Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Diaz Robigo oleh Diaz Robigo
12 November 2023
A A
Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dunia ini memang brengsek, dan lebih brengseknya lagi, beberapa gelintir manusia harus merasakan kebrengsekan dunia ini dari lapas anak.

Saya sempat menjalani program magang di kampus saya. Saya ditempatkan di sebuah NGO bernama PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Daerah Jambi.

Di PKBI ini saya menjalani 2 bulan magang dan cukup banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari PKBI ini. Dan salah satunya adalah program inklusi yang memberikan pelatihan kepada Andik (Anak Didik) di lapas anak.

Saya tak perlu ceritakan pelatihan apa saja yang diberikan. Kalian sudah pasti tahu. Tapi, pengalaman melihat dunia dari lapas anak inilah yang begitu membekas.

Saya baru tahu ternyata ada lapas untuk anak di bawah 18 tahun. Rasa ingin tahu saya mendorong saya untuk ngobrol dengan para penghuni lapas, tentang kehidupan mereka, dan bagaimana bisa mereka masuk lapas.

Beberapa ceritanya bikin bergidik. Beberapa ceritanya bikin saya mengutuk dunia. Yang jelas, cerita-cerita itu meyakinkan saya, jika ada yang bilang dunia ini adil, baiknya dia membenamkan mukanya ke tempat sampah.

Setelah ngobrol dengan beberapa orang, ternyata ada 4 kasus yang menjadi top ranking di sana. Saya pun kaget karena kenakalan remaja sekarang sudah sejauh itu. Sangat berbeda dengan zaman saya dulu.

Yang membuat mereka mendekam di lapas anak

Yang pertama adalah kasus narkoba. Ada beberapa orang yang saya tanyai terkena kasus narkoba dan seringnya mereka ini sebagai kurir mengantarkan paket narkoba. Setelah saya tanyai lebih jauh mengapa mereka terjerumus ke dunia gelap seperti itu ternyata ada beberapa faktor dan masalahnya cukup kompleks.

Baca Juga:

Purwokerto yang Sejuk dan Tenteram Mulai Menjelma Menjadi Kota yang Tidak Aman Bagi Mahasiswa Pendatang

Ejekan Nama Bapak yang Menciptakan 6 Momen Menyebalkan

Mulai dari tidak harmonisnya keluarga, lingkungan pergaulan, juga ekonomi. Ketiga faktor tadi sangat berpengaruh kenapa mereka terjerumus dan menjadi kurir narkoba.

Yang kedua yaitu kasus seksual. Ada beberapa Andik yang mendekam di lapas anak karena terjerat kasus seksual akibat dilaporkan oleh pihak keluarga perempuan yang tidak terima anaknya telah disetubuhi.

Ketika saya tanyai apakah kamu memaksa dia menjawab jika hal itu terjadi benar-benar tanpa paksaan jadi atas dasar suka sama suka. Namun karena undang-undang kita mengatakan anak di bawah 18 tahun masih di bawah tanggung jawab orang tuanya. Jadi apabila orang tuanya tidak terima dan melaporkan maka si pacar anaknya tersebut pun bisa terjerat kasus asusila.

Kemudian yang ketiga lebih mind blowing lagi bagi saya, ada yang masuk lapas anak karena kasus perdagangan orang. Tentu saja yang saya maksud perdagangan orang ini bukan menjual organ tubuh, tetapi lebih tepatnya menjajakan seks. Dan pelakunya ini masih duduk di bangku SMP dan SMA.

Dan yang terakhir yaitu kasus geng motor. Tentu saja kasus ini sudah tidak asing lagi di telinga kita.

Tak perlu menghakimi, kita sendiri jauh dari kata suci

Ketika mendengar cerita mereka, saya tak ingin menghakimi. Saya kira tak satu pun orang ingin ada berada dalam sepatu mereka. Untuk apa juga saya menghakimi, toh, saya tak hebat-hebat amat hingga jadi posisi moral.

Tapi saya membayangkan hidup-hidup mereka seusai dari lapas anak. Bisa jadi hidup mereka yang sudah berat jadi makin berat. Society akan membenci mereka, seakan-akan kulit mereka penuh borok bernanah yang berbau. Atau bisa jadi mereka menemukan terang yang selama ini tak pernah mereka lihat. Bukankah setelah gelap yang paling pekat, katanya, terang yang menusuk mata akan tampak?

Itulah pengalaman saya mengunjungi lapas anak. Apa pun pikiran kalian, tahan. Mereka sudah menjalani hukuman mereka. Berubah atau tidak, itu urusan mereka. Jauh lebih banyak hal yang bisa dihakimi ketimbang hidup mereka. Kekejian Israel, misalnya.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mantan Penghuni Lapas Bercerita Bagaimana Rokok Menjadi Mata Uang di Penjara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 November 2023 oleh

Tags: kenakalan remajalapas anakpidana asusila
Diaz Robigo

Diaz Robigo

ArtikelTerkait

pelajaran olahraga

Kita Semua Suka Pelajaran Olahraga

14 Agustus 2019
Purwokerto Mulai Tidak Aman Bagi Mahasiswa Pendatang (Unsplash)

Purwokerto yang Sejuk dan Tenteram Mulai Menjelma Menjadi Kota yang Tidak Aman Bagi Mahasiswa Pendatang

5 November 2023
posisi duduk

Posisi Duduk Saat Belajar di Kelas dan Segala Mitosnya

5 Oktober 2019
Memahami Perasaan Anak Ayam Warna-warni yang Dijual di Pasar terminal mojok.co

Pemberian Anak Ayam Pada Pelajar di Bandung: Terobosan Cerdas yang Nggak Dimiliki Kepala Daerah Lainnya!

22 Oktober 2019
kantin

Kantin Kejujuran dan Perilaku Darmaji (Dahar Lima Ngaku Siji)

29 Juli 2019
tato

Tato Bukan Ukuran Seseorang Jahat atau Tidak

17 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.