Belakangan, mencari lowongan kerja menjadi lebih sulit. Sebuah kondisi yang membuat sebagian orang kudu lebih kreatif menemukan pekerjaan sesuai keahlian dan minat. Salah satu solusi yang muncul adalah menjadi guru, terutama guru swasta yang menjamur di hampir setiap tempat. Meski terlihat sebagai peluang emas, menjadi guru swasta bukan pilihan seindah yang terlihat, terutama ketika berbicara soal gaji.
Banyak yang menganggap guru swasta sebagai pilihan tepat. Orang menganggap profesi ini lebih fleksibel. Selain itu, menjadi guru swasta mampu memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan guru di sekolah negeri.
Namun, nyatanya, menjadi guru di lembaga swasta juga memiliki sejumlah tantangan. Khususnya terkait gaji yang seringnya cuma menjadi bahan candaan. Bahkan, besaran gaji yang digadang-gadang sebesar UMR, hanyalah ilusi semata. Perlu kamu tahu kalau gaji guru swasta bisa sangat rendah karena kurangnya dana alokasi untuk tenaga pendidik.
Pengalaman teman saya menjadi guru swasta
Teman saya ada yang merupakan seorang guru swasta. Salah satu tantangan yang dia hadapi adalah kudu serba bisa. Guru di lembaga swasta sering tidak hanya mengajar 1 mata pelajaran. Mereka harus bisa mengambil peran sebagai pembimbing, pengawas ekstrakurikuler, dan bahkan menjadi koordinator acara sekolah. Tantangan ini membuat seorang guru harus memiliki kemampuan manajemen waktu dan multitasking yang tinggi.
Namun, ironisnya, gajinya tidak sebanding dengan tuntutan yang muncul. Meskipun dianggap lebih “kaya” daripada guru di sekolah negeri, realitasnya cukup menyedihkan. Sebagian besar lembaga pendidikan swasta lebih memprioritaskan pengalokasian biaya pada sarana prasarana. Misalnya seperti fasilitas gedung, perpustakaan, dan laboratorium, daripada memberikan gaji yang layak kepada guru.
Kalau tidak ada anggaran mau apa?
Alasan guru swasta memiliki gaji rendah karena sekolah memiliki anggaran gaji dari pihak lembaga yang berdiri. Misalnya seperti pemerintah atau swasta sebagai pemberi modal. Sehingga, uang SPP siswa yang lebih mahal daripada negeri digunakan untuk alokasi lain.
Gaji mereka juga sering menjadi bahan candaan di kalangan sesama pendidik. Padahal, mereka memiliki tanggung jawab yang sama besarnya seperti guru-guru di sekolah negeri. Beberapa dari mereka bahkan terpaksa memiliki pekerjaan sampingan atau mengajar di lembaga lain hanya demi memenuhi kebutuhan hidup.
Perlu ada kesadaran lebih lanjut dari pihak lembaga pendidikan swasta dan pemerintah terkait pentingnya memberikan apresiasi yang lebih besar. Sebuah iklim pendidikan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh sarana prasarana, tetapi juga oleh kualitas guru yang berkualifikasi dan termotivasi.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Suka Duka Menjadi Asisten Guru SD Swasta
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.