Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Perempatan Mirota Godean, Perempatan Penuh Drama dan Paling Problematik di Jogja

Janu Wisnanto oleh Janu Wisnanto
22 Maret 2025
A A
Perempatan Mirota Godean Jogja: Ruwet dan Problematik Sejak Dulu

Perempatan Mirota Godean Jogja: Ruwet dan Problematik Sejak Dulu (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ada penghargaan buat perempatan paling membingungkan di Jogja, Perempatan Mirota Godean harus masuk nominasi. Bukan cuma karena kemacetannya yang makin epik dari tahun ke tahun, tapi juga karena kisah pilu lampu lalu lintasnya yang drama banget. Dari dulu perempatan ini kayak proyek eksperimental yang nggak kelar-kelar: dipasang lampu merah, dicopot, dikasih pak ogah, makin macet, dipasang separator, makin horor.

Kalau kita pikirin baik-baik, mungkin ini bukan perempatan biasa. Ini mungkin perempatan yang dikutuk.

Dulu, di masa-masa awal perempatan Mirota Godean masih waras, pemerintah memasang lampu lalu lintas. Seperti di perempatan normal lainnya, mobil dan motor ya harus patuh, nunggu lampu hijau buat jalan. Semua berjalan baik. Orang-orang antre dengan tertib. Sopir-sopir truk nggak perlu bingung harus berhenti atau tancap gas. Pokoknya sistem berjalan.

Sampai akhirnya, lampu lalu lintas itu DICOPOT.

Alasannya? Ada yang bilang biar lebih lancar. Ada yang bilang sering rusak. Juga, ada yang bilang ada wangsit dari leluhur bahwa perempatan ini harus kembali ke hukum rimba. Entah yang mana yang benar, yang jelas setelah lampu itu dicopot, semuanya berubah.

Era pak ogah, demokrasi lalu lintas yang kebablasan

Setelah lampu lalu lintas dihilangkan dari Perempatan Mirota Godean, lahirlah para pak ogah, pejuang-pejuang jalanan yang hadir membawa harapan, tetapi malah jadi sumber penderitaan. Dengan modal gestur tangan yang lebih lincah dari wasit sepak bola, mereka mengatur kendaraan—kadang dengan efektif, kadang dengan metode “siapa yang bayar duluan, dia yang jalan duluan”.

Masalahnya, semakin banyak pak ogah, semakin kacau lalu lintasnya. Bukannya memperlancar, mereka malah jadi seperti bos kecil di tiap sudut jalan. Truk mau belok? Pak ogah maju. Motor mau nyelonong? Pak ogah kasih kode. Mobil mau putar balik? Pak ogah kasih izin, lalu jalanan jadi tambah sumpek.

Perempatan ini bukan lagi perempatan. Ini sudah jadi ajang negosiasi, transaksi, dan survival of the fittest.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Perempatan Mirota Godean era separator, ketika niat baik berujung horor

Melihat kekacauan ini, pemerintah akhirnya turun tangan lagi. Mereka pasang separator pembatas jalan di tengah jalan. Mungkin tujuannya baik, biar lalu lintas lebih teratur, biar nggak ada kendaraan nyelonong sembarangan, biar mobil nggak asal putar balik.

Tapi masalahnya… ternyata separator ini malah bikin macet tambah parah!

Kenapa? Karena mobil atau motor yang mau putar balik harus jalan lebih jauh buat cari celah. Akibatnya, kendaraan numpuk di titik-titik tertentu, bikin antrean makin panjang, dan bikin orang makin stres. Kalau dulu macetnya cuma di Perempatan Mirota Godean, sekarang merembet sampai ke ujung dunia.

Solusi? Ada, tapi…

Kalau mau dicari solusi, sebenarnya banyak. Bisa dengan membuat lampu lalu lintas lagi (jangan dicopot-copot lagi dong, capek!). Bisa dengan membuat U-turn khusus biar kendaraan yang mau putar balik nggak ganggu lalu lintas utama. Atau, bisa juga dengan mempekerjakan petugas lalu lintas beneran, bukan pak ogah yang lebih lincah dari Spider-Man.

Tapi masalahnya, kenapa solusi-solusi ini nggak diterapkan dari dulu? Kenapa harus coba-coba dulu, bikin macet dulu, bikin orang stres dulu, baru cari solusi? Kenapa rasanya seperti nonton sinetron yang nggak habis-habis, selalu ada konflik baru di tiap episode?

Perempatan Mirota Godean adalah bukti nyata bahwa kadang, dalam kehidupan ini, niat baik aja nggak cukup. Harus ada eksekusi yang bener. Dari lampu merah ke pak ogah, dari pak ogah ke separator, rasanya perempatan ini sudah menjalani berbagai fase kehidupan yang melelahkan.

Jadi kalau besok kamu lewat sini dan terjebak macet, tarik napas, buang napas, dan sadarilah bahwa kamu sedang menjadi bagian dari sejarah panjang perempatan yang tak pernah selesai ini.

Penulis: Janu Wisnanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Perempatan Gramedia Jogja: Perempatan Ruwet yang Mencoreng Keindahan Jalan Jenderal Sudirman Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Maret 2025 oleh

Tags: godeanJogjaperempatanperempatan mirota godean
Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

Mahasiswa semester akhir Universitas Ahmad Dahlan, jurusan Sastra Indonesia. Pemuda asli Sleman. Penulis masalah sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta.

ArtikelTerkait

Yang Fana Itu Waktu, Jalan Rusak di Klaten Abadi

Yang Fana Itu Waktu, Jalan Rusak di Klaten Abadi

1 Maret 2023
3 Hal yang Perlu Diperhatikan Warga Jawa Timur yang Mau Merantau ke Jogja

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Warga Jawa Timur yang Mau Merantau ke Jogja

17 Februari 2023
Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?  

Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?

1 Agustus 2022
Jalan Palagan Jogja Tak Terawat dan Membahayakan Wisatawan (Unsplash)

Penuh Lubang dan Gelap, Jalan Palagan Jogja Semakin Berbahaya bagi Pengguna Jalan dan Wisatawan

11 Agustus 2024
Banyuwangi dan Sebuah Desa yang Lestari Memelihara Sampah (Unsplash)

Abadinya Masalah Sampah di Desa Kebaman, Banyuwangi

8 Desember 2023
Godean Krisis Identitas, Terlalu Bantul untuk Jadi Sleman

Godean Krisis Identitas, Terlalu Bantul untuk Jadi Sleman

25 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.