Penumpang sambat ketemu driver ojol red flag sudah biasa. Kalau sekarang kita baca dari versi driver soal penumpang red flag gimana?
Sebelumnya saya ucapkan selamat dulu buat Mbak Tiara Uci, penulis pilihan Terminal Mojok bulan kemarin. Nama, foto, dan kumpulan tulisan beliau terpampang besar di beranda web Terminal Mojok. Saya pun jadi tertarik untuk membaca tulisan karya Mbak Tiara.
Setelah nge-scroll tulisan Mbak Tiara yang jumlahnya ratusan itu, ada satu tulisan yang menggelitik hati saya sebagai seorang driver ojol (ojek online), yakni tulisan ini. Saya yakin, Mbak Tiara sebagai penumpang ojol tentu membuat tulisan tersebut dengan tujuan baik ingin memberi saran dan kritik yang membangun agar para driver ojol memberikan pelayanan yang maksimal kepada para penumpang.
Akan tetapi sebagai driver ojol yang juga sudah kenyang merasakan asam garam kehidupan jalanan, saya ingin membuat tulisan balasan mengenai para penumpang yang juga red flag dan seringnya bikin driver istigfar sepanjang jalan. Tanpa banyak basa-basi, berikut lima jenis penumpang ojol red flag di mata saya sebagai seorang driver.
Daftar Isi
#1 Penumpang ojol yang tak mau memakai helm
Penumpang ojol red flag pertama di mata saya sebagai seorang driver ojek online adalah yang enggan memakai helm dengan berbagai alasan. Entah karena jarak tempuhnya dekat, karena rambutnya masih basah, karena nggak ada polisi, dan berbagai macam alasan lain.
Padahal niat driver menyarankan penumpang memakai helm bukan semata-mata karena takut dirazia polisi, lho, melainkan demi keselamatan diri si penumpang. Kadang kalau ketemu penumpang kayak gini, saya merasa serba salah. Mau memaksa penumpang pakai helm, takutnya dapat rating jelek. Tapi kalau membiarkan penumpang naik ojol tanpa helm, takutnya ditangkap polisi dan keselamatan penumpang juga terancam.
Oh ya, helm yang saya sediakan nggak bau tengik seperti keluhan Mbak Tiara Uci, lho, ya. Helm khusus penumpang biasanya saya angin-anginkan setiap hari dan saya lap supaya tetap bersih dan nyaman.
#2 Penumpang yang minta buru-buru
Biasanya alasan penumpang meminta driver ojol untuk buru-buru karena mereka telat ngampus, telat ngantor, atau bahkan telat mengejar kereta dan mengejar pesawat! Bayangkan saja, penumpang yang salah karena telat, eh, malah driver yang kena imbasnya harus tanggung jawab bisa tepat waktu sampai ke tempat tujuan. Kalau nggak tepat waktu, driver ojol harus siap-siap dapat rating anjlok.
Sebagai orang yang menaati aturan lalu lintas dan menjaga keselamatan penumpang, saya kadang menggadaikan idealisme saya dengan ngebut ugal-ugalan dan melanggar lalu lintas secara terpaksa. Kalau bisa sih jangan sampai deh ketemu jenis penumpang red flag yang ini.
#3 Penumpang yang minta dibonceng tiga
Penumpang ojol red flag selanjutnya di mata saya sebagai seorang driver ialah penumpang yang minta dibonceng tiga. Biasanya yang begini ibu-ibu yang mengantar anaknya berangkat dan pulang sekolah.
Kalau bonceng tiga tapi anaknya masih kecil sih saya nggak masalah sama sekali. Masalahnya, terkadang ada juga ibu-ibu yang ingin dibonceng tiga padahal anaknya sudah besar dan tinggi lagi. Biasanya saya menolak penumpang yang kayak gini. Bukannya gimana-gimana, selain melanggar aturan, boncengan bertiga naik motor juga bisa berpengaruh ke performa mesin motor yang kelebihan beban.
#4 Penumpang yang ketika ditanya arah tujuan tapi nggak mau jawab
Sehafal-hafalnya jalan dan selama-lamanya bekerja driver ojol, kami tetap manusia biasa yang kadang lupa jalan. Dalam keadaan lupa seperti itu, biasanya saya saya inisiatif memulai obrolan dengan penumpang ojol. Apesnya, kadang bukan jawaban yang saya dapatkan, melainkan kacang! Iya, saya dikacangin waktu bertanya arah tujuan. Si penumpang malah diam saja tak mau jawab dan fokus main hp.
Kadang kalau sudah kayak gini saya kesal juga. Sudah mah nggak hafal jalan, ditambah dapat penumpang nggak mau jawab apalagi ngasih tahu arah tujuan. Solusinya ya sudah menyalakan aplikasi Google Maps dan melirik hape sepanjang perjalanan meskipun jadi nggak fokus dengan jalan.
#5 Penumpang ojol yang suka PHP bakal ganti uang parkir dan mau ngasih tip
Nah, kalau ini kejadian yang viral di media sosial Twitter beberapa hari lalu, nih. Ada seorang influencer yang mengadu pada akun resmi Gojek karena masalah tip. Entah miskomunikasi atau gimana, si driver mengirimkan pesan kepada si influencer meminta tip yang katanya telah dijanjikan sebelumnya. Si influencer rupanya nggak terima dan merasa driver ojol tersebut nggak sopan.
Yah, saya nggak mau membahas soal itu lebih lanjut, ya. Saya lebih tertarik untuk membahas pengalaman saya sebagai driver ojol yang justru kerap di-PHP sama penumpang yang bilangnya bakal mengganti uang parkir atau kasih uang tip lebih. Ketika saya mengantarkan penumpang ke sebuah tempat yang ada biaya parkirnya, biasanya mereka akan bilang, “Mas, nanti uang parkirnya saya ganti pakai tip, ya.” Saya pun mengiyakan.
Akan tetapi setelah mengantarkan penumpang tersebut, uang tip dan parkir yang dijanjikan nggak pernah muncul. Saya nggak hanya mengalami kejadian semacam ini sekali atau dua kali, malahan cukup sering. Saking seringnya, sekarang tiap ada penumpang ojol yang janji begitu, saya ikhlaskan saja. Saya juga nggak mau menagih ke penumpang karena nggak mau urusannya jadi panjang.
Buat para penumpang ojol, saya cuma mau berpesan, kalau menjanjikan kasih tip, tolong ditepati, ya. Atau kalau mau kasih uang tip nggak usah bilang-bilang driver, deh. Sebagai driver, saya mendingan tahu-tahu mendengar notif uang tip masuk. Hehehe.
Itulah 5 jenis penumpang ojol red flag di mata para driver. Tulisan ini saya buat bukan berarti mengeluhkan profesi driver, ya. Di mana pun tempat kerja kita, keluhan dan tantangan seperti bertemu penumpang red flag di atas pasti ada.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Jenis Driver Ojol Red Flag di Mata Penumpang, Perjalanan Jadi Nggak Nyaman.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.