Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Pembajakan Buku Tak Hanya Merugikan Penerbit, tapi Juga Pembaca!

Diaz Robigo oleh Diaz Robigo
1 Juli 2023
A A
Pembajakan Buku Tak Hanya Merugikan Penerbit, tapi Juga Pembaca!

Pembajakan Buku Tak Hanya Merugikan Penerbit, tapi Juga Pembaca! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pembaca justru jadi pihak yang paling dirugikan oleh pembajakan buku

Semenjak saya mulai menyukai menulis, saya yang polos ini baru mengetahui ternyata membuat karya tulis itu tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, banyak waktu, uang dan tenaga yang dikorbankan demi terwujudnya sebuah karya tulis. Berangkat dari situlah saya jadi respect dengan yang namanya sebuah karya tulis terutama buku.

Aksi nyata saya menghargai para penulis dengan cara berusaha untuk membeli buku original. Kalau tidak mampu membelinya saya akan meminjamnya ke perpustakaan ataupun teman.

Namun melihat realitas maraknya pembajakan buku membuat saya miris, bahkan menurut saya permasalahan ini sudah masuk ke tahap stadium akhir. Sebab, permasalahan ini mengakibatkan ekosistem perbukuan menjadi tidak sehat lagi. Bahkan tak berlebihan jika ada yang bilang tinggal menunggu waktu industri perbukuan bakal benar-benar mati. Sebab melihat sampai sekarang isu ini belum ada titik terangnya.

Dilansir dari kompas.com, berdasarkan survei Ikapi pada 2021, sekitar 75 persen penerbit menemukan buku terbitan mereka dibajak dan dijual di lokapasar. Survei ini melibatkan lebih dari 130 penerbit. Kerugian akibat pembajakan buku ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah. Tentu saja hal ini sangat membuat resah industri perbukuan.

Saat ini para pembajak buku sudah tidak lagi mempunyai rasa malu. Mereka sudah terang-terangan menjual buku bajakannya di market place dengan harga murah. Bagaimana tidak murah, mereka hanya perlu mengeluarkan uang untuk mencetak saja. Tidak perlu membayar royalti kepada penulis, tidak perlu bayar untuk desain cover, juga keperluan yang lain untuk memproduksi buku hingga siap dipasarkan di toko buku.

Industri buku tak hanya tentang penulis

Banyak pihak yang dirugikan dari aksi pembajakan buku tersebut. Industri buku tidak hanya melibatkan penulis saja. Tetapi ada editor, desainer, ilustrator, penerjemah, penyadur, percetakan, penerbit, hingga toko buku. Tentu saja isu pembajakan buku ini merupakan isu yang begitu kompleks karena melibatkan banyak pihak mulai dari ketegasan pemerintah untuk membuat regulasi yang tegas. Market place yang harusnya memblacklist para pembajak toko buku yang membuka toko di tempatnya, kemudian mengedukasi masyarakat agar tidak membeli buku bajakan.

Banyak penulis yang paling gencar terhadap isu ini. Salah satunya adalah Tere Liye, penulis novel best selller ini seringkali membuat kritikan terhadap para pembajak buku melalui akun official media sosialnya. Bahkan kritikan ini sampai dimasukkan ke dalam cerita novelnya yang berjudul “Tanah Para Bandit.”

Baca Juga:

Dilema Coffee Shop di Kabupaten: Hidup Segan, Mati kok Udah Keluar Modal Banyak, Pusing!

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

Dalam satu kesempatan saya pernah melihat seminar Tere Liye di YouTube. Beliau ditanyai oleh audiens terkait bagaimana tanggapannya sebagai penulis terkait maraknya pembajakan buku. Menurut saya tanggapannya Tere Liye ini begitu menohok. Beliau menjawab, sebenarnya dengan maraknya pembajakan buku ini, pihak yang paling dirugikan adalah para pembaca.

Pembaca adalah pihak yang paling dirugikan oleh pembajakan buku

Lho kalian kaget kalau pembaca malah jadi pihak yang paling dirugikan? Bukannya pembaca malah senang dapat buku murah? Iya, itu memang alasan yang paling lumrah. Lumrah dianggap salah maksudnya.

Mungkin mereka saat ini senang membeli buku dengan harga miring. Namun di tahun yang akan datang, para pembaca ini akan sedih karena nantinya bakal banyak penulis yang memutuskan untuk tidak menulis buku lagi. Untuk apa dia capek-capek menulis tapi karyanya tidak dihargai dan malah dicuri?

Membeli buku bajakan memanglah sangat menggoda, karena dengan harga yang miring serta kualitasnya tidak jauh berbeda dengan buku yang asli. Apalagi untuk pembaca awam dan minim dana seperti saya 5 tahun silam. Tetapi kelalaian ini tidak boleh menjadi kebiasaan buruk yang terus dilestarikan. Para pembaca harus mengetahui jika hal yang mereka lakukan, yaitu membeli buku bajakan, berarti merusak masa depan dunia perbukuan di Indonesia.

Buku bukan hanya kumpulan kertas saja, tapi sebuah produk intelektual yang melibatkan banyak pihak di dalam proses penciptaannya. Oleh sebab itu kita harus bisa lebih menghargai dengan cara membeli buku yang asli.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Predikat Cum Laude Jadi Penting karena Manusia Terobsesi dengan Kecepatan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2023 oleh

Tags: dunia literasikerugianpembacapembajakan buku
Diaz Robigo

Diaz Robigo

ArtikelTerkait

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

16 April 2024
bertani

Kebiasaan Latah dalam Bertani, Jalan Pintas untuk Merugi

18 Desember 2021
Dosa Franchise Kopi Kekinian: Janjinya Mandi Cuan, Realitasnya Bisnis Coffee Shopmu Mati Mengenaskan!

Dosa Franchise Kopi Kekinian: Janjinya Mandi Cuan, Realitasnya Bisnismu Mati Mengenaskan!

10 November 2023
Minta Es Batu di Kedai Kopi Itu Sesekali Nggak Apa-apa, kalau Tiap Hari Nah Baru Bagusnya Dilempar Batu

Minta Es Batu di Kedai Kopi Itu Sesekali Nggak Apa-apa, kalau Tiap Hari Nah Baru Bagusnya Dilempar Batu

29 November 2023
Pertashop Bangkrut Justru Bikin Repot: Laporan Langsung dari Pelanggan Bensin Pertamina

Pertashop Bangkrut Justru Bikin Repot: Laporan Langsung dari Pelanggan Bensin Pertamina

21 Januari 2023
Dilema Coffee Shop di Kabupaten: Hidup Segan, Mati kok Udah Keluar Modal Banyak, Pusing!

Dilema Coffee Shop di Kabupaten: Hidup Segan, Mati kok Udah Keluar Modal Banyak, Pusing!

10 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.