Kalau ditanya soal penyesalan selama kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), jawabannya sederhana. Saya memang menyesal, tapi bukan karena salah pilih kampus. Saya justru menyesal kenapa nggak dari awal daftar langsung ke UAD.
Sejujurnya awalnya saya sempat ragu mau kuliah di kampus ini. Saya masih membandingkan sana-sini, berpikir panjang soal jurusan, dan bahkan sempat hampir mendaftar di kampus lain. Akan tetapi begitu akhirnya resmi jadi mahasiswa UAD, saya baru sadar… kenapa nggak dari awal saja langsung daftar di kampus ini.
#1 Suasana kampus UAD ternyata hidup banget
Sejak pertama kali masuk, saya langsung merasa kalau kampus ini nggak cuma tempat belajar teori. Ada banyak sekali kegiatan mahasiswa, komunitas, dan acara kreatif yang bikin hari-hari saya di kampus terasa hidup. Dan saya menyukainya.
Seandainya saya nggak daftar kuliah di kampus ini, mungkin saya nggak akan bisa menikmati hal-hal semacam ini. Bisa jadi saya nggak aktif di berbagai kegiatan mahasiswa dan berakhir jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang. Kehidupan kampus bakal terasa monoton dan nggak hidup.
#2 Dosen terasa dekat dengan mahasiswa
Dulu sebelum kuliah, saya mengira dosen bakal jauh dari mahasiswa di kampus-kampus besar. Seperti ada jarak antara dosen dan mahasiswa yang sulit diungkapkan, tapi bisa dirasakan. Tetapi nyatanya hal tersebut tak terjadi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Di UAD, saya justru menemui banyak dosen yang bisa diajak santai. Bahkan mereka sangat peduli dengan pengembangan mahasiswa di luar kelas. Tentu saja hal ini bikin proses belajar bagi mahasiswa seperti saya jadi lebih nyaman dan menyenangkan. Belajar tak terasa kaku dan lebih manusiawi.
#3 Fasilitas kampus UAD ternyata bikin betah
Penyesalan selanjutnya kenapa saya nggak dari awal langsung daftar kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkaitan dengan fasilitasnya. Siapa sangka ternyata kampus satu ini memiliki fasilitas yang bikin mahasiswa betah. Ada gedung utama UAD yang megah, perpustakaan modern, sampai ruang diskusi yang bikin mahasiswa nyaman.
Setiap kali duduk di sudut kampus sambil melihat pemandangan ringroad selatan, saya sering berpikir, “Kenapa nggak dari dulu aja kuliah di kampus ini biar bisa menikmati semua ini?”
#4 Peluang internasional terbuka lebar bagi mahasiswa
Siapa sangka ternyata Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membuka banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk ikut pertukaran pelajar atau program internasional. Teman-teman saya ada yang sempat kuliah singkat ke luar negeri, ikut konferensi, sampai magang di perusahaan global. Rasanya agak menyesal karena saya telat mengetahui soal ini, jadi nggak bisa mempersiapkan diri lebih awal.
#5 Teman-temannya kayak keluarga
Satu hal lain yang bikin saya nyaman kuliah di sini adalah teman-temannya. Dari teman satu jurusan sampai teman beda fakultas banyak banget yang selalu siap diajak kerja bareng, ngobrol, atau sekadar menemani nongkrong di tangga kampus.
Jadi, kalau ada yang bertanya apa penyesalan terbesar saya kuliah di UAD, jawaban saya satu: nyesel karena nggak daftar kampus ini dari awal. Semakin lama berada di sini, saya semakin sadar kalau kampus ini bukan sekadar tempat mencari gelar, tetapi juga tempat yang bikin saya berkembang. Saya belajar jadi manusia seutuhnya dan punya banyak cerita indah untuk dikenang di sini.
Penulis: Arnufan Deni
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















