Tanpa bertele-tele, tanpa salam pembukaan, tanpa sambutan, dan semacamnya, langsung saja, saya hendak bertanya dengan sangat sederhana, khususnya diperuntukkan bagi pemangku kebijakan di Kabupaten Gresik. Jadi mohon maaf loh sebelumnya, pelebaran jalan Daendels itu buat siapa sih sebetulnya?
Jalan raya di sekitaran tugu kecamatan Manyar itu loh, buat siapa sih kok sampe ngorbanin 199 kios pedagang kaki lima yang berada di bahu sebelah utara jalan? Itu belum keitung sama tukang tambal, pedagang cilok, pedagang pentol khas Gresik yang juga jadi korban.
Bagi para pembaca, kalau yang belum tau, sebagai disclaimer saja, bahwa Jalan Daendels ini sebenarnya merupakan jalan yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur di pantai utara pulau Jawa. Jadi, cukup panjang dan salah satu daerah yang dilaluinya yakni Kabupaten Gresik. Konon sejarahnya, jalan ini sudah ada semenjak abad ke-4, era kerajaan-kerajaan di Jawa masih berkuasa. Kala itu jalan ini menjadi jalur upeti kerajaan.
Namun, di era kompeni, masa-masa Belanda masih berkuasa, tepatnya pada 1808 hingga 1811, jalan ini mulai dibangun dengan sedikit modern. Pembangunan jalan Daendels ini atas instruksi Gubernur Jendral Kolonial Belanda, Herman Willem Daendels. Jadi, nggak mengherankan ketika nama jalan tersebut yakni Daendels. Kita mewarisi peninggalan kolonial.
Beneran Jalan Daendels Gresik diperlebar karena gara-gara macet?
Oke, kembali ke kasus pelebaran jalan Daendels di kecamatan Manyar, Gresik. Yang katanya terlalu sempit untuk dilalui dua truk tronton dengan arah yang berbeda, hingga mengakibatkan kemacetan. Mohon maaf loh, Pak, Bu, pimpinan daerah, saya sedikit cross check aja, apa benar gara-gara kemacetan itu dibela-belain ngelebarin jalan hingga mengusir para PKL?
Kalau gara-gara macet, mohon maaf loh ya sekali lagi, pak, bu, pimpinan daerah, yang bikin macet itu bukan kendaraan-kendaraan pribadi masyarakat. Melainkan ya gara-gara kendaraan-kendaraan berat tuh, milik perusahaan-perusahaan besar di kecamatan Manyar. Kami selaku masyarakat biasa berusaha memaklumi karena daerah ini memang salah satu pusat industri di Kabupaten Gresik.
Saya sedikit heran saja, pelebaran Jalan Daendels di kecamatan Manyar ini kok bertepatan pasca berdirinya perusahaan nikel di kecamatan tersebut. Kok, pas banget gitu, lo. Saya bukannya mau suuzan atau bagaimana ya, tapi memang Indonesia sekarang lagi naik daun gara-gara melimpahnya nikel.
Menurut data US Geological Survey saja, mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai pemain utama nikel dunia dengan cadangan nikel mencapai 21 juta metrik ton. Nggak main-main emang Indonesia saat ini. Dan, salah satu perusahaan nikelnya berada di Kabupaten Gresik.
Jadi, nggak mengherankan ketika Jalan Daendels sebagai akses utama truk-truk tronton itu diperlebar. Toh NJOP dan PBB yang masuk kas daerah tertinggi dari perusahaan-perusahaan itu, bukan dari masyarakat setempat, apalagi PKL.
Eh, maksud saya bukan begitu. Pelebaran jalan itu biar masyarakat nggak kena macet di jalan Daendels Kecamatan Manyar. Toh, jalannya juga kan sempit hanya muat untuk dua truk tronton. Jadi, biar lancar nggak menghambat perjalanan masyarakat makanya diperlebar. Begitu kan pak, bu, pimpinan daerah Gresik, yang hendak kalian inginkan?
Lalu, masih ada satu PR lagi terkait hal ini: relokasi kios.