Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Pengen Kawin, Tapi Nggak Punya Mas Kawin!

Jamal oleh Jamal
16 Juli 2019
A A
mas kawin

mas kawin

Share on FacebookShare on Twitter

Usia muda adalah usia emas dalam kehidupan manusia. Usia ini bisa dibilang sebagai usia yang sedang pada puncak pencarian jati diri. Selain itu, usia muda juga dianggap waktu yang tepat untuk mencari jodoh. Menurut usia idealnya laki-laki minimal sudah bisa menikah ketika umur 25 tahun, sedangkan wanita mulai usia 20 hingga 21 tahun.

Gue mau curhat tentang kondisi gue sekarang. Gue baru saja lulus kuliah di tahun 2018. Umur gue sakarang 25 tahun. Iya betul sekali! Gue berada di usia paling ideal untuk segera melangkah ke pelaminan. Namun, ada saja hambatannya buat menuju ke sana.

Untungnya, gue tidak seperti orang-orang Sulawesi sana. Berdasarkan cerita teman gue yang asli keturunan suku Bugis dan Mandar, menikah di budaya mereka itu harus punya uang banyak. Mereka mengenal dengan istilah “Uang Panai’”. Ya, sejenis uang penghantar untuk menikah gitu lah.

Semakin tinggi status sosial dari seorang wanita yang hendak dilamar, maka semakin besar juga uang panai’nya. Apalagi misalnya wanitanya sarjana, dari keluarga bangsawan, terus PNS atau bekerja di bidang kesehatan seperti perawat, bidan ,atau dokter. Uang panaiknya bisa menyentuh ratusan juta rupiah. Waduh kebayang nggak tuh?

Mungkin oleh sebab itu orang-orang Bugis pada suka merantau dari kampung halamannya. Tujuannya untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya sebagai modal pernikahan mereka nanti.

Namun ada juga sih teman-teman gue yang suku Bugis pada mencari tambatan hati di luar dari tempat asal mereka. Supaya tidak berlaku tradisi uang panai’ itu.

Di sisi lain, pernah gue juga dapat cerita dari orang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dia menikah hanya bermodalkan 10 juta rupiah. Enak banget ya? Cukup murah meriah untuk sebuah pesta pernikahan. Anehnya, uang hasil kondangannya hanya dapat 500 ribu rupiah. Duh, sayang sekali~

Sementara di Jawa sendiri, menikah itu tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak. Kakak gue aja menikah dengan cukup meriah dengan make up, hiburan, tenda, makan prasmanan, serta dokumentasi habis 50 juta rupiah. Tapi, alhamdulillah hasil kondangannya juga dapat kurang lebih segitu.

Baca Juga:

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Marriage is Scary Nyata, Anak Muda Sekarang Memang Takut pada Pernikahan

Sementara gue dengar orang Padang Pariaman, menikah itu yang diberikan mas kawin adalah sang prianya. Jadi, yang mengeluarkan uang adalah dari pihak wanita. Tapi, katanya ketika cerai atau wafat, sang pria tidak mendapatkan harta warisan. Begitu kekurangannya.

Bangsa Indonesia memang paling kaya deh tentang persoalan budaya. Juara dan nggak ada tandingannya. Termasuk tentang adat dan budaya pernikahan di Nusantara ini. Usianya sudah berabad-abad. Sampai saat ini masih dilestarikan.

Sekarang coba kita lihat apa sih dampaknya dari nilai-nilai budaya pernikahan di daerah-daerah tersebut? Kalau di Bugis, katanya dengan menikah menggunakan uang panaik itu, tingkat perceraian jadi sangat minim. Ini sudah diriset oleh teman gue yang merupakan aktivis di bidang ini. Mungkin untuk bercerai, mereka berpikir sudah banyak pengorbanan yang dikeluarkan, jadi sungguh sayang-sayang kalau disia-siakan gitu aja.

Sementara di Lombok sendiri orang menikah itu begitu mudah dan relatif murah. Makannya, tingkat perceraian di sana sangat tinggi dibandingkan daerah lainnya. Kata teman gue yang asli sana, ada kampung janda di daerah Lombok itu. Wah menarik yah.

Ternyata ada sisi positif dan negatifnya masing-masing yah. Uang Panai’ membuat anak muda suku Bugis jadi lumayan butuh perjuangan untuk menikah, tapi setelah menikah bisa jadi kemungkinan langgeng lebih lama. Sementara orang Lombok bisa menikah dengan dipermudah biaya, tapi rentan cerai. Kalau gue boleh milih sih, mending murah meriah dan langgeng. hehehe

Apapun itu, menikah menurut gue bukanlah hal yang terburu-buru atau harus ditunda-tunda. Semuanya harus dipikirkan dengan matang-matang. Baik dari sisi finansial maupun mentalnya. Sebab sebagian dari usia kita akan dijalani dengan pasangan kita masing-masing. Kita harus saling mengenali pasangan dan keluarganya juga. Sebab menikah bukan hanya menyatukan dua sejoli menjadi satu. Tapi juga menyatukan dua keluarga besar dalam satu ikatan suci pernikahan.

Mahar atau mas kawin itu perlu, sebagai syarat sah ikatan pernikahan. Tapi, nilainya tidak perlu terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah. Lebih baik yang sedang-sedang saja dan tidak memberatkan salah satu pihak. Yang penting dari menikah tujuannya adalah ibadah.

Terima kasih, semoga berfaedah.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: kawinmas kawinperkawinanPernikahanuang panai'
Jamal

Jamal

ArtikelTerkait

Tunangan Itu Penting Nggak, Sih? 

Tunangan Itu Penting Nggak, sih? 

27 September 2022
life as divorcee perceraian mojok

Life as Divorcee, Bacaan Wajib Bagi Orang-orang yang Hendak Menikah

19 Agustus 2021
Salut Buat yang Bisa Nonton Film Selesai sampai Selesai! terminal mojok.co

Salut Buat yang Bisa Nonton Film Selesai sampai Selesai!

20 Agustus 2021
bridal shower

Kepada Pelaku Bridal Shower di Tempat Umum: Dunia Bukan Milik Kalian Saja

26 Juni 2019
Wedding Organizer

Waspada Tipu Daya Wedding Organizer Abal-Abal!

9 Oktober 2019
Culture Shock Resepsi Pernikahan di Sumenep: Nggak Dapat Hidangan, Cuma Diberi Berkat untuk Dibawa Pulang Mojok.co

Culture Shock Resepsi Pernikahan di Sumenep: Nggak Dapat Hidangan, Cuma Diberi Nasi Berkat untuk Dibawa Pulang

31 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.