Peringatan 22 Desember dan Terdistorsinya Makna Hari Ibu – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Peringatan 22 Desember dan Terdistorsinya Makna Hari Ibu

desy oleh desy
22 Desember 2019
0
A A
Peringatan 22 Desember dan Terdistorsinya Makna Hari Ibu
Share on FacebookShare on Twitter

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Perayaan untuk Hari Ibu beragam, tapi sayangnya hampir sebagian besar perayaan tersebut identik dengan peran ibu dalam sektor domestik seperti masak, macak, dan manak. Padahal tidak sesederhana itu, Ferguso!

Jika kita lihat dari sejarahnya, tanggal 22 -25 Desember tahun 1928 merupakan hari pembukaan Kongres Perempuan pertama yang sebelumnya terinspirasi melalui Kongres Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Jadi kongres ini diadakan di Dalem Jayapuran milik Tumenggung Jayadipuro Jogjakarta yang sekarang tempat ini dijadikan sebagai Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jogjakarta. Tempat tersebut dipilih karena hanya tempat ini yang dianggap aman dari serangan Belanda.

Kongres pertama ini dihadiri setidaknya 30 organisasi atau sekitar 600 orang perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia terutama dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang memiliki pandangan sama dan perlunya membentuk suatu kesatuan melalui organisasi sebagai wadah untuk berjuang. Tiga tokoh perempuan penggagas pertemuan itu adalah Nyi. Hadjar Dewantara dari Wanita Taman Siswa, Ny. Soekonto dari Wanita Oetomo, dan Sujatin Kartowijono dari Poetri Indonesia. Hasil dari pertemuan ini adalah membentuk Perikatan Perkumpulan Perempoean Indonesia.

Melalui Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung dari 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung, maka ditetapkan pada tanggal 22 Desember menjadi Hari Ibu. Didukung oleh pernyataan Presiden Soekarno dengan mengeluarkan Keputusan Presiden untuk menetapkan dukungan atas Kongres Perempuan III. Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959 akhirnya Hari Ibu resmi menjadi Hari Nasional.


Pada pertemuan ini isu pokok yang dibahas adalah tentang pendidikan perempuan yang rendah dan diskriminasi, perkawinan anak, kawin paksa, madu/poligami, dan cerai yang dilakukan secara sewenang-wenang. Meskipun pertemuan ini sempat terjadi perdebatan antara perempuan-perempuan tersebut dalam menyampaikan pandangannya hingga terpecahnya menjadi dua kubu yaitu kubu yang pro dengan poligami (karena dianggap sesuai dengan ajaran Islam) dan kubu yang kontra (berdasarkan perjuangan yang sifatnya nasional), tapi hal ini dapat diselesaikan dengan mengesampingkan dulu masalah tersebut.

Susan Blackburn dalam buku Kongres Perempuan Pertama (2007) mencatat, sejumlah organisasi perempuan yang terlibat antara lain Wanita Oetomo, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyiyah, Wanita Moeljo, Darmo Laksmi, Wanita Taman Siswa, juga sayap perempuan dari berbagai organisasi pergerakan seperti Sarekat Islam, Jong Java, Jong Islamieten Bond, dan lain-lain.

Selain itu, para perwakilan dari perhimpunan pergerakan, partai politik, maupun organisasi pemuda juga datang ke Kongres Perempuan Indonesia perdana ini, termasuk wakil dari Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Partai Nasional Indonesia (PNI), Jong Java, Jong Madoera, Jong Islamieten Bond, dan seterusnya. Maka sejarah telah mencatat tanggal bersejarah ini sebagai bukti tonggak perjuangan kaum perempuan dalam kemerdekaan Indonesia, perjuangan mewujudkan kehidupan yang baik yang setara dan berada di garis yang sama dengan laki-laki.

Perlu sedikit diketahui bahwa gambaran perempuan di masa Orde Baru telah kehilangan makna perjuangan atau menjadi menyimpang. Hal ini bisa dilihat melalui organisasi perempuan yang awalnya bersifat membebaskan perempuan dari buta huruf, membebaskan perempuan dari praktek poligami, perkawinan dini, atau secara langsung angkat senjata melawan kolonialisme.

Namun, di masa Soeharto, organisasi perempuan berubah arah menjadi organisasi perempuan dengan watak yang identik dengan sektor domestik lagi. Ia hanya berbicara tentang menjadi perempuan adalah menjadi seorang pelayan suami, menyenangkan suami, atau lainnya dalam hal ini dapur, sumur, dan kasur . Perempuan yang harus manut kalau tidak ingin durhaka dan celaka. Atau ini diperjelas dengan serat-serat Jawa kanca wingking, surge nganut neraka katut, dan lainnya.

Jadi, tugas kita adalah mengembalikan makna perjuangan perempuan tersebut. Peringatan Hari Ibu bukan hanya bicara tentang bagaimana cara menghormati ibu-ibu kalian dengan memberikan kado, mengajak piknik, menonton film, atau jalan-jalan. Tetapi juga harus menjadi sebuah bahan renungan yang patut kita refleksikan bersama. Apakah perjuangan perempuan tersebut sudah selesai dan juga harapannya bisa menjadi semangat kita bersama untuk meneruskan perjuangan kaum perempuan terdahulu dalam segala aspek kehidupan baik secara politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Sudah saatnya kaum perempuan bergerak dan berpikir maju, meletakkan diri perempuan dalam bagian dari perjuangan tersebut untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi. Tiada yang lebih baik selain menjadi perempuan yang mandiri, perempuan yang merdeka, yang tidak memiliki pemikiran yang terbelakang.

Sejarah telah mengajarkan kita bahwa yang kita nikmati sekarang adalah hasil keringat, hasil darah dari perjuangan terdahulu. Jadi kini saatnya kita meneruskan sejarah tersebut agar bisa dinikmati anak cucumu kelak di masa depan.

Selamat Peringatan Hari Kongres Perempuan! Hidup Perempuan Indonesia!

BACA JUGA Hanya Karena Saya Perempuan? atau tulisan Desy lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Desember 2019 oleh

Tags: hari ibukongres perempuanPerempuan
desy

desy

Belajar menulis terkait masalah perempuan.

Artikel Lainnya

Melihat 4 Kerepotan Motor Matik dari Perspektif Perempuan Terminal Mojok

Melihat 4 Hal Repotnya Punya Motor Matik dari Perspektif Perempuan

27 Maret 2022
15 Nama Perempuan yang Muncul dalam Lirik Lagu Terminal Mojok

15 Nama Perempuan yang Muncul dalam Lirik Lagu

12 Maret 2022
15 Ragam Profesi Perempuan di Drama Korea, Bukti Pekerjaan Buat Perempuan Nggak Itu-itu Aja Terminal Mojok

15 Ragam Profesi Perempuan di Drama Korea, Bukti Pekerjaan Buat Perempuan Nggak Itu-itu Aja

3 Maret 2022
7 Drama Korea Woman-Centered yang Wajib Kamu Tonton Terminal Mojok

7 Drama Korea Woman-Centered yang Wajib Kamu Tonton

14 Januari 2022
5 Film Indonesia Bertema Ibu yang Cocok Ditonton di Hari Ibu terminal mojok

5 Film Indonesia yang Cocok Ditonton di Hari Ibu

22 Desember 2021
Film Yuni: Ternyata Jadi Perempuan Itu Menakutkan

Film Yuni: Ternyata Jadi Perempuan Itu Menakutkan

11 Desember 2021
Pos Selanjutnya
Jebakan Industri dan Logika Mayoritas Mengungkung Kreativitas Kita

Jebakan Industri dan Logika Mayoritas Mengungkung Kreativitas Kita

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022
  • Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama
    by Yvesta Ayu on 21 Mei 2022
  • Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 
    by Brigitta Adelia Dewandari on 21 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In