• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Naik Bus ALS Medan-Malang, Manajemen Kencing Harus Baik

Alpi Anwar Pulungan oleh Alpi Anwar Pulungan
27 Desember 2020
A A
Pengalaman Naik Bus ALS Medan-Malang, Manajemen Kencing Harus Baik terminal mojok.co

Pengalaman Naik Bus ALS Medan-Malang, Manajemen Kencing Harus Baik terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Melakukan perjalanan jauh selama enam hari lima malam dengan bus merupakan suatu kebanggaan pada satu sisi dan menjadi kesialan pada sisi yang lain. Tak banyak orang yang beruntung mendapatkan pengalaman seperti itu. Terlebih bus yang dinaiki adalah bus ALS, bus biru legend dan si raja jalanan dari Sumatera. Bus yang ketika mengklakson, semua pengendara jalan lain dengan ramahnya memberi ruang.

Saya selalu ingin tertawa ketika mendengar cerita teman tentang keluhannya melakukan perjalanan dari Malang ke tempat asalnya. Seperti teman dari Ponorogo yang pulang ke Malang naik motor. Dia terus mengoceh tentang perjalanannya yang dimulai sehabis subuh yang dingin, berapa kali ia singgah, berapa kecepatan motornya atau sekadar waktu tempuh terbaik yang pernah ia raih.

Saya adalah mahasiswa asal Sumatera Utara yang kuliah di perguruan tinggi terbaik di Kota Malang. Saya ingat betul ketika memutuskan pulang ke Malang naik bus ALS kelas ekonomi pada semester lima kuliah. Saat itu harga tiket pesawat sedang mahal-mahalnya, kisaran dua hingga tiga juta rupiah. Sebenarnya ada tiket yang cukup terjangkau, tetapi bagasi harus bayar, sementara saya membawa banyak barang. Akhirnya saya terpaksa naik bus ALS. Lagi pula tiketnya juga murah, hanya Rp500 ribu (di luar uang makan).

Perjalanan tersebut terasa kurang menyenangkan. Biaya yang murah ternyata sesuai dengan kualitas yang diberikan. Bayangkan saja, bus yang saya tumpangi tidak ada toiletnya, jadi kalau mau kencing atau berak harus menunggu bus singgah. Singgahnya juga hanya dua kali dalam sehari, kecuali kalau mogok, bisa sering singgah. Biasanya bus singgah menjelang siang dan setelah hari cukup gelap. Oleh karena itu, manajemen kencing dan berak harus betul-betul tepat dan baik.

Tidak hanya masalah toilet, selimut dan bantal tidak disediakan, ditambah AC milik saya rusak dan saya tidak memakai alas kaki. Lebih sedihnya, AC milik penumpang di depan saya diarahkan ke belakang. Akhirnya, pada malam harinya saya merasakan dingin yang sungguh keterlaluan, persis seperti malam hari ketika saya berangkat ke Bromo. Dinginnya juancuuuk!!!

Naik bus ALS tidak melulu tentang kesialan. Ada beberapa pengalaman berharga yang saya dapatkan. Seperti tips makan murah. Jangan pernah makan di tempat yang didatangi sopir! Datangilah tempat makan yang berada di seberang atau di dekat tempat makan sopir karena harganya jauh lebih murah. Bisa selisih Rp10 sampai 15 ribu. Ketika ke kamar mandi, sediakan pecahan uang dua ribu untuk pembayaran ketika kencing atau berak. Saya bahkan menyiapkan pecahan dua ribu sebanyak 25 lembar.

Bus terus melaju, melewati kota demi kota. Ketika tak ada kerjaan, saya biasanya mendatangi sopir di depan. Bercakap-cakap tentang jarak, waktu, dan pahit manis hidup di jalanan beraspal. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk akrab dengannya, terlebih ia adalah orang Mandailing dan saya pernah sekolah di sana. Dari pembicaraan dengannya saya tahu kalau dia menjadi sopir setelah tamat SMA. Beberapa kali saya membantunya membersihkan bus. Saya pun diajak makan di ruang sopir.

Hubungan saya dengan para penumpang juga sangat baik tetapi sedikit lucu. Semakin jauh bus melaju semakin saya mengenal mereka. Ketika bus singgah di Padang saya hanya mengetahui nama dan asal mereka. Ketika singgah di Jambi saya tahu tujuan dan alasan mereka merantau. Ketika di Palembang saya mulai tahu bagaimana watak mereka. Saya mengenal mereka sepenuhnya ketika berada di atas kapal penyeberangan di pelabuhan Bakauheni Lampung. Empat jam mengobrol di atas kapal membuat kami layaknya saudara satu keluarga. Kami berbagi makanan dan derita yang sama, bahkan saya tahu seharum apa napas mereka.

Kapal berlabuh dan bus ALS kembali melaju. Tulisan “Welcome To Java Island” terpampang besar di gapura jalan. Bus kemudian berhenti di Tanah Tinggi dan semua penumpang turun. Ketika menuju Tangerang hanya tersisa saya dan seorang wanita paruh baya. Namanya Minarti. Orang Serdang Bedagai yang hendak menghadiri pernikahan adiknya di Jember. Bus terus melaju, melewati tol demi tol kebanggaan Pak Jokowi. Tak ada pemandangan yang menarik selain dinding beton di setiap sisi jalan.

Saya tiba di Terminal Arjosari Malang pada Minggu pagi, setelah enam hari lima malam di perjalanan. Duduk di kursi yang sempit, AC rusak, tak ada toilet, tak ada selimut, dan hal yang tidak mengenakkan lainnya. Pantat saya sudah datar dan punggung serasa mau patah. Apalagi burung saya yang menciut setiap kali ditekan menahan kencing. Tapi, kesialan itu perlahan musnah tatkala saya keluar dari bus. Merasakan udara pagi Kota Malang dengan keadaan sehat dan selamat adalah anugerah yang harus disyukuri.

Pengalaman yang menyenangkan, bukan??

BACA JUGA Dilema Orang Cirebon: Sunda di Tanah Jawa, Jawa di Tanah Sunda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Desember 2020 oleh

Tags: Bustraveling

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Alpi Anwar Pulungan

Alpi Anwar Pulungan

Mahasiswa yang merantau ke Malang hanya karena membaca novel Apa pun Selain Hujan.

ArtikelTerkait

5 PO Legendaris Pulau Jawa, Busnya Masih Masih Aktif Wira-Wiri di Jalanan

5 PO Legendaris Pulau Jawa yang Masih Aktif Wira-wiri di Jalanan

3 Maret 2023
Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan

Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan

26 Februari 2023
3 Hal yang Perlu Dipahami dari Tips Traveling Low Budget

3 Hal yang Perlu Dipahami dari Tips Traveling Low Budget

25 Februari 2023
Restu Panda Sebaik-baiknya Bus untuk Pulang Kampung Terminal Mojok

Restu Panda Surabaya-Ponorogo, Sebaik-baiknya Bus untuk Pulang Kampung

13 Januari 2023
Jangan Naik Bus AKAS NR kalau Mabuk Perjalanan Terminal Mojok

Jangan Naik Bus AKAS NR kalau Gampang Mabuk Perjalanan

5 Januari 2023
Kesan Pertama Naik Trans Mamminasata, BRT-nya Makassar Terminal Mojok

Kesan Pertama Naik Trans Mamminasata, BRT-nya Makassar

6 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
supra X yamaha r15 cbr 150r Kepincut Beli Honda Scoopy Terbaru padahal Baru Saja Kredit Motor terminal mojok.co

Nasib Pengendara Supra Fit Orange yang Selalu Diledek sebagai Tukang Pos

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas terminal mojok.co

Di Madura, Halaman Rumah Luas Adalah Keniscayaan

stasiun citayam kereta api penataran blitar mojok

Seandainya Kereta Api Punya Fasilitas Bagasi Ekstra seperti Pesawat



Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor
Nusantara

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor

oleh Aulia Syahfitri
30 Maret 2023

Tinggal di Dramaga ternyata penuh drama.

Baca selengkapnya
Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

31 Maret 2023
Madura Tidak Butuh Jalan Tol

Madura Tidak Butuh Jalan Tol

30 Maret 2023
Penyanyi Jebolan Indonesian Idol Lagunya Gitu-gitu Aja

Penyanyi Jebolan Indonesian Idol Lagunya Gitu-gitu Aja

1 April 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!