Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Pertama Saya Jadi Korban Banjir di Kota Metropolitan Jakarta

Muhammad Fariz Kurniawan oleh Muhammad Fariz Kurniawan
22 Februari 2021
A A
Pengalaman Pertama Saya Jadi Korban Banjir di Kota Metropolitan Jakarta terminal mojok.co

Pengalaman Pertama Saya Jadi Korban Banjir di Kota Metropolitan Jakarta terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Banjir adalah masalah klasik yang kerap dihadapi oleh kota metropolitan seperti Jakarta. Jauh sebelum Bapak Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, masalah banjir sudah sering melanda daerah ibu kota dari Indonesia ini. Dulu saya tidak membayangkan akan jadi satu dari sekian banyak korban banjir Jakarta.

Kendati demikian, rumah mbah saya yang terletak di Jakarta tak begitu terkena dampak banjir. Rumah mbah saya sendiri terletak di area yang agak tinggi. Jika ada air bah yang datang, ia biasanya hanya akan menggenangi area pekarangan rumah.

Tahun ini, saya akhirnya mencicipi juga yang namanya banjir sebagaimana yang sering diberitakan di media massa. Selama bermukim di Jakarta, baru kali ini saya menyaksikan air bah benar-benar masuk ke dalam rumah mbah.

Musibah ini bermula dari hujan di malam Sabtu, 19 Februari 2021. Pada saat itu, hujan sempat turun sekitar pukul 22.00. Sebenarnya sih, hujan di malam hari itu rasanya nikmat. Sensasi hawa dingin yang ditimbulkan dari percikan air hujan bisa membuat tidur jadi terasa lebih nyenyak.

Namun, hujan yang datang pada malam tersebut justru menjadi mimpi buruk yang teramat nyata. Sempat berhenti beberapa saat, hujan kembali mengguyur dengan intensitas yang sangat deras. Sebagai bonus, ada angin beserta petir yang bersambut.

Sebenarnya, hujan yang turun pada saat itu tak lebih deras dan lama daripada hujan di pergantian tahun 2020 silam. Namun, efeknya benar-benar luar binasa. Dalam waktu beberapa jam, air bah di pekarangan rumah mbah saya sudah mencapai tinggi betis orang dewasa.

Jelas saja perasaan saya jadi tidak karuan setelah melihatnya dari balik jendela rumah. Apalagi saya seperti mendapat firasat buruk dari kamar mandi. Pada saat itu, ada banyak koloni kecoa yang keluar dari pecahan lantai. Beruntung, saya tak begitu geli atau takut dengan serangga tersebut.

Sembari memantau air bah yang menari-nari di luar, saya sempatkan untuk melongok sebentar ke area dapur. Takut-takut ada rembesan air hujan dari sela-sela pintu belakang rumah. Pada saat hujan deras tiba, percikan air hujan biasanya akan masuk ke dalam rumah.

Baca Juga:

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

Jangan Naik Transjakarta Saat Hujan Lebat kalau Nggak Mau Terjebak Selamanya

Ketika saya mengecek area dapur, saya sungguh terkejut sebenar-benarnya terkejut. Bagaimana tidak, area kamar mandi yang letaknya persis di samping dapur sudah digenangi oleh air bah. Tingginya kira-kira semata kaki. Beruntung, ada semacam pembatas kecil yang menahan agar air tak sampai luber ke area dapur.

Pada sekitar pukul 01.30 dini hari, air bah benar-benar bertamu ke dalam rumah. Ia masuk dari sela-sela pintu depan rumah. Pada saat itu, saya mulai ketakutan dan hanya bisa berdoa agar hujan bisa segera reda.

Setelah lama menanti, hujan mulai berhenti secara perlahan menjelang waktu salat Subuh. Sport jantung saya perlahan mulai mereda. Kemudian, saya mulai membersihkan genangan air di lantai kendati mata sudah benar-benar mengantuk.

Di balik musibah banjir di bulan yang katanya penuh cinta ini, saya tetap bersyukur. Pasalnya, air PAM serta listrik di rumah nenek saya tetap beroperasi. Kondisi tersebut sangat kontras dengan kejadian banjir di 2020 lalu. Pada saat itu, kedua layanan vital tersebut terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.

Saya kembali bersyukur dengan tidak adanya banjir susulan yang datang. Tak bisa dibayangkan bagaimana lelahnya saya dan tetangga sekitar yang jadi korban banjir ketika hal tersebut benar-benar datang kembali. Ah, pokoknya repot dah urusannya.

Banjir benar-benar memberi saya pengalaman yang tak terlupakan. Bukan pengalaman yang baik pastinya, melainkan pengalaman yang sangat buruk. Mungkin saya hanya satu dari sekian korban banjir Jakarta yang malam itu benar-benar takut. Bahkan musibah banjir di sekitar rumah mbah saya mungkin bukanlah yang terparah. Tapi, walau bagaimanapun, banjir tetaplah banjir. Menjadi korban banjir yang rumahnya disatroni air bukanlah hal yang menyenangkan.

Ah, semoga saja banjir bisa menghilang dari kota metropolitan yang saya cintai ini. Rasanya nggak lagi-lagi deh saya mau berurusan dengan yang namanya banjir. Pengalaman ini traumatis. Saya bersyukur tidak menjadi korban banjir yang selama berhari-hari rumahnya tergenang dan sulit mendapat akses. Sulit mendapatkan makanan, bahkan tidak bisa melakukan apa pun selain berharap bantuan yang entah datangnya kapan. Semoga seluruh korban bajir di luar sana selalu diberi kekuatan untuk menghadapi musibah ini.

Sumber gambar: Dok. Penulis

BACA JUGA Saatnya Blak-blakan soal Penyebab Banjir Kalimantan Selatan. Sama-sama Tahu lah! dan tulisan Muhammad Fariz Kurniawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2021 oleh

Tags: banjir jakartabencana alam
Muhammad Fariz Kurniawan

Muhammad Fariz Kurniawan

Saya merupakan penulis pemula. Saya hobi menggambar di mana saja.

ArtikelTerkait

3 Rekomendasi Film tentang Bencana Alam selain 2012 yang Bikin Ngeri Terminal Mojok

3 Rekomendasi Film tentang Bencana Alam selain 2012 yang Bikin Ngeri

29 Mei 2022
Siap Sedia Hadapi Bencana dengan Tas Siaga Bencana Terminal Mojok

Siap Sedia Hadapi Bencana dengan Tas Siaga Bencana

22 November 2022
Alarm Merah untuk Bandungan: Bencana yang Mengintai di Balik Masifnya Pembangunan

Alarm Merah untuk Bandungan: Bencana yang Mengintai di Balik Masifnya Pembangunan

10 Januari 2023
Ampun Dah, Memahami Dark Joke Coki Pardede Emang Susah

Ampun Dah, Memahami Dark Joke Coki Pardede Emang Susah

2 Januari 2020
Jangan Naik Transjakarta Saat Hujan Lebat kalau Nggak Mau Terjebak Selamanya

Jangan Naik Transjakarta Saat Hujan Lebat kalau Nggak Mau Terjebak Selamanya

12 April 2024
Poster Duka Bencana Alam Harus Bebas Wajah Politikus dan Tokoh Masyarakat terminal mojok.co

Poster Duka Bencana Alam Harus Bebas Wajah Politikus dan Tokoh Masyarakat

9 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.