Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala

Taufik oleh Taufik
6 November 2020
A A
Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala terminal mojok.co

Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah ada teman bercerita bahwa saat ia mengantre makanan di salah satu warung, seorang ibu-ibu menyerobot lalu dengan polosnya si ibu ini tadi bilang, “Saya duluan, mas. Anak saya lapar.” Seketika si teman heran. Dan dengan kepala yang dihinggapi kekesalan, ia menjawab pernyataan di ibu tadi, “Iya, Bu, saya antre di sini karena udah kenyang, kok.” Tapi, itu dilakukan cukup dalam hati, katanya, karena dia takut kualat sama ibu-ibu penyerobot antrean tadi. 

Saya tidak tahu kebenaran cerita si teman ini tadi. Apakah ia benar-benar mengalami kejadian itu atau hanya, menukil cerita tentang “kehebatan” ibu-ibu yang seolah selalu “unmatched”.

Perihal kejadian-kejadian dengan ibu-ibu ini, kita selalu dihadapkan pada pergolakan batin yang cukup besar. Ketika melihat ibu-ibu di jalan, menyalakan sein kanan, tapi berbelok ke kiri (dan ini paling sering terjadi), bagi saya tidak terlalu masalah. Walau perkara gonjang-ganjing dunia per-sein-an ini pernah saya alami secara langsung, tidak berarti saya langsung menyalahkan kelompok ibu-ibu. Mungkin saja kejadian ini khilaf. Atau si ibu sedang tidak fokus. Atau alasan lain yang sebisanya saya sendiri gunakan sebagai counter atas dasar menyalahkan kelompok ibu-ibu.

Toh jika tidak terjadi hal yang serius, saya bisa lanjut tancap gas. Tidak perlu mempermasalahkannya di meja hijau apalagi sampai memaki (takut kualat). Kan surga ada di telapak kaki ibu? Sampai pada hari jumat lalu (30/10), saya terlibat langsung dengan perkara kehebatan ibu-ibu yang tiada tandingan ini. Bukan perkara sein, tapi soal ibu-ibu pernyerobot antrean.

Jadi begini ceritanya, beberapa waktu lalu, saya ada keperluan untuk membuat surat keterangan sehat di puskesmas. Maka saya berangkat ke Puskesmas Wirobrajan di sekitaran Jalan Bugisan, Kota Yogyakarta untuk membuatnya. Saking kepagiannya, saya termasuk orang yang ada di sana sebelum petugas Puskesmas datang. Dan memang tidak ada sistem siapa yang datang lebih dulu akan mendapat antrean lebih dulu. Kecuali sudah mengambil nomor antrean yang adanya di dalam gedung Puskesmas.

Setelah menunggu sekitar 45 menit, pintu Puskesmas di buka. Orang-orang bergegas antre. Berebut tempat paling depan. Saya bersama seorang teman mendapat tempat di baris tujuh dan delapan. Namun, karena antrean lumayan padat, saya diminta petugas untuk geser mundur barang satu atau dua langkah. Ndilalah ada ibu-ibu, Gaes, di belakang saya. Dan si ibu tidak mau bergeming sedikit pun ketika saya meminta beliau mundur.

Aksi saling sikut saya dengan si ibu berlangsung beberapa menit. Sampai akhirnya saya mengalah dengan rasa panas di kepala karena sengatan matahari pagi itu mendorong saya untuk memberi “kemenangan” kepada ibu tadi. Dari peristiwa itu, saya menyatakan bahwa mulai saat ini dan seterusnya, saya akan mendukung 1000% orang-orang di luaran sana yang bilang, “The power of emak-emak” itu no debat! Ini tentu saja bukan isyarat perang kepada ibu-ibu. Ini adalah sebuah pernyataan sikap. Mulai dari ibu-ibu sein kanan belok kiri, ibu-ibu penyerobot antrean, atau ibu-ibu keras kepala yang nggak mau mundur satu langkah tadi.

Sebenarnya pengalaman ini sangat berbeda 180 derajat dengan yang biasanya terjadi di jalan raya. Jika di jalan raya, kita masih bisa melakukan aksi menghindar saat menemukan ibu-ibu menyalakan lampu sein ke kiri, tapi belok ke kanan. Atau paling tidak mengingatkannya, tentu saja dengan nada suara yang dipelankan biar tidak dicap durhaka. Atau aksi lain yang sekiranya tidak menyakiti si ibu, tapi juga membuat lega dada dan kepala kita.

Baca Juga:

Alasan Emak-emak Cikarang Memenuhi dan Jadi Raja KRL Tujuan Tanah Abang

3 Tipe Pelanggan Supermarket yang Bikin Kasir dan Pelanggan Lain Geram dan Malu, Norak!

Persoalan mengantre tentu berbeda. Sangat jauh berbeda. Kita bisa mengingatkan untuk menunggu sesuai antrean (macam teman saya) atau meminta ibu-ibu mundur jika memang kondisinya penuh sesak (macam yang saya alami). Tapi, apakah ibu-ibu ini menerima atau tidak, itu menjadi persoalan baru. Jika beliau mau dan harusnya bisa, ya mundurlah barang selangkah atau dua langkah, menyesuaikan yang lain. Atau mengantrelah sesuai nomor.

Nah, kalo ibu-ibunya hanya mematung saja macam yang saya alami, itu akan terlihat sangat intimidatif. Bisa Anda bayangkan barang sedikit melihat wajah itu? Di satu sisi, kita merasa benar karena kita memang di posisi yang benar. Di sisi lain, siapa yang tega melihat seorang ibu dengan gabungan rasa hormat kita dan tampang ngeselin bisa tahan barang sejenak?

Bagi saya yang tidak enakan dan sangat patuh pada orang tua ini, akan luluh. Tapi, saya juga pada hakikatnya tidak mau membenarkan hal yang memang salah, yang dalam perkara ini dilakukan oleh si ibu tadi. 

Maka dilema perasaan ini membawa saya dan mungkin juga Anda semua menjadi tidak punya pilihan sikap kecuali mengalah walau hati campur aduk. Sangat disayangkan. Mau mengakui salah untuk hal yang memang dilakukan dengan cara salah itu adalah sesuatu yang sangat bijak, apalagi dilakukan orang dewasa (ibu-ibu) dan disaksikan oleh anak muda macam saya ini. Mungkin saja rasa respect saya kepada kelompok ibu akan nambah 50%. Tapi ya mau gimana lagi, ibu-ibu macam sudah punya universe-nya sendiri yang tidak bisa didebat oleh siapa pun!

BACA JUGA 4 Olahan Singkong yang Hanya Ada di Wakatobi dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2020 oleh

Tags: antreEmak-Emak
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Buat Pengendara Mobil, Jangan Main Serobot Antrean di SPBU, dong!

Buat Pengendara Mobil, Jangan Main Serobot Antrean di SPBU, dong!

3 Maret 2020
Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan

8 Mei 2020
Sederet Alasan Kenapa Perempuan Nggak Suka Pakai Daster Terminal Mojok

Sederet Alasan Perempuan Nggak Suka Pakai Daster padahal Murah Meriah

20 Februari 2021
Ilustrasi mirota kampus

Mirota Kampus: Surga Belanja sih, tapi Antrenya Nggak Masuk Akal!

24 November 2022
Sungguh Menyebalkan Kalian yang Berlama-lama di Loket dengan Dalih Sudah Mengantre

Sungguh Menyebalkan Kalian yang Berlama-lama di Loket dengan Dalih Sudah Mengantre

9 Maret 2020
3+1 Resep Bumbu Dasar Masakan yang Wajib Kita Tahu

Beli Peralatan Masak Adalah Cara para Emak-emak untuk Investasi

19 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.