Tiap pulang kerja, khususnya di hari Jumat sore, saya dibuat tak berkutik oleh kemacetan yang mengular di perempatan Informa Cinere Depok.
Warga Depok pinggiran, khususnya Sawangan dan sekitarnya, pasti sudah terbayang visualisasinya ketika mendengar nama Cinere. Ya, Cinere adalah sebuah kecamatan yang dianaktirikan oleh pemkotnya, dengan segala keruwetan jalannya, dan lain sebagainya yang ruwet-ruwet. Padahal Cinere punya potensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Depok. Sayangnya, Pemkot Depok nggak melirik Cinere, selalu saja Margonda yang jadi primadona.
Dulu, saya pernah membahas kenapa Cinere dianaktirikan di Terminal Mojok. Tapi kali ini, saya akan membahas tentang sebuah perempatan di Cinere yang mempunyai banyak nama. Ada yang menyebutnya perempatan Dinasty karena di situ dulunya ada gedung bioskop bernama Dinasty. Ada juga yang menyebutnya perempatan Living Plaza karena gedung Dinasty sudah berubah menjadi Mal Living Plaza dan Informa. Tapi, banyak juga orang menyebutnya perempatan Informa.
Di sekitaran perempatan itu memang menjadi pusat perekonomian kecamatan Cinere. Di sana ada pasar segar, Mal Living Plaza, Pizza Hut, dan Restoran Bebek Kaleyo. Keempat nama tadi mengisi tiap sudut perempatan. Perempatan Informa Cinere Depok mempertemukan empat jalur yang nggak pernah sepi. Saya sebagai warga lokal yang sering lewat perempatan ini selalu saja dibuat mati kutu dengan kemacetannya.
Daftar Isi
Minimnya angkutan umum di Cinere Depok membuat warga banyak menggunakan kendaraan pribadi
Warga Cinere dan sekitarnya yang komuter ke Jakarta nggak punya pilihan lain selain menggunakan kendaraan pribadi. Angkutan umum di Depok itu minim sekali, terlebih Cinere. Angkot di Cinere sudah banyak yang nggak layak kondisinya, sudah gitu sopirnya banyak yang ugal-ugalan. Hanya orang-orang yang punya nyali yang mau menggunakan angkot.
Itulah mengapa banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi untuk ngantor. Jika jam berangkat dan pulang kerja, sudah pasti jalanan Cinere Depok langganan macet, khususnya di perempatan Informa. Semua kendaraan tumpah ruah. Alhasil, jalanan yang kecil itu membuat antrean kendaraan mengular panjang.
Perempatan Informa Cinere Depok, titik paling kacau karena jadi pusat perekonomian
Seperti yang saya sebutkan di atas, perempatan informa ini jadi pusat perekonomian di Cinere. Ada mall dan pasar. Mungkin itu salah satu faktor penyebab perempatan informa selalu langganan macet.
Lucunya, dulu di perempatan ini nggak ada lampu merah, makanya lalu lintas sangat semrawut. Kondisinya nggak lebih baik setelah dipasang lampu merah, antrean kendaraan semakin mengular panjang. Akhirnya lampu merah di perempatan Informa Cinere Depok ini dicopot lagi.
Saya pernah menghabiskan waktu setidaknya 20 menit untuk bisa lolos dari perempatan Informa. Sangat mungkin juga pengendara lain terjebak lebih lama dari itu. Belum sampai kantor sudah ambyar.
Pulang kantor hari Jumat lebih baik cari jalan lain kalau nggak mau mati kutu di sini
Entah diyakini atau nggak, hari Jumat sore adalah hari di mana orang-orang yang ngantor di Jakarta pulangnya barengan. Hampir dipastikan setiap menjelang akhir pekan, jalanan Jakarta selalu macet berkepanjangan. Hal itu juga berimbas ke jalanan di Cinere Depok, terutama perempatan Informa.
Saya pernah pulang kerja naik motor di suatu Jumat sore. Belum juga sampai perempatan Informa, saya sudah terjebak macet. Kemacetan mengular panjang padahal jaraknya masih lebih kurang 2 kilometer lagi untuk bisa sampai perempatan itu.
Ingat, saya naik motor, lho, waktu itu. Mau selap-selip susahnya minta ampun. Saya terjebak di tengah-tengah kendaraan lain. Hampir 1 jam saya mati kutu dibuatnya! Jadi saran saya, kalau hari Jumat pulang kantor, lebih baik cari jalan lain deh ketimbang kejebak macet di perempatan Informa Cinere Depok. Kalau naik motor kan bisa lewat gang-gang kecil. Nggak kebayang kalau naik mobil. Sudah lelah, bosan, ngantuk pula. Paket komplit!
Sebagai warga Cinere Depok, saya berharap pos polisi yang ada di perempatan Informa nggak sekadar pos, melainkan ada penghuninya. Semoga dengan kehadiran petugas yang mengatur lalu lintas, kemacetan yang mengular di perempatan Informa bisa terurai. Nggak enak, Pak, kalau harus macet-macetan tiap hari. Bisa-bisa kami tua di jalan. Mau naik angkot, tapi angkotnya banyak yang nggak layak. Takut juga, Pak!
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Depok Nggak Cuma Margonda, Ada Juga Cinere yang Selama ini Dianaktirikan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.