mager ke Pasar terminal mojok

3 Aplikasi Belanja Sayur Online Terbaik bagi Kamu yang Mager ke Pasar

19 September 2021
Resep Combro Khas Sunda yang Enak Terminal mojok

Resep Combro Khas Sunda yang Enak, Wajib Dicoba!

20 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.