Bagi yang mengikuti berita di Kota Malang, sekarang sedang hangat soal dua hotel di dalam permukiman di kawasan Tlogomas dibekukan izinnya untuk sementara, tepatnya sejak 20 Mei 2023. Alasannya karena menjalankan praktik prostitusi.
Ini sudah dua kali. Pertama, 6 orang terjaring razia pada 13 Maret 2023. Kedua, yang sempat bikin geger masyarakat adalah 13 Maret 2023, seorang laki-laki dikejar perempuan open BO karena nggak mampu bayar penuh, malah sampai bersembunyi di rumah warga.
Padahal, yang menjalankan bisnis open BO bukan atas nama hotel, melainkan tamu hotel. Mungkin Anda tahu tiba-tiba ada yang berseliweran twit open BO di hotel tertentu, tapi bukan atas nama hotel, melainkan individu.
Daftar Isi
Basmi tikus, bakar lumbung
Penutupan dua hotel karena ditemukan segelintir tamu hotel yang punya bisnis esek-esek ini sama dengan membasmi tikus dengan cara membakar lumbung padi. Solutif? Jelas nggak! Padahal, dua hotel ini bukan kayak Wisma Barbara, penginapan sekaligus bisnis esek-esek paling tenar di Gang Dolly. Keduanya cuma hotel biasa, cuma disalahgunakan untuk open BO, tapi sudah kadung digebyah uyah alias dicap jelek seluruhnya
Celakanya, Pemkot Malang akan turun tangan untuk menutup dua hotel ini. Rasanya ingin misuh-misuh, kenapa harus mengurusi ini, mana aksinya salah lagi. Bukannya tiap camat dan lurah disuruh install MiChat? Kan ada fitur “Orang Terdekat”, bisa menjaring PSK.
Kalo hotel ditutup, nanti pegawainya cari makan dari mana? Hotelnya nggak ramai-ramai amat, ditambah kebebalan warga sekitar yang keukeuh minta dua hotel tersebut ditutup, malah sampai istighosah juga. Katanya aksi damai agar Pemkot Malang tutup permanen dua hotel itu, hadeh…
Ada tuntutan agar bekas hotel tersebut dijadikan kos-kosan. Ini tambah blunder. Lho, ini gimana sih?
Begini lho. Bakar lumbung itu memang bisa membunuh tikus, tapi justru mudaratnya lebih banyak. Lagian, siapa yang bisa menjamin tikusnya nggak lari dulu?
Problematik kayak Depok
Kalo sampai Pemkot Malang turun tangan untuk menutup permanen izin dua hotel ini, artinya Kota Malang se-problematik Depok: masalahnya apa, solusinya apa, reaksinya apa.
Masyarakatnya juga berlebihan, apa-apa main bawa agama, persis Depok yang dapat predikat kota yang paling intoleran, satu server juga sama sini. Mana reaksinya problematik dan sumbu pendek juga: minta operasionalnya ditutup.
Kalo berani, tindak semua hotel di Malang
Kesannya, Pemkot Malang beraninya cuma sama hotel kecil-kecilan. Sama hotel besar-besar mana berani. Apalagi geledah kos-kosan, kayak nggak pernah dilakukan, dibiarkan begitu saja. Meski ya baiknya jangan sih, kek nggak ada masalah lain aja yang bisa dikerjain. Padahal, kalo berani bilang, saya jamin hampir semua hotel pernah dipakai praktik open BO. Cuma, nggak viral saja kayak warga Tlogomas: main pasang spanduk tuntutan. Nggak tahu kenapa kesannya kayak pilih kasih.
Untuk Pemkot Malang, kalo terlalu menuruti apa kata masyarakat begitu saja, lama-lama semua hotel di Kota Malang bakal ditutup semua, pernah dipakai bisnis esek-esek, nggak cuma dua hotel di Tlogomas itu saja.
Kalo maunya begitu, silakan tutup semua hotel di kota ini dengan dalih pernah dipakai bisnis prostitusi. Kalo sepi ditinggal wisatawan, silakan tanggung sendiri. Masyarakat kehilangan mata pencahariannya, silakan tanggung juga. Terserah juga kalo mau jadi Kota Malang kota nihil hotel dkk karena paranoid tempat-tempat tersebut rawan digunakan open BO.
Udah ngerasa aneh belum? Kalau udah, bagus, wong memang aneh.
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Kota Malang