Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pengalaman Nonton Langsung Sound Horeg: Bikin Pusing, Mual, dan Telinga Berdengung Berhari-Hari

Iqbal AR oleh Iqbal AR
17 Agustus 2024
A A
Pengalaman Nonton Langsung Sound Horeg: Bikin Pusing, Mual, dan Telinga Berdengung Berhari-Hari

Pengalaman Nonton Langsung Sound Horeg: Bikin Pusing, Mual, dan Telinga Berdengung Berhari-Hari

Share on FacebookShare on Twitter

Perbincangan mengenai sound horeg ini ternyata tidak habis-habis—sebagaimana mudharat-nya. Perbincangannya pun masih seputar itu-itu saja. Tentang bahaya dari paparan suara yang dihasilkan, tentang kerugian masyarakat yang diakibatkan, dan tentang wacana aneh bahwa sound horeg akan dijadikan semacam kekayaan budaya di wilayah Malang.

Sebagai warga Malang Raya, saya tentu sudah cukup akrab dengan sound horeg. Kalian tahu sendiri, sound horeg ini masif sekali di wilayah Malang Raya. Pamor acara sound horeg (orang-orang biasa menyebutnya dengan cek sound) di Malang Raya bisa semasif acara-acara semacam DWP. Dentum suara menggelegar, sorot lampu warna-warni yang liar, dan gerak dansa manusia lintas usia.

Tapi, hanya karena akrab, bukan berarti saya suka. Tidak. Saya nggak suka dengan sound horeg ini. Terlebih setelah apa yang badan saya rasakan akibat terpapar sound tersebut. Saya sebenarnya tidak pernah meniatkan secara khusus untuk menonton, sih. Beberapa kali saya menonton acara sound horeg ini karena yang mengadakan adalah orang-orang di kampung saya, dan saya dimintai bantuan untuk mengatur sebagian acaranya.

Selain itu, pernah juga sekali saya “terjebak” di antara sound horeg ini karena ikut karnaval—di mana kelompok saya berada di antara dua kelompok yang membawa sound tersebut. Kebayang, kan, betapa tersiksanya saya berada berjam-jam di sana, terpapar dentuman suara keras? Inilah yang saya rasakan.

Bikin telinga pengang berhari-hari

Satu hal yang pasti saya rasakan ketika menonton acara sound horeg adalah telinga pengang. Tidak hanya telinga pengang biasa, tapi pengang yang sampai berdengung, dan itu kadang bisa sampai tiga hari. Itulah yang selalu saya rasakan tiap kali beres nonton acara sound horeg. Efek ini pula yang membuat saya kapok dan nggak mau lagi dekat-dekat dengan sound tersebut.

Ya bayangkan saja, di acara sound horeg itu, saya selama setidaknya dua atau tiga jam terpapar dengan dentuman bising musik sekeras itu, dengan bass yang menggelegar. Belum lagi jarak dari speaker ke telinga yang hanya sekitar 5-20 meter (bahkan ada yang lebih dekat). Wajar jika telinga saya pengang, bahkan sempat sakit. Lha wong desibel yang dihasilkan dari sound horeg ini memang tidak aman untuk telinga manusia.

Tahu, nggak, berapa rata-rata desibel dari sound horeg? 120-135 desibel. Tahu, nggak, berapa rekomendasi aman dari WHO terkait desibel suara untuk telinga manusia? Di bawah 70 desibel. Jangankan sampi 120-135 desibel, suara yang menyentuh angka 85 desibel atau lebih saja sudah kurang aman bagi telinga manusia jika terpapar lebih dari 4-8 jam. Tahu, nggak, berapa waktu aman bagi telinga manusia untuk terpapar dentuman suara sekitar 135 desibel? Kurang dari satu detik!

Maka reaksi telinga saya yang sakit dan pengang berhari-hari akibat terpapar sound horeg beberapa kali ini wajar banget. Pakai earplug juga nggak banyak menolong, meski sedikit meredam. Yang nggak wajar adalah orang-orang yang tidak mengindahkan bahaya sound horeg ini, dan malah terus melakukannya seakan semuanya biasa-biasa saja, tidak ada bahaya yang mengintai.

Baca Juga:

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Fatwa Haram MUI Nggak Ngefek untuk Sound Horeg yang Tetap Berjalan Hingga Pasangkan Logo Halal, Bukti yang Keras Bukan Cuma Suara Horeg, tapi Juga Kepala Kebanyakan Manusia

Bikin pusing dan mual

Nggak hanya telinga pengang, sound horeg juga bikin kepala saya pusing dan perut saya mual. Sebab acara ini sepaket dengan pertunjukan lampu warna-warni yang bergerak liar. Lampu warna-warni ini kalau kena mata, terutama mata saya, sudah pasti bikin pusing dan mual.

Bayangkan saja, saya berjam-jam terpapar dentuman suara kencang dan terus-menerus yang menyentuh angka lebih dari 120 desibel saja sudah bikin telinga pengang, ditambah terkena sorot lampu warna-warni yang bergerak liar mengikuti irama. Ya remuk badan saya. Apalagi saya memang kurang bisa mentolerir suara keras dan sorot lampu warna-warni. Telinga sudah pasti pengang, kepala pasti pusing, dan perut selalu mual. Full mudharat!

Saya benar-benar kapok dengan sound ini. Akhir Agustus ini saja, di desa saya akan ada karnaval desa, dan kelompok pemuda di desa saya ingin menampilkan pertunjukan dengan sound horeg. Saya memutuskan untuk tidak ikut, meski diajak. Saya kapok, saya masih sayang sama badan saya.

Silakan anggap saya terlalu norak, silakan juga anggap saya terlalu kampungan karena nggak bisa menerima dan menikmati sound horeg beserta lampu sorot warna-warninya. Mungkin juga saya norak, mungkin juga saya kampungan, atau mungkin saya terlalu lebay. Namun, setidaknya isi kepala saya masih normal dengan paham apa yang aman dan apa yang bahaya. Dan terkait sound sejauh ini, saya rasa nggak ada manusia normal dan waras yang berpikir itu aman.

Sound horeg memang penuh mudharat

Saya merasakan sendiri efek dari paparan sound ini. Nggak ada enaknya di badan, terutama di telinga. Saya juga yakin bahwa bukan hanya saya yang merasakan mudharat dari sound horeg ini. Ada banyak orang lain yang merasakan apa yang saya rasakan. Tapi ya apa boleh buat, orang-orang yang “pro” ini punya backing-an kekuatan yang lebih besar dari masyarakat sipil seperti saya.

Seperti yang pernah saya tulis tahun lalu, bahwa sound horeg ini sebenarnya “hiburan” yang hanya memuaskan ego segelintir orang saja. Mereka seakan nggak peduli dengan keadaan orang banyak. Mereka nggak peduli dengan orang-orang yang tidak bisa terpapar dentuman suara keras seperti anak bayi, orang sakit, atau lansia. Pun, mereka juga nggak peduli ada rumah yang retak atau hancur karena sound.

Dan mereka nggak peduli bahwa suara dari sound horeg ini sama sekali nggak aman untuk telinga manusia. Sama sekali nggak aman. Mereka nggak peduli, yang penting horeg.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Karnaval Sound System di Malang, Hiburan yang Sama Sekali Nggak Menghibur. Hiburan kok Bikin Budek dan Merusak Fasilitas!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2025 oleh

Tags: denging telingakesehatan telingalevel desibel amanPengalamansound horeg
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

bung jebret coach justin UU ITE antikritik mojok

Gara-gara UU ITE, Saya Akhirnya Berteman dengan Pengacara

30 Oktober 2021
Kalau Nggak Mau Pakai Helm, Sebaiknya Jangan Jadi Orang Tua! operasi otak

Pengalaman Menjalani Operasi Otak Akibat Tak Sudi Pakai Helm, Sakitnya Luar Biasa, Hidup Serasa Dijilat Api Neraka

30 Maret 2024
Mitos Seram di Gunungkidul selain Pulung Gantung Terminal Mojok

Pengalaman KKN di Gunungkidul: Warung Tutup Jam 7 Malam dan Menyaksikan Kemenangan Jokowi di Desa Pro Prabowo

4 Agustus 2023
Menyiksa Diri dari Bali ke Jepang Bersama AirAsia, Maskapai LCC Terbaik di Dunia

Menyiksa Diri dari Bali ke Jepang Bersama AirAsia, Maskapai LCC Terbaik di Dunia

15 Maret 2024
Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan suzuki gsx r150 Suzuki GSX-S150 Touring Edition suzuki smash titan suzuki lets

Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan

18 Juni 2023
afrika

Kisah Orang Indonesia yang Mengabdi Hingga ke Afrika

20 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.