ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Rizki Rukyanti oleh Rizki Rukyanti
15 November 2020
A A
Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia terminal mojok.co

Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini aku berkesempatan ke Kalimantan dalam rangka melakukan penelitian populasi satwa endemik yaitu satwa dari jenis enggang penghuni Hutan Kalimantan dan penyadartahuan masyarakat. Salut! Ucapku seketika dalam perjalanan menuju desa dekat perbatasan Indonesia dan Malaysia. Desa itu bernama Desa Langau yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat.

Kondisi yang gersang karena pohon rindang sudah diganti dengan kelapa sawit, kondisi jalanan aspal yang rusak sebagian dan selebihnya tanah merah yang terjal begitu juga kami harus menyebrangi anak sungai. Beruntungnya kali ini tidak turun hujan sehingga kami tidak perlu bersiap mengeluarkan tenaga untuk mendorong mobil yang tersangkut di lumpur dan kami tak perlu menunggu semalaman karena sungai yang harus kami lewati debitnya tinggi.

Masyarakat di sini cukup menyambut dengan hangat saat kami tiba. Sesekali aku melirik ke arah luar melihat bentang alam sekitar dan ya, pemandangan yang jarang kutemui di daerahku. Di sini banyak hewan yang bebas berkeliaran seperti ayam, kucing, anjing, bahkan babi. Mayoritas masyarakat di Desa Langau menganut agama Katolik namun ada juga beberapa keluarga yang memeluk agama Islam dan mereka hidup harmonis.

Aku menginap di rumah kepala suku selama sepuluh hari dan aku bertugas untuk melakukan kampanye penyadartahuan bersama dua rekan dari tim dan sebagian menuju ke hutan bersama masyarakat sekitar. Aku akan hidup bersama mereka selama sepuluh hari, mencoba untuk mengenal lebih dalam, mencari informasi akan adat istiadat Desa Langau dan pengetahuan mereka akan konservasi.

Kondisi pertama yang aku perhatikan adalah sumber daya listrik. Untuk kita yang berdomisili di Pulau Jawa atau mungkin di kota-kota yang terbiasa dengan listrik 24 jam penuh, tidak berlaku di sini. Listrik hanya ada selama 12 jam saat malam hari bahkan sering kali kurang dari itu. Bayangkan di zaman yang sudah canggih saja saudara kita masih sangat kekurangan. Mereka harus sedia genset, padahal harga bensin pun tidaklah mudah disana.

Air sumber kehidupan kita semua hanya sampai ke rumah-rumah kalau hujan lebat, sedangkan jika tidak hujan, masyarakat Desa Langau harus ke sungai. Padahal air sungai tampak kurang layak karena warna airnya coklat tidak jernih.

Di Desa Langau hanya tersedia satu Sekolah Dasar dan kalau mereka ingin melanjutkan sekolah, mereka harus pergi ke kota atau berjalan kaki ke kampung sebelah. Dinding sekolahnya terbuat dari kayu begitu juga lantainya. Kondisi sekolah pun berdebu dan panas saat siang hari. Tak terbayang bagaimana rasanya menjadi mereka, siswa dipaksa nyaman dengan kondisi seperti ini.

Bahkan sarana-prasarana Desa Langau sangat memprihatinkan. Toilet yang hancur, atap dan lantai yang sudah bolong. Tuhan, andai aku bisa membantu mereka. Tenaga pengajar di sekolah kurang dari 10 orang, begitu juga dengan jumlah siswanya yang sedikit. Hal ini tidak lantas membuat mereka diam, sekolah tetap berjalan dengan kondisi yang ada. 

Fenomena unik yang kutemukan di Desa Langau ini adalah masyarakatnya baru menggunakan mata uang rupiah kurang lebih 6 tahun terakhir. Sebelumnya mereka menggunakan ringgit untuk alat tukar transaksi. 

Di sini teknologi sangat jauh berbeda dengan kita masyarakat Pulau Jawa, namun mereka mengenal grup band asal Korea Selatan. Suatu fenomena menarik bagiku karena kondisi di sini tidak ada sinyal bahkan provider terbaik sekalipun sinyalnya naik-turun.

Mereka ternyata menggunakan provider asal Malaysia dan sudah berkualitas 4G. Mengherankan. Mayoritas masyarakat berkebun dan bekerja di perusahaan kelapa sawit bahkan tak sedikit juga yang merantau ke Malaysia. Begitu juga untuk berbelanja, tukang sayur yang datang dari negeri seberang.

Waktuku hanya sebentar saat menjajaki Desa Langau, namun pelajaran dan hikmah yang diambil tidak sedikit. Masyarakat di sana mengajarkan untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan, walau tidak banyak, namun mereka berkecukupan. Aku juga berharap semoga kelak dari salah satu anak yang aku temui di sana bisa berjuang dan sukses sehingga bisa memajukan desanya sendiri. Mereka ada, mereka juga warga Indonesia.

BACA JUGA Jangan Jadikan Ritual Minta Bunga sebagai Kebiasaan Sepulang Bertamu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2020 oleh

Tags: kalimantantraveling
Rizki Rukyanti

Rizki Rukyanti

Saya Rizki Rukyanti umur saya 23 tahun. Saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca. Semoga pembaca bisa menikmati dan ikut merasakan.

ArtikelTerkait

Tempe Kemul, Bukan Mendoan dan Tempe Tepung. Ini Tempe Aliran 'Keras' terminal mojok.co

7 Makanan Khas Wonosobo Selain Mi Ongklok yang Nggak Kalah ‘Nylekamin’

5 Oktober 2020
FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

30 Juni 2022
Nggak Cuma Kalimantan, Banten, atau Banyuwangi, Lombok Juga Punya Sihir Antik

Nggak Cuma Kalimantan, Banten, atau Banyuwangi, Lombok Juga Punya Sihir Antik

18 April 2020
Menjawab Tudingan Orang-orang yang Belum Pernah ke Luar Negeri Tentang Singapura yang Katanya Nggak Beda Jauh sama Indonesia terminal mojok

Menjawab Tudingan Orang-orang yang Belum Pernah ke Luar Negeri Tentang Singapura yang Katanya Nggak Beda Jauh sama Indonesia

18 Juli 2021
3 Hal yang Perlu Dipahami dari Tips Traveling Low Budget

3 Hal yang Perlu Dipahami dari Tips Traveling Low Budget

25 Februari 2023
kabut asap

Kabut Asap Merajalela: Pentingnya Aksi dan Kolaborasi Daripada Saling Menyalahkan

16 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Alasan Alarm HP Nggak Terlalu Ngaruh buat Bangunin Orang

Tips Bangun Pagi ala Santri Biar Nggak Tergiur Tidur Lagi

Bagi Saya, Trans 7 Adalah Channel TV Terbaik Saat Ini terminal mojok.co

Bagi Saya, Trans 7 Adalah Channel TV Terbaik Saat Ini

Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan terminal mojok.co

Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan

Terpopuler Sepekan

Final Destination Bloodlines Sukses Membangkitkan Kembali Trauma Menahun yang Saya Kubur Dalam-dalam

Final Destination Bloodlines Sukses Membangkitkan Kembali Trauma Menahun yang Saya Kubur Dalam-dalam

16 Mei 2025
Kisah Mahasiswa Nasakom Menyelamatkan Nasib Saya (Unsplash)

Jangan Remehkan Mahasiswa Nasakom (Nasib Satu Koma): Mereka Menyelamatkan Saya dari Kehidupan Kampus yang Monoton

16 Mei 2025
Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

13 Mei 2025
Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland? Mojok.co

Sisi Baik Sewon Bantul, Tempat Tinggal Paling Menyenangkan yang Tidak Banyak Orang Tahu

13 Mei 2025
Keresahan Saya Jadi Orang Cianjur, Daerah dengan SDM Terendah di Jawa Barat: Nggak Terima, sekalipun Itu Benar

Keresahan Saya Jadi Orang Cianjur, Daerah dengan SDM Terendah di Jawa Barat: Nggak Terima, sekalipun Itu Benar

16 Mei 2025
3 Cara Jitu Menghemat Uang Bulanan Selama Menjadi Mahasiswa UIN Jogja yang Terbukti Ampuh

3 Cara Jitu Menghemat Uang Bulanan Selama Menjadi Mahasiswa UIN Jogja yang Terbukti Ampuh

14 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat
  • Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”
  • Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan
  • Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung
  • Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker
  • Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Orang Tua soal Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang Tetangga

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.