Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Perempuan dan 3M (Masak, Macak, Manak)

Mita Berliana oleh Mita Berliana
2 Agustus 2019
A A
perempuan

perempuan

Share on FacebookShare on Twitter

Malam itu kami para perempuan desa berkumpul, tidak ada acara khusus ya untuk saling bertukar pikiran, ghibah bersama, dan tertawa hahaha hihihi. Kami semua kebetulan mahasiswi di universitas yang berbeda-beda yang sedang menempuh liburan semester genap. Usia kami selisihnya tak jauh, waktu kecil kami sering bermain dari siang sampai sore kemudian pulang ke rumah dimarahi emak karena tidak tidur siang. Eh, tahu-tahu sekarang kita sudah memasuki usia 20 tahunan.

Memasuki fase dewasa ini, tentu kami menjadi orang yang berbeda. Dulu yang ingusan sekarang jadi cantik, dulu yang wajahnya polos dan kusam kini pandai bermake up, dulu yang gemuk sekarang bodynya bak gitar spanyol. Macam-macamlah, pokoknya kami jadi berbeda dan cantik.

Di saat ngobrol-ngobrol inilah, salah seorang dari kami menyerukan rencananya yang setelah lulus kuliah ingin bekerja kemudian menikah, lalu punya anak. Tak lupa dia juga ingin punya pasangan yang punya ”kepribadian” alias mobil pribadi, rumah pribadi, dan hal-hal pribadi lainnya—pokoknya semua hal merujuk pada hidup yang bahagia dan mapan. Hal itu diamini oleh semua perempuan yang sedang berkumpul di sana, bahkan mereka mengimbuhi apa-apa yang diserukan. Perbincangan semakin sedap dengan tambahan bumbu-bumbu itu. Aku hanya diam dan mendengarkan.

Hingga kediamanku itu ternyata mengundang tanya dari mereka. Sebagai orang yang ramah, mereka bertanya padaku tentang rencana masa depanku, bagaimana tipe pria idamanku, dan kukatakan, “aku tidak ingin menikah” tentu mereka terkejut, itu sudah dalam dugaanku. Kulanjutkan dengan rencanaku setelah lulus kuliah, aku ingin melanglang buana, berkelana melakukan riset, menulis novel dan sastra lainnya, menjadi sutradara, ingin juga menjadi dosen. Mendengar itu mereka bengek dan jahatnya aku malah tertawa jahat dalam hati melihat ekspresi mereka. Berikutnya, tentang pria idaman, aku menjelaskan siapa dan apa saja asal dapat menuntunku ke arah yang lebih baik, yang bisa memenuhi kebutuhanku, dan bisa mengerti diriku. Hahaha—aku berbicara seperti itu di depan mereka padahal mereka tahu aku punya pacar.

Mendengar semua-mua itu, mereka seperti harimau yang siap menerkamku. Pada pertengahan jawabanku, mereka memotong dan mencibir, “eh, orang itu harus nikah” kemudian “iya, paling nggak nikah tuh umur 23-24 tahun, lewat itu makin males buat nikah, susah jodoh lu!”  Dilanjutkan lagi,“nikah dulu lah, melanglang buana mah bisa sama-sama pasangan.” Berikutnya dan yang paling nendang, “yaelah, apa sih yang dicari cewek. Cewek yang wajib dikerjain cuma 3—masak, macak, manak. Udah.”

DEG!

Cukup disitu, aku terdiam. Otakku terbanting, batinku bergejolak. Meledak-ledak rasanya, tapi aku tidak mau membantah karena mereka lebih tua dariku. Aku susun kata dengan diksi, otakku bekerjasama dengan perasaan agar ciptakan kata-kata yang enak didengar dan berharap diterima.

Tidak peduli dengan cibiran mereka. Hanya saja, aku tidak habis pikir. Kita dirawat, disayangi, dididik, di sekolahkan oleh orang tua kita, kemudian ketika besar kita menikah dan ikut suami. Lalu? Sudah? Hanya segitu saja? Sebuah perjalanan hidup yang mainstream. Apa balasan untuk kedua orang yang bersama kita? Minimal itu yang pertama.

Baca Juga:

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Kedua, kita disekolahkan tinggi-tinggi sampai jadi sarjana kemudian menikah, punya anak, dan jadi ibu rumah tangga. Terus buat apa sekolah tinggi-tinggi? Okelah kita adalah seorang ibu yang jadi madrasah pertama bagi anak kita. Akan tetapi “apa?” yang harus kita lakukan untuk kita sendiri? Kita menjadi seorang “istri” dan melakukan kewajibannya untuk suami, kita menjadi seorang “ibu” dan melakukan kewajibannya untuk anak. Lalu apa yang kita lakukan untuk menjadi diri kita sendiri dan melakukan kewajiban untuk kita sendiri.

Bermimpi misalnya, mewujudkan cita-cita misalnya, mewujudkan keinginan begitu. Kita, perempuan pasti punya mimpi untuk “menjadi” sehingga kita punya “sesuatu” yang menjadikan kita beda, yang menjadikan kita punya”jati diri”. Sehingga mungkin kita bisa berkarir dan mandiri dengan tidak lepas tanggung jawab pada suami, anak, dan keluarga kelak.

Sudah tidak zaman sepertinya hanya mengandalkan nafkah suami sebagai tonggak ekonomi keluarga. Apalagi di zaman seperti ini yang apa-apa butuh materi. Perempuan bisa dikatakan dari yang mubah menjadi sunnah yang mungkin bisa menjadi wajib untuk berkarir.

Benar memang perempuan tidak lepas dari 3M. Masak, macak, manak akan tetapi selama kita bisa lebih kenapa tidak? Toh sekarang ruang-ruang diskusi, lowongan kerja sudah terbuka lebar-lebar bagi perempuan. Jadi, kenapa kita perempuan harus membatasi diri sedangkan kesempatan terbuka lebar.

Jujur saja sebenarnya aku muak dengan perempuan yang pikirannya hanya nikah dan laki-laki, nikah dan laki-laki, nikah dan laki-laki. Kenapa sesekali tidak coba dengan ngopi-ngopi dan bicara tentang mimpi kemudia diskusi tentang cara mewujudkannya. Sebab laki-laki akan menghampiri dan menikahi kalau perempuannya punya visi dan misi bukan yang kerjaannya sehari-hari mantengin Instagram story yang isinya baper-baper nikah, ndusel-ndusel halal, dan apalah itu.

Iya sih, tidak salah menikah untuk menghindari zina, menghindari dosa, hanya saja kalau mental dan materi belum terpenuhi, ya bagaimana membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warrohmah? Sebab menikah berarti membangun rumah, mengaruhi bahtera rumah tangga, dan lain sebagainya. Menikah bukan hanya menyatukan dua hati atau ndusel-ndusel halal, pikirkan juga tentang penyatuan dua keluarga. Banyak hal yang perlu disiapkan dan dimatangkan sebelum menikah, bukan sekadar makan apa besok?—kalau kamu bilang begitu nanti kamu dimarahi Mbah Sujiwo Tedjo karena menghina Tuhan yang Maha Pemberi Rezeki.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Mita Berliana

Mita Berliana

Anak pangan tapi jarang makan. Hobi nulis dan tidur. Bisa kenalan lewat ig @berliana_mita.

ArtikelTerkait

pacaran

Pas Kecil Lihat Orang Dewasa Pacaran, Pas Dewasa Lihat Anak Kecil Pacaran

8 Agustus 2019
Semarang Tak Selalu Menyimpan Sisi Gelap, Ada Sisi Terang Juga yang Tidak Diketahui Banyak Orang

Semarang Tak Selalu Menyimpan Sisi Gelap, Ada Sisi Terang Juga yang Tidak Diketahui Banyak Orang

2 Mei 2025
Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu Mojok.co

Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu

19 Juni 2024
Menghitung Besaran UMR di Desa Konoha Saya Anak Desa Konoha dan Beginilah Enaknya Masuk Sekolah Ninja

Sebagai Hokage, Naruto Perlu Kartu Pra-Ninja dan Stafsusnya

10 Mei 2020
Liverpool dan Sebuah Persembahan Terbaik untuk Almarhum Ayah Saya MOJOK.CO

Liverpool dan Sebuah Persembahan Terbaik untuk Almarhum Ayah Saya

23 Juli 2020
Pertolongan Pertama pada Sakit Gigi yang Dapat Kamu Coba di Rumah terminal mojok

Pertolongan Pertama pada Sakit Gigi yang Dapat Kamu Coba di Rumah

25 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.