Menjadi guru tentunya tidak mudah karena banyak tuntutan yang harus dipenuhi selain mengajar siswa di dalam kelas. Terlebih bagi guru-guru muda seperti saya yang tergolong Generasi Z (Gen Z), yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Iya, tidak perlu kaget, mereka yang terlahir di tahun-tahun itu kini sudah memasuki dunia kerja, salah satunya menjadi guru.
Sebagai Gen Z, saya harus beradaptasi di sekolah. Kali ini bukan lagi berperan sebagai siswa, tapi sudah bertransformasi sebagai guru atau pengajar. Sebenarnya antara percaya dan tidak percaya, saya yang dahulu menjadi siswa yang duduk di bangku dengan tangan dilipat, kini malah berdiri di depan para siswa sebagai guru mereka.
Sebagai guru muda yang mengajar di era serba teknologi, tentu banyak pengalaman-pengalaman unik yang saya rasakan. Perbedaan usia yang cukup dekat itu membuat saya sedikit banyak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka. Selain itu, perkembangan teknologi membuat banyak hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya ternyata bisa terjadi di ruang kelas.
Daftar Isi
- #1 Bagi Guru Gen Z, murid sudah seperti teman sendiri
- #2 Saat ada murid yang izin ke toilet, saya tahu betul tujuan utamanya
- #3 Saat ada murid yang menyontek, saya malah tersenyum karena dulu pernah ada di posisi seperti itu
- #4 Bagi Guru Gen Z, segala hal dijadikan konten berbeda dengan zaman dulu
- #5 Mengantar anak lomba jadi kesenangan tersendiri karena bisa sambil jalan-jalan dan jajan-jajan
#1 Bagi Guru Gen Z, murid sudah seperti teman sendiri
Zaman saya sekolah dahulu, seperti ada sekat ketika saya berinteraksi dengan guru. Berbeda dengan yang saya alami sekarang. Sebagai guru Gen Z, saya sudah menganggap murid seperti adik atau teman sendiri, saking akrabnya. Banyak murid yang curhat ke saya, berbagi kebahagiannya, hingga membahas hal-hal remeh temeh di luar pembelajaran seperti skor bola semalam. Itu mengapa sebagai guru muda saya perlu pandai memposisikan diri. Saya bisa sebagai teman, tapi tidak boleh hilang kewibawaan sehingga mereka berperilaku seenaknya kepada saya.
#2 Saat ada murid yang izin ke toilet, saya tahu betul tujuan utamanya
Sejak zaman dulu, murid harus izin terlebih dahulu kepada guru saat hendak ke toilet. Dulu saat ingin ke toilet, beberapa kali saya memang tidak benar-benar ke toilet. Kadang saya hanya ingin merenung saja sampai melipir ke kantin.
Nah, ketika kini saya sedang mengajar di kelas dan ada murid yang izin untuk ke toilet, pasti saya izinkan asal tidak bergerombol. Namun, di dalam lubuk hati ini sebenarnya saya suka “suudzon” juga. Saya berpikiran kalau murid saya itu sebenarnya melipir ke kantin terlebih kalau tidak kunjung kembali ke kelas. Apalagi kalau ada bercak saus di kemejanya. Hahaha.
#3 Saat ada murid yang menyontek, saya malah tersenyum karena dulu pernah ada di posisi seperti itu
Fenomena murid menyontek saat ulangan sepertinya sudah menjadi hal yang biasa. Setiap guru, termasuk guru Gen Z seperti saya, tahu betul jika ada murid yang menyontek. Begitu pula saat saya mengawasi anak-anak ulangan. Meskipun saya duduk di kursi membuka laptop atau mengisi berkas, namun saya tahu siapa saja yang menyontek karena terlihat dari depan.
Di situ saya hanya bisa tersenyum mengingat masa lalu sambil berdiri agar siswa tersebut kaget dan ketakutan. Hihihi. Saya juga sengaja berkeliling lama-lama agar siswa tidak mudah untuk melakukan aksinya.
#4 Bagi Guru Gen Z, segala hal dijadikan konten berbeda dengan zaman dulu
Berbeda dengan zaman dulu di saat gadget belum terlalu dipakai secara luas, zaman sekarang banyak guru membuat konten di kelas untuk kemudian diunggah ke medsos. Terutama guru-guru Gen Z. Selain itu, sebagai guru di sekolah swasta, saya juga berkewajiban membuat konten tentang aktivitas siswa sebagai bukti telah melakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal.
#5 Mengantar anak lomba jadi kesenangan tersendiri karena bisa sambil jalan-jalan dan jajan-jajan
Hal yang cukup menyenangkan ketika jadi guru adalah saat punya kesempatan untuk mengantar siswa lomba. Di situ, kita bisa terbebas sementara dari aktivitas mengajar di kelas yang bikin mumet. Mengantar anak lomba menjadi momen untuk berjalan-jalan dengan kedok mendampingi anak selama lomba.
Itulah beberapa hal yang saya alami dan rasakan selama menjadi guru sebagai Gen Z. Ada sukanya dan ada pula dukanya. Menjadi guru memang tidak mudah, tetapi ketika kita menikmati pekerjaannya, maka semua lelah akan sirna apalagi kalau murid-murid sangat perhatian kepada kita.
Penulis: Erfransdo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Cleansing Guru Honorer, Kado Pahit Guru pada Awal Tahun Ajaran Baru, “Dibasmi” Seakan Bukan Manusia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.