Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong?

Iqbal AR oleh Iqbal AR
16 November 2020
A A
Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong? terminal mojok.co

Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong? terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Melihat pemberitaan mengenai Rizieq Shihab di media beberapa hari terakhir ini, rasa-rasanya ada bibit kemarahan yang ingin sekali meledak. Bukan karena pandangan politik dan ideologinya, tetapi karena kepulangannya dari Arab Saudi yang terlalu banyak menarik massa. Penyambutan tokoh ormas ini sampai segitunya.

Kondisi Indonesia yang masih dalam situasi darurat covid-19, tampaknya tidak menyurutkan niat para pengikut bibib untuk menyambut kepulangannya. Sejak dari bandara, massa sudah berkerumun, yang tentunya melanggar protokol kesehatan. Bahkan ketika Rizieq Shihab sudah menginjakkan kaki di Indonesia, pengarakan beliau menuju Petamburan pun dipenuhi massa yang seperti tidak peduli dengan protokol kesehatan.

Keriuhan tidak berhenti sampai di situ. Rizieq Shihab yang punya rencana untuk menikahkan anaknya, ternyata juga punya potensi untuk mengumpulkan massa ketika menggelar resepsi. Pemerintah, melalui Satgas Covid dan BNPB, bukannya melarang atau membatasi dengan ketat, malah memberikan puluhan ribu masker. Dari jumlah masker saja, sudah terlihat bahwa jumlah massa akan mungkin sebanyak itu, dan seperti tidak ada pelarangan atau pembatasan dengan pemerintah. Imbauan pemerintah daerah pun seperti tidak digubris. Entah, seistimewa apa penyambutan tokoh ormas ini sehingga dimanjakan sedemikian rupa.

Ini menjadi masalah karena selama kurang lebih delapan bulan pandemi, tidak ada tanda-tanda jumlah kasus positif corona menurun. Bahkan beberapa hari terakhir ini menyentuh angka 5000 kasus per hari. Pemerintah pun sama, penanganannya masih buruk. Itu berarti, kegiatan yang punya potensi mengumpulkan massa dengan jumlah banyak, harusnya belum bisa diberikan izin. Konser musik offline misalnya, sampai saat ini pun masih belum semua diberi izin.

Walaupun diberi izin, syaratnya juga banyak dan ribet bukan main. Padahal, secara nilai ekonomi, konser musik lebih punya kontribusi kepada negara daripada kegiatan di atas.

Ya bayangkan saja, delapan bulan tidak ada pentas musik (entah itu konser atau festival), jelas membuat kita nyaris krisis hiburan. Berbagai macam festival musik, konser, dan tur terpaksa batal, entah kapan akan mulai normal kembali. Musisinya bingung mau berbuat apa, penikmat musiknya juga sama bingungnya. Selain berdampak secara mental terhadap musisi dan penikmatnya, tidak adanya konser musik juga berdampak pada perputaran ekonomi yang selama ini cukup besar dan bisa dibilang punya kontribusi bagi negara.

Memang, selama dua bulan terakhir ini sudah mulai ada konser musik yang bermunculan. Skalanya pun kecil karena kita yang ada di ekosistem musik ini masih peduli dengan keselamatan. Konser besar pun pernah ada, tetapi ya begitu, sistemnya drive-in dan tidak terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Namun, meskipun sudah mulai ada konser musik, kita semua tahu betapa susahnya mendapatkan izin dari pihak yang berwenang. Harus ini lah, harus itu lah. Sedangkan acara penyambutan tokoh ormas dan resepsi anaknya yang secara ekonomi hampir tidak ada kontribusinya bagi negara, eh boleh-boleh saja, bahkan diberi bantuan masker segala.

Sebenarnya tidak hanya konser musik, bioskop dan kompetisi olahraga (Liga1 dan IBL, misalnya) harusnya juga sudah boleh digelar. Bioskop memang sudah ada beberapa yang mulai beroperasi, tetapi kita semua ingat bagaimana susahnya perjalanan bioskop ini untuk beroperasi selama pandemi.

Kompetisi olahraga pun nasibnya sama. Liga1 dan IBL sebenarnya bisa dimulai lagi tahun ini, tetapi entah dengan pertimbangan apa, tidak ada izin yang keluar dan terpaksa harus memulai lagi tahun 2021. Toh liga berjalan juga tanpa penonton. Risikonya kan juga kecil, kalau dibandingkan resepsi dan penyambutan tokoh ormas yang itu.

Entah ada agenda apa dari para petinggi sehingga kejadian seperti ini seakan pilih kasih. Konser, bioskop, dan kompetisi olahraga belum boleh, eh resepsi nikahan anak seorang pemimpin ormas malah boleh dan dibantu. Kritik serupa harusnya ditujukan juga pada rentetan demo Omnibus Law kemarin. Banyaknya massa juga jadi hal yang cukup menakutkan. Ya meskipun DPR sendiri curang, sudah tahu pandemi dan susah untuk demo, eh malah mengesahkan undang-undang yang problematis. Ya jangan salahkan rakyat juga, sih.

Tapi, ya sudahlah, toh kita bisa apa. Kalau mau berlomba-lomba untuk ignorant, kita bisa saja menggelar konser musik, membuka bioskop, atau menjalankan kompetisi olahraga sesuka hati. Namun, kita masih punya akal sehat dan hati nurani. Daripada membahayakan nyawa orang lain, lebih baik bersabar sedikit lebih lama lagi.

BACA JUGA Tidak Ada yang Salah dari Makan Nasi Padang Dicampur Kecap dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2020 oleh

Tags: FPIhabib rizieqormas
Iqbal AR

Iqbal AR

Menulis, menulis, menangis

ArtikelTerkait

Mencoba Berdialog dengan Para Pengusung Khilafah

Mencoba Berdialog dengan Para Pengusung Khilafah

8 Desember 2019
Mengubah Redaksi Azan dengan Seruan Jihad Itu Randomnya Minta Ampun terminal mojok.co

Mengubah Redaksi Azan dengan Seruan Jihad Itu Randomnya Minta Ampun

4 Desember 2020
Beban Santri Melawan Ormas yang Mengaku Paling Pancasila se-Indonesia

Beban Santri Melawan Ormas yang Mengaku Paling Pancasila se-Indonesia

30 Oktober 2019
habib rizieq

Mempertimbangkan Ucapan Penceramah yang Bilang Pandemi Hilang Kalau Habib Rizieq Pulang

31 Maret 2020
Ormas Tukang Palak Hambat Investasi, Indonesia Rugi 135 Triliun (Pexels)

Ormas Oportunistik Tukang Palak Adalah Rayap Bagi Iklim Investasi Rugikan Indonesia Sampai 145 Triliun

11 Maret 2025
Menyebut Muhammadiyah & NU Elitis Adalah Jokes Pandji Pragiwaksono yang Paling Ampas terminal mojok.co

Menyebut Muhammadiyah & NU Elitis Adalah Jokes Pandji Pragiwaksono yang Paling Ampas

24 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
stasiun citayam kereta api penataran blitar mojok

Kereta Api Penataran, si Ular Besi Tua Andalan Mahasiswa Blitar Raya

staf tu fakultas yudisium wisuda lulus mojok

Di Kampus Saya, Orang Paling Menyebalkan Bukanlah Dosen Pembimbing, tapi Staf TU Fakultas

Peluang Profesi 3 Tokoh Utama Drama 'Start-Up' Setelah Serialnya Tamat terminal mojok.co

Secara Karakter, Nam Do-san 'Start-Up' Lebih Mashok Ketimbang Ji-pyeong

Terpopuler Sepekan

Lampu Merah Canguk Magelang Kini Tak Lagi Jadi Neraka, Underpass dan Flyover Bikin Hidup Warga Magelang Jadi Lebih Mudah

Lampu Merah Canguk Magelang Kini Tak Lagi Jadi Neraka, Underpass dan Flyover Bikin Hidup Warga Magelang Jadi Lebih Mudah

17 Juni 2025
4 Pekerjaan di Purbalingga untuk Kalian yang Mendambakan Hidup Tentram Mojok.co

4 Pekerjaan di Purbalingga untuk Kalian yang Mendambakan Hidup Tentram

18 Juni 2025
Kopi Keliling Salatiga: Semua Jualan Kopi, tapi Nggak Ada yang Sepi

Kopi Keliling Salatiga: Semua Jualan Kopi, tapi Nggak Ada yang Sepi

16 Juni 2025
Pantai Gunungkidul (Memang) Menawan, tapi Menyimpan Bahaya yang Nggak Boleh Disepelekan oantai di gunungkidul

Pantai Gunungkidul Itu Punya Tipe Masing-masing, Kenali Dulu biar Liburan Nggak Berakhir Nangis di Pojokan

18 Juni 2025
Saya Ditolak Masuk Organisasi Mahasiswa, dan Itu Adalah Keberuntungan Terbesar di Masa Kuliah

Saya Ditolak Masuk Organisasi Mahasiswa, dan Itu Adalah Anugerah Terbesar di Masa Kuliah

15 Juni 2025
Sarapan Sate di Semarang Memang Aneh, tapi Saya Ketagihan (Unsplash)

Sarapan di Semarang Memang Rada Aneh, tapi Sekarang Saya Bisa Menikmati Bahkan Ketagihan

16 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari
  • Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman
  • Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja
  • Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja
  • Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok
  • Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.