Pengalaman War Opening Outlet Mie Gacoan di Kudus: Hanya Orang yang Sabarnya Sundul Langit yang Sanggup Antre Berjam-jam demi Mi Pedas

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co kudus

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan (Akun Instagram Mie Gacoan)

Ketika mendengar ada outlet Mie Gacoan baru dibuka di Kudus, saya penasaran untuk ikutan mencoba. Lalu, bagaimana hasilnya?

Saya sebenarnya memang kepo tentang Mie Gacoan sejak zaman SMK. Mi pedas yang katanya murah dan lagi viral itu sempat jadi perbincangan di kelas. Membuat beberapa teman saya jadi pengin, termasuk saya. Tapi, nggak kepikiran beli karena outlet jauh sekali.

Menurut konten-konten yang saya lihat, Gacoan sepertinya enak. Terlebih Mi pedas itu diberikan taburan ayam, bawang goreng, irisan daun seledri dan bergelimang cabai setan. Juga ada dua pangsit ayam yang membuat saya makin penasaran dengan rasanya.

Saya mencoba order mi mirip Gacoan melalui aplikasi ojol saat di perantauan. Bentuk minya mirip Gacoan, secara visual pun hampir sama, bedanya kalau Gacoan pakai taburan daging ayam, yang ini pakai ayam suwir. Untuk rasa, enak-enak saja.

Belum puas dengan itu, saya mencoba mencari mi lain yang mirip Gacoan. Ada banyak, tapi saya nggak sempat order. Ini karena saya mendapatkan kabar kalau di Kudus akan ada Gacoan.

Tepatnya di Tanggal 21 Juli 2023 Mie Gacoan Kudus grand opening. Saya nggak langsung datang karena mikir pasti bakalan ramai. Tentunya, karena lagi kerja, nunggu weekend tiba.

Di TikTok, konten tentang opening Gacoan berseliweran. Ada yang review makanan, ada pula yang cari vibes Gacoan untuk dijadikan mentahan video, lalu diberi kata-kata. Paling pasti, mereka mencari konten untuk instastory.

Beberapa kali ada video lewat beranda yang memperlihatkan betapa panjangnya antrean Gacoan dan penuhnya parkir. Kalian percaya? Antrean Gacoan Kudus bisa sampai jalan raya, mengelilingi parkiran yang luas. Untuk lamanya antre, bisa tuh digunakan buat pergi ke Gacoan Semarang.

Apakah saya akan pergi ke Gacoan? Tentu saja iya, tapi nanti kalau ada libur perusahaan. Diharapkan outlet Gacoan Kudus sepi karena karyawan selain perusahaan saya bekerja, pada berangkat. Juga anak-anak pada berangkat sekolah.

Sejak kapan Mie Gacoan sepi?

Tapi, teman saya menyanggah pemikiran saya. Dia bilang kalau Gacoan Kudus pasti akan selalu ramai. Selain karena mi pedas ini viral, pasti akan banyak orang yang berdatangan dari luar kota. Sebab, kabupaten tetangga seperti Pati, Demak dan Jepara belum ada outlet Mie Gacoan. Otomatis, mereka akan datang ke Mie Gacoan Kudus.

Akhirnya, kami memutuskan untuk ikut war Gacoan pada malam Minggu, di hari kesembilan opening. Jauh-jauh kami naik motor dari Jepara dengan menempuh waktu sekitar setengah jam setelah sholat magrib.

Sesampainya di sana, saya langsung menyimpulkan jika antrean manusia yang saya lihat ini hanya terdiri dari orang-orang sabar. Bagaimana tidak, antrean saja sampai dibuat zig-zag, panjangnya sampai muterin parkiran. Mirip sekali dengan video TikTok yang pernah saya tonton.

Dengan setengah hati, saya ikut mengantre. Tapi, ternyata saya bukan orang sabar. Akhirnya setelah hampir setengah jam antre hanya bisa maju 2 meter. Saya berbincang dengan teman saya untuk cari makan di tempat lain saja. Bukannya aku nggak rela menunggu Gacoan, tapi aku juga butuh kepastian secepatnya untuk makan.

Baca halaman selanjutnya: Masih penasaran sama Mie Gacoan…

Rasa penasaran saya masih ada

Kami memang pulang, tapi kami datang lagi hari Minggunya. Kali ini kami berangkat pagi jam setengah sembilan dengan harapan nggak antre karena mepet jam buka. Tapi, ternyata info yang kami dapat salah, Gacoan buka lebih pagi, jam 8 bukan jam 9. Alhasil kami harus mengantre panjang, tapi nggak separah pas malam Minggu.

Baris antrean kondusif karena ada karyawan yang mengatur antrean. Selain mengatur antrean, karyawan ini bertugas untuk mengarahkan agar konsumen melakukan scan barcode di hp masing-masing untuk memilih menu dan menjadi tempat bertanya bagi konsumen yang kebingungan. Dia juga memberitahu menu apa saja yang sedang kosong.

Saat di kasir, pembeli diminta untuk menyerahkan HP. Ini bertujuan untuk mempermudah kasir dalam menginput menu. Kamu bisa milih makan di tempat atau dibawa pulang, dua-duanya juga bisa. Untuk pesanan dibawa pulang, hanya dibolehkan memesan 15 menu saja.

Setelah memesan di kasir, kami juga harus menunggu lumayan lama. Nggak papa. Itung-itung buat menikmati kedai adem dan modern ini.

Review bangunan outlet

Bangunan Gacoan tampil gagah dengan warna dominan hitam untuk tembok indoor. Tampak adem jika menatap plafon yang penuh dengan hiasan daun. Di tempat tunggu, terdapat pohon bunga dan cabai plastik yang memisahkannya dengan tempat makan. Di Indoor hanya disediakan meja kayu bertuliskan Mie Gacoan yang cukup digunakan untuk 2 orang saja.

Bagian outdoor, didesain lebih segar. Cat tembok dominan berwarna abu-abu dengan hiasan mural bertuliskan KUDUS. Tanah berselimutkan hijaunya rumput jepang sintetis. Juga terdapat kolam yang berisikan air saja untuk hiasan. Untuk menambah kesan estetik, ditambah lampu taman yang menggantung.

Outdoor menyediakan tiga jenis nuansa tempat duduk. Pertama, ada meja kayu yang bisa digunakan 2-4 orang. Meja dan kursi semen yang berada di tengah kolam untuk 2 orang. Dan meja berpayung terbuat dari semen. Kamu bisa meminta kursi tambahan dan kursi untuk bayi kepada pelayan jika diperlukan.

Kesan Mie Gacoan

Saya memesan Mie Gacoan level 2 karena belum makan nasi. Niatnya sih emang biar nggak kepedesan, tapi ternyata rasa pedas level 2 di luar ekspektasi. Sangat pedas, bahkan bagi saya yang dasarnya memang doyan pedas.

Untuk rasa minya enak, tapi saya tidak bisa menjabarkan lebih karena kepedasan. Untuk ayam tabur enak banget, marinasinya terasa. Pangsit isinya juga enak, full daging ayam yang bumbunya sangat terasa dan digoreng renyah.

Untuk minum saya memesan teh tarik segelas. Menurutku, memesan seporsi minum itu kurang karena gelasnya kecil. Nggak cocok untuk saya yang sedikit-dikit minum saat makan. Saya ingin memesan lagi, tapi malas sekali untuk mengantre. Saat itu juga saya menyimpulkan kalau datang ke Gacoan, pesan air mineralnya juga biar nyaman saat makan dan gak perlu antre.

Lumpia udang dan siomay enak, nggak amis. Saat menggigit siomay ada sedikit air yang keluar dari rongga-rongga makanan, pertanda jika dua makanan ini direbus. Sebagai penunjang rasa, disediakan saos bangkok sachet bertuliskan Gacoan yang diproduksi Finna Food.

Saya dan temanku mengambil kesimpulan. Bahwa memang Mie Gacoan murah, apalagi menggunakan cabai setan asli. Tapi, mahal untuk dimsum yang berisi 3 biji saja dan minuman berukuran gelas kecil. Mungkin mereka menggencarkan untung dari dua menu ini, ya? Atau malah dari parkir?

Rasa penasaran saya sudah terobati, juga kesabaran saya telah lulus uji. Tapi, saya masih terngiang gimana cara Gacoan mengambil untung dari menu yang murah dan membayar gaji karyawan yang banyak itu. Tapi, lebih baik jangan dipikir karena saya sudah lelah mengantre.

Penulis: Ratih Yuningsih
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Semua Bisa Meniru Mie Gacoan, tapi Tak Semua Bisa Menyamai Kesuksesannya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version